TRIBUNHEALTH.COM - Kesehatan seksual merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan seorang pria.
Selain menunjang fungsi reproduksi, masalah kesehatan seksual juga dapat mempengaruhi keharmonisan dalam rumah tangga.
Disfungsi ereksi atau ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi mungkin menjadi salah satu kondisi yang banyak dikenal.
Namun, faktanya kondisi kesehatan seksual pada pria tidak hanya itu saja.
Pria juga bisa mengalami testosteron rendah, jumlah sperma rendah, dan sebagainya.
Melansir The Health Site, berikut ini penjelasannya.
Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi terjadi ketika pria gagal mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual, yang mengakibatkan libido yang buruk.
Kondisi ini juga dikenal sebagai impotensi.
Disfungsi ereksi yang terus-menerus dapat menjadi masalah serius dan membutuhkan pertolongan medis.
Sementara disfungsi ereksi yang belum begitu parah dapat disembuhkan dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup.
Obesitas, kolesterol tinggi, dan bahkan diabetes dapat menyebabkan impotensi.
Penelitian menunjukkan bahwa pria yang memiliki pengalaman seksual traumatis di masa kecil lebih rentan mengalami disfungsi ereksi.
Kondisi ini menjadi lebih menantang karena batasan mental sosial yang mengaitkan rasa malu dengan kondisi medis yang serius.
Baca juga: 6 Pilihan Sayur Tinggi Vitamin K untuk Pertumbuhan Tulang Anak, Ada Brokoli dan Bayam
Kadar Testosteron Rendah
Hormon testosteron ini memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan fisik dan mental pria.
Testosteron memengaruhi libido pria, serta otot dan tulangnya, dengan menjaga kekuatannya.
Gejalanya dapat berupa disfungsi ereksi, libido rendah, dan ketidaknyamanan seksual.
Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan internal langsung, tetapi faktor lain seperti obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi dapat menjadi penyebab tidak langsung.
Jumlah Sperma Rendah
Sesuai namanya, artinya jumlah sperma pria yang mengalami kondisi ini lebih rendah dari seharusnya.
Kondisi ini sering disebut oligospermia, yaitu jumlah sperma yang lebih rendah dari biasanya, sedangkan kondisi jumlah sperma nol dikenal sebagai azoospermia.
Ada berbagai faktor yang menyebabkannya, mulai dari kebiasaan hingga genetik.
Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, paparan panas langsung ke selangkangan, dan hubungan seksual berlebihan diketahui dapat menyebabkan jumlah sperma rendah.
Baca juga: 6 Pilihan Sayur Tinggi Vitamin K untuk Pertumbuhan Tulang Anak, Ada Brokoli dan Bayam
Penyakit Peyronie
Peyronie disease terjadi ketika jaringan parut fibrosa terbentuk di dalam penis, yang sering dikenal sebagai penyakit Peyronie.
Hal ini mengakibatkan disfungsi ereksi yang menyebabkan ereksi pria melengkung, yang seringkali terasa nyeri.
Kendari dapat disebabkan oleh cedera tak terduga pada penis, penyakit Peyronie juga bisa disebabkan hal lain.
Kanker Testis
Kanker testis adalah kanker yang berkembang di testis pria.
Meskipun ada kesadaran tentang kanker ovarium dan payudara, kanker pria ini tidak pernah menjadi topik pembicaraan.
Ada beberapa indikasi kanker testis seperti benjolan, atau pembengkakan pada testis, rasa tidak nyaman pada testis atau bahkan skrotum, pembesaran testis, dan rasa sakit di perut bagian bawah, punggung, dan/atau selangkangan.
Perlu dicatat bahwa gejala-gejala ini tidak selalu mengindikasikan kanker testis, tetapi juga dapat mengindikasikan penyakit lain.
Sebuah laporan menunjukkan bahwa kanker ini memengaruhi sekitar 1 dari 250 pria, dan lebih umum terjadi pada dewasa muda, terutama mereka yang berusia antara 15 dan 35 tahun.
Sayangnya, penyebab pasti kanker testis belum diketahui.
(TribunHealth.com)