TRIBUNHEALTH.COM - Medical sexologist, dr Binsa Martin Sinaga berbicara mengenai kondisi mikropenis pada pria.
Mikropenis merupakan gangguan pertumbuhan pada organ vital anak lelaki.
Kendati tidak hanya itu saja.
"Tidak sekedar penis saja yang tidak bertubuh tetapi juga testisnya atau yang namanya buah zakarnya," kata dr Binsar.
"Sehingga apa yang terjadi? Pada saat nanti udah mencapai usia dewasa kita akan melihat yang namanya satu kondisi infertil."
Menurut dr Binsar, mikropenis bisa terjadi karena anak banyak mengkonsumsi asupan estrogen semasa balita hingga 13 tahun.
"itu banyak terdapat di mana terutama banyak terdapat di ayam negeri," jelas dr Binsar.
Baca juga: Tak Hanya Wanita, Pria Juga Bisa Punya Masalah Kesuburan, Medical Sexologist Jelaskan Penyebabnya
Baca juga: Bisa Diprediksi Dini, Apa yang Perlu Dilakukan Pria untuk Mencegah Disfungsi Ereksi?

Ketika asupan estrogen masuk dalam tubuh anak lelaki, maka akan testosteron akan diubah menjadi dihidro testosteron.
"Begitu estrogen hmasuk ke dalam tubuh si anak, maka ada satu enzim dalam tubuh anak pria ini namanya enzim aromatase enzim akan mengubah testosteron menjadi dihidro testosteron."
"Akibatnya dari dehydro testosteron akan diubah menjadi yang namanya estrogen," jelas dr Binsar.
Karena proses inilah kadar hormon estrogen pada anak tersebut lebih banyak.
Padahal normalnya anak lelaki, yang dominan adalah kadar hormon testosteronnya.
Ketika kadar estrogen sudah mulai banyak, biasanya anak akan mengalami obesitas.
Baca juga: Berapa Frekuensi Ideal Suami Istri Melakukan Hubungan Seksual?
Baca juga: Dokter Sebut Usia Suami dan Istri yang Terpaut Jauh Bisa Picu Masalah Kehidupan Seksual

"Tanda-tanda fisik yang paling gampang kita lihat, anak ini mengalami obesitas."
Kendati demikian, selain tumbuh gemuk, penis si anak juga tidak tumbuh.
"Selain penis yang tidak bertumbuh maka testisnya juga mengecil, atau dalam artian tidak berkembang. Karena apa? Karena testosteron dalam tubuh dia berkurang."
"Nah kondisi ini yang akan mengakibatkan si anak pria itu akan mengakibatkan kemandulan."
Pasalnya jumlah hormon testosteron, yang berfungsi untuk membentuk sel sperma, berkurang jauh."
Bahkan, dr Binsar menyebut sampai tidak memproduksi spermatozoa sama sekali.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)