Tetapi kalau ingin lebih detail lagi kebutuhan cairan per individunya, bisa dihitung menggunakan 30 x berat badan.
Begitu pula dengan jumlah gizi yang harus dipenuhi sebelum dan saat puasa yang sebetulnya tidak ada perbedaan.
Sesuai dengan kebutuhan kita sewaktu sebelum berpuasa, menggunakan kebutuhan kalori kita.
Karena pada intinya kalau saat puasa itu hanya jam makannya saja yang berbeda.
Baca juga: dr. Eleonora Mitaning C, M.Gizi, Sp.GK Menyarankan untuk Melakukan Perhitungan Kalori sebelum Diet
Kalau sebelum puasa kita masih bisa sarapan, makan siang, dan makan malam.
Kalau saat puasa, digeser dari berbuka puasa sampai sahur juga.
Selama puasa tubuh kita tidak mendapatkan asupan makanan dari waktu setelah sahur sampai berbuka puasa.
Selama waktu tersebut, tubuh tetap memerlukan energi dari makanan yang biasa kita konsumsi.
Tubuh akan menggunakan cadangan energi sebagai gantinya.
Baca juga: R. Radyan Yaminar, S. Gz: Jika Simpanan Energi Habis, Maka Organ Tubuh Akan Kesulitan dalam Bekerja
Karena tubuh tidak mendapatkan asupan makan selama berpuasa.
Cadangan energinya ini berupa lemak, nah lemak ini disimpan dalam tubuh dalam jaringan adiposa.
Jaringan adiposa ini terletak banyak tempat.
Kalau misalnya untuk simpanan lemak ini ada di subutan dan viseral.
Kalau subutan ini berada di bawah kulit, sementara viseral berada di organ tubuh kita.
Lemak tersebut disimpan dalam bentuk trigliserid.
Baca juga: Ahli Gizi: Lemas Ketika Mengonsumsi Karbohidrat Kompleks Pengganti Nasi Karena Bersifat Psikologis
Dalam kondisi berpuasa, trigliserid ini nanti yang akan dipecah menjadi asam lemak. Nah nanti diolah lagi ke hati menjadi energi.
Saat berpuasa itulah energi dalam lemak itu yang akan digunakan sebagai pengganti asupan makan kita.
Seperti itu gambaranya, saat berpuasa tubuh kita mendapatkan energi darimana.
Baca juga: Perhatikan Cara Isolasi Mandiri yang Benar agar Daya Tahan Tubuh Kuat dari Dokter Spesialis Gizi
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)