Antibiotik adalah obat untuk membunuh bakteri, sehingga antibiotik tidak digunakan untuk semua penyakit.
Jika pasien penyebabnya suatu bakteri, maka dapat menggunakan obat antibiotik.
Misalnya flu yang disebabkan karena virus, jika diberikan antibiotik maka pengobatannya kurang tepat.
Sedangkan paracetamol adalah obat untuk menurunkan rasa sakit dan demam.
Baca juga: dr. Evi Novitasari Jelaskan Kaitan Munculnya Xanthoma dengan Kolesterol Tinggi, Berikut Ulasannya
Baca juga: Apakah Paracetamol Termasuk Obat Bebas dan Boleh Dikonsumsi Tanpa Resep Dokter? dr. Ayodhia Menjawab
Paracetamol digunakan untuk kasus yang kedua yaitu terapi simtomatis.
Kalau pasien misalnya demam tinggi akan diberikan paracetamol untuk menurunkan demam tersebut.
Akan tetapi bisa jadi demam tinggi disebabkan karena bakteri, begitu bakteri masuk ke dalam tubuh, tubuh memiliki mekanisme untuk demam.
Penurun demam diberikan paracetamol, namun untuk membunuh bakterinya diberikan antibiotik.
"Jadi masih banyak orang yang salah anggapan, misalnya Ia minum antibiotik demamnya turun, setiap demam diberikan antibiotik."
"Padahal bukan begitu sehrusnya, demam turun tersebut karena bakterinya mati."
Baca juga: 8 Makanan yang Dapat Memicu Kolesterol Tinggi, Apa Saja? Simak Ulasan dr. Evi Novitasari Berikut
Baca juga: Skrining Kolesterol Tinggi Dapat Dilakukan Mulai Usia 9 Tahun, Begini Penjelasan dr. Evi Novitasari
"Sehingga tubuh yang tadinya demam dan bakterinya mati kemudian demamnya turun."
"Biasanya jika anak panas hingga tiga hari dokter memberikan resep antibiotik karena diduga bahwa demam disebabkan karena bakteri."
"Namun biasanya pemberian resep ini disesuaikan dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh dokter."
"Dokter juga memiliki pertimbangan untuk menempatkan pasien apakah membutuhkan antibiotik atau tidak."
"Oleh karena itu, tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan antibiotik dan harus dilihat penyebabnya lebih dulu," jelas Apoteker Yovita Mercya, M.Si.
Baca juga: 8 Gejala Kolesterol Tinggi yang Harus Diwaspadai, Simak Penjelasan dr. Evi Novitasari
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Apoteker Yovita Mercya, M.Si dalam tayangan YouTube Tribun Jabar Video.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)