TRIBUNHEALTH.COM - Diet keto menjadi salah satu diet populer dalam beberapa tahun terakhir.
Pola makan diet keto dianggap tidak menyiksa.
Meski harus membatasi asupan karbohidrat, tetap bisa bebas mengonsumsi lemak dan protein dalam jumlah tinggi.
Seseorang yang mengalami diet keto mengaku merasakan sejumlah manfaat.
Baca juga: Bagaimana Pola Diet dan Makanan yang Tepat untuk Penderita Radang Usus Dok?
Seperti mengurangi nafsu makan dan menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh.
Namun demikian, penemuan terbaru menunjukkan bahwa diet ini tidak aman bagi kesehatan jantung.
Para peneliti di National Jewish Health meninjau temuan studi terdahulu terkait diet keto serta diet intermiten (puasa).
"Kedua jenis diet tersebut bisa membantu seseorang menurunkan berat badan untuk jangka waktu pendek dan berkontribusi terhadap kesehatan jantung," tulis para peneliti mengenai temuan itu.
Para peneliti menyebutkan, pola makan pelaku diet keto berisiko bagi kesehatan pembuluh darah.
Baca juga: Jangan Asal Diet Tanpa Sayur, Dokter Tegaskan Sayur Penting untuk Tubuh, Bahaya Jika Tak Dikonsumsi
Dikarenakan cenderung tinggi lemak, terutama lemak jenuh.
Selain itu, tren penurunan berat badan cenderung tidak berkelanjutan setelah seseorang menjalani diet itu untuk waktu satu tahun.
"Tidak jelas apakah penurunan berat badan disebabkan oleh ketosis atau karena pembatasan kalori," kata peneliti.
Peneliti menambahkan jika ada bukti bahwa penerapan diet keto dalam jangka panjang bisa memicu pengerasan pada arteri.
Sehingga memiliki risiko kematian lebih besar.
Kendati begitu, ada sejumlah manfaat diet keto bagi penderita diabetes.
Yaitu, menurunkan kadar gula darah dan insulin.
Peneliti mengingatkan perlu adanya studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi manfaat diet keto sebelum diet tersebut direkomendasikan secara klinis.
Baca juga: Dok, Apa Benar Sayur Mengandung Selulosa yang Bisa Bikin Gemuk dan Menghambat Diet?
Dalam studi mengenai diet intermiten yang melibatkan studi pada sejumlah hewan, disebut para peneliti menunjukkan manfaat.
Seperti memperpanjang usia, serta menurunkan berat badan dan tekanan darah.
Kendati demikian, para peneliti khawatir rasa lapar yang disebabkan oleh puasa membuat sebagian orang makan berlebihan.