TRIBUNHEALTH.COM - Baru-baru ini dilaporkan munculnya kasus yang tak biasa pada pasien Covid-19.
Mereka memiliki gejala yang tidak biasa, bahkan di antaranya mengalami psikosis atau gejala psikotik parah, bahkan setelah sembuh.
Lalu apa pengobatan yang tepat?
Ada tiga macam pengobatan psikotik menurut Psikiater atau Dokter Ahli Kejiwaan dr. Danardi Sosrosumihardjo, yakni pemberian obat, pendampingan secara individu dan pendampingan keluarga.
Namun pengobatan tersebut tergantung dengan kondisi pasien dan waktu munculnya gejala psikotik, apakah itu bebarengan dengan penyakit covid-19, ataukah muncul setelah pasien sembuh dari covid.
"Kalau gejala psikotik sekunder karena Covid-19, maka kalau Covidnya ini mereda, mungkin dinyatakan PCR-nya negatif, dan gejala klinis menurun, ini harusnya psikotiknya menurun," kata Psikiater atau Dokter Ahli Kejiwaan dr. Danardi Sosrosumihardjo, dikutip dari tayangan Ayo Sehat Kompas TV edisi 22 Maret 2021.
"Namun yang dilaporkan di Inggris itu bahwa gejala psikotik masih saat dia sudah di rumah, ini artinya tidak ada hubungannya."
"Atau bisa juga ini pemantik riwayat sebelumnya," katanya.
Baca juga: Sebagian Penderita Covid-19 Memiliki Gangguan Mental, Berikut Gejala Psikotik pada Pasien Covid-19
Baca juga: Rentan Terjadi Gangguan Mental pada Pekerja, Ketahui Cara Mencegahnya
Pengobatan yang tepat semestinya dilakukan sesuai dengan tata laksana.
"Jadi dalam tata laksana di psikiater itu bisa dengan pemberian obat, bisa dengan secara individu diberikan konseling, pendampingan, atau terapi perilaku atau bisa juga terapi keluarga," jelasnya.
"Untuk tata laksana dan pengobatan yang tepat kita mencari tadi antara gangguan psikotik dan gejala Covid ini berbarengan atau tidak."
"Atau mana primer, mana sekunder Atau benar-benar terpisah," lanjutnya.
"Kalau tadi digambarkan Covidlah yang menimbulkan psikotik, maka ketika kita terapi Covidnya, maka (psikotik) relatif akan menurun," paparnya.
Baca juga: Wajib Tahu, Ini 6 Tanda Mengalami Kesehatan Mental Terganggu karena Pekerjaan
Namun jika penyebab psikotik itu sekunder, bisa juga diberikan pengobatan dan konseling, tergantung pada kondisi pasien.
"Mungkin meskipun sekunder, kita bisa beri pengobatan, bisa diberikan pendampingan, itu bisa saja dilakukan," kata dr. Danardi.
"Tapi yang primer yang perlu didahulukan untuk dilakukan pengobatan," ungkapnya.
Namun jika Covidnya sudah menurun dan gejala psikotik malah naik, maka harus dicari penyebabnya.
"Artinya sangat mungkin ini ada penyebab lain. Apakah ada trauma masa lalu, ada trauma keluarga yang meninggal."
" Nah artinya bahwa treatment di sini akan berbeda dengan treatment yang pertama," jelas dr. Danardi.
Lalu apakah itu psikotik dan seperti apa gejalanya?