Konsumsi 30 Persen Kalori yang Bersumber dari Protein Dapat Mengurangi Nafsu Makan, Begini Ulasannya

Penulis: Irma Rahmasari
Editor: Melia Istighfaroh
Ilustrasi protein yang baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh, berikut ulasan Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi

TRIBUNHEALTH.COM - Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi menyebutkan saat menjalankan ibadah puasa asupan nutrisi harus tetap seimbang.

Asupan nutrisi yang seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan juga buah.

Meskipun asupan nutrisi harus seimbang, namun sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan agar kesehatan tubuh tetap terjaga selama puasa ramadan.

Dilansir TribunHealth.com, Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

Baca juga: Tips Jaga Daya Tahan Tubuh selama Puasa Ramadhan, Termasuk Cukupi Kebutuhan Vitamin dan Air

ilustrasi makanan tinggi karbohidrat, berikut ulasan Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi (health.kompas.com)

Baca juga: Dokter Obstetri dan Ginekologi Jelaskan Kriteria Boleh atau Tidaknya Ibu Hamil Puasa Ramadhan

Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi menyarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan baik dari segi karbohidrat ataupun segi protein.

Ia mengimbau untuk memilih salah satu jenis protein yang dikonsumsi agar konsumsi protein tidak dobel dan tidak berlebihan.

"Misalnya protein hewani pilih telur saja atau ayam aja, jangan ayam dan telur."

"Begitu juga protein nabatinya pilih salah satu tahu atau tempe," jelas Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi.

Pasalnya jika seseorang mengkonsumsi dobel protein menyebabkan energi di dalam tubuh jika dihitung akan terlalu tinggi.

Baca juga: Semangka Bagus dalam Menghidrasi Tubuh, Cocok Dimakan saat Buka Puasa Ramadhan

Ilustrasi protein hewani yang baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh, berikut ulasan Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi (health.kompas.com)

Baca juga: Sering Dijadikan Takjil saat Ramadhan, Labu Bermanfaat untuk Orang dengan Masalah Kesehatan Ini

Berikut ini produk yang dapat dikonsumsi saat berbuka puasa ataupun saat sahur, klik di sini untuk mendapatkannya.

Dalam keadaan normal ketika tidak menjalankan ibadah puasa, konsumsi karbohidrat idealnya adalah 55-60 persen dari asupan energi yang di makan.

Untuk lemak sekitar 20-30 persen, protein 15-20 persen, oleh karena itu sebaiknya hindari makanan-makanan yang energinya tinggi terutama karbohidrat.

Menurut penuturan Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi, hasil penelitian di banyak negara muslim menunjukkan bahwa konsumsi 30 % kalori yang bersumber dari protein itu dapat mengurangi nafsu makan.

"Jadi buat masyarakat silahkan mengkonsumsi protein lebih banyak daripada karbohidrat."

Baca juga: Bolehkah Menggunakan Obat Kumur saat Puasa untuk Menghilangkan Bau Mulut? drg. Munawir Menanggapi

Ilustrasi selada air, sayur yang mengandung protein, berikut ulasan Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi (Pexels)

Baca juga: dr. Pratidona Anasika Bagikan Tips untuk Menjaga Kesehatan Kulit di Bulan Ramadhan

"Kalau kita melebihkan sebanyak 25-30 % maka ini akan mengurangi nafsu makan kita, sehingga kita tidak memiliki nafsu makan yang berlebihan dan tetap santai saja."

"Badan kita juga tidak dalam kondisi drop berat badannya dan tidak kehilangan berat badan," jelas Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi.

Asupan protein yang lebih tinggi daripada karbohidrat dapat meningkatkan kadar hormon pengurang nafsu makan atau GLP-1, peptida YY dan cholecystokinin, sekaligus mengurangi kadar hormon lapar yang disebut dengan ghrelin.

Dengan menggantikan karbohidrat dan juga lemak menjadi protein, maka rasa lapar akan berkurang dan akan meningkatkan beberapa hormon rasa kenyang.

Karena itulah konsumsi protein sebanyak 25-30% dapat membuat tubuh awet kenyang dan tidak mudah lapar terlebih lagi saat menjalankan ibadah puasa.

Baca juga: 3 Tips untuk Penderita Diabetes saat Melakukan Ibadah Puasa Ramadhan, Rajin Cek Gula Darah

Penjelasan tersebut disampaikan oleh Ketua Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Dr. Dewi Marhaeni Diah Herawati, drg, MSi dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com/IR)