TRIBUNHEALTH.COM - Dalam budaya keluarga di Indonesia, bicara seputar seks bukanlah hal yang umum dalam percakapan sehari-hari.
Banyak orang tua memilih menghindar dari topik ini dan enggan memberikan edukasi seks pada anak.
Padahal, memberikan pendidikan seksual sejak dini pada anak sangatlah penting.
Dikutip dari tayangan YouTube Tribunnews.com, Sabtu (30/1/2021). Kandidat doktor dan peneliti pendidikan seksualitas Rinaldi Ridwan menjelaskan berbagai manfaat dalam memberikan edukasi seksual pada anak dan remaja.
Baca juga: Dokter Bagaimana Caranya Menjalankan Hidup Sehat Tanpa Dibully Teman?
Baca juga: 10 Masalah Kesehatan yang Akan Muncul Jika Terus-terusan Begadang, Obesitas hingga Masalah Jantung
Menurut Rinaldi, sudah banyak hasil penelitian yang membahas tentang manfaat pendidikan seksualitas yang diberikan kepada anak dan remaja dan memiliki kesimpulan yang sama.
Yaitu bahwa ketika anak diberikan pendidikan seks, maka anak dan remaja tersebut akan menunda usia pertama kali untuk melakukan hubungan seksual.
Selain itu, bila sudah aktif secara seksual maka akan mengurangi partner seksual.
"Jadi kalo orang berpikir diberi pendidikan seks maka orang akan semakin liar, justru tidak malah sebaliknya."
"Ketika dia sudah mendapatkan pendidikan seksual, dia juga akan semakin tau mana yang boleh dan tidak. Jadi dia bisa semakin menghargai tubuhnya." sambungnya.
Baca juga: Penting untuk Menunjang Pola Hidup Sehat, Apa Patokan Sarapan yang Baik dan Benar?
Baca juga: Ini Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Penyebab Hasrat Seksual Perempuan Menurun
Pendidikan Seksual untuk Mencegah Kekerasan Seksual
Terkait asumsi masyarakat yang mengatakan tentang seksualitas remaja dan anak hanya untuk mengendalikan aktifitas seksual agar tidak aktif, Maka Rinaldi menampiknya.
Menurutnya, isu mengendalikan tidak sesuai. Yang tepat yaitu, membuat anak terhindar dari kekerasan seksual.
"Sebenarnya isunya jangan dikendalikan, tapi seharusnya bagaimana anak itu harus dilindungi dari kekerasan seksual," jelasnya.
Pasalnya menurut hasil laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), banyak anak dan remaja yang belum mengetahui cara mengatakan tidak ketika dipaksa untuk melakukan hubungan seksual.
"Jadi kesimpulannya ketika kita berbicara seksualitas, adalah bagimana kita membekali anak dan remaja ini membuat keputusan terkait tubuhnya tanpa paksaan."
"Kalau dibilang melegalkan zinah, justru tidak sama sekali. Bahkan remaja itu akan semakin enggan dan dia malah makin mikir-mikir untuk melakukan hubungan seksual," jelasnya.
Baca juga: Tak Asal Cek Lab, Penderita Kolesterol Penting untuk Konsultasi dengan Dokter Terlebih Dulu
Baca juga: Mikropenis, Kondisi Ketika Alat Reproduksi Pria Tidak Tumbuh, Medical Sexologist Jelaskan Sebabnya
Edukasi Seksual Muncul karena Adanya Maraknya Hubungan Seks yang Dilakukan Para Remaja
Dokter Tan Shot Yen menambahkan, justru edukasi seksual diberikan kepada anak dan remaja karena maraknya fenomena hubungan seksual diluar pernikahan yang dilakukan oleh kalangan remaja.
"Justru kebutuhan pendidikan seksual ini muncul, karena diluar sana sudah ada yang melakukan dan mereka itu gapaham," terang Tan.
Selain itu ia menyebut, pendidikan seksualitas diberikan untuk membuat seseorang bisa membedakan antara perasaan jatuh cinta dan membutuhkan seks.