Breaking News:

3 Fakta Gula Darah Tinggi pada Orang yang Tidak Punya Diabetes, Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Gula darah tinggi pada orang yang tidak mengalami diabetes bisa dikontrol dengan cara berikut ini, simak penjelasannya

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ahmad Nur Rosikin
zoom-inlihat foto 3 Fakta Gula Darah Tinggi pada Orang yang Tidak Punya Diabetes, Penyebab hingga Cara Mengatasinya
freepik/atlascompany
Ilustrasi gula darah tinggi pada bukan penderita diabetes

TRIBUNHEALTH.COM - Kadar gula darah tinggi bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki diabetes sekalipun.

Penyebab hal ini beragam, mulai dari faktor genetik, pola makan, penyakit tertentu, hingga efek operasi dan pengobatan.

Gula darah tinggi pada orang non diabetes juga memiliki sejumlah gejala, seperti sakit kepala hingga penglihatan kabur.

Melansir Verywell Health, berikut ini informasi lengkap mengenai gula darah tinggi pada orang yang tidak punya penyakit diabetes, serta cara menurunkannya.

Gejala

Tergantung pada tingkat keparahan kasusnya, gejala gula darah tinggi tanpa diabetes mungkin terasa seperti:

  • Sakit kepala
  • Meningkatnya rasa haus atau lapar
  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya
  • Kelelahan parah
  • Penglihatan kabur
  • Detak jantung cepat
  • Kulit gatal
  • Suasana hati yang mudah berubah
  • Rasa kesemutan, terbakar, atau mati rasa di tangan atau kaki Anda
  • Infeksi yang sering terjadi atau luka yang lambat sembuh
  • Penurunan berat badan yang tidak diinginkan

Gejala gula darah tinggi bisa sangat samar. 

Sebagian orang mungkin hanya memiliki sedikit gejala atau mungkin tidak menyadari bahwa gejala seperti kelelahan.

Penyebab

ilustrasi cek kadar gula darah
ilustrasi cek kadar gula darah (kompas.com)

Berbagai penyebab gula darah tinggi meski tidak menderita diabetes antara lain:

2 dari 4 halaman

1. Genetika

Riwayat diabetes dalam keluarga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami gula darah tinggi. 

Meskipun diabetes dapat dicegah melalui pola makan dan gaya hidup, gangguan sensitivitas insulin dapat terjadi dalam keluarga dan dapat membuat Anda lebih rentan mengalami gula darah tinggi.

2. Pola makan yang buruk

Gula dan karbohidrat olahan yang berlebihan akan dipecah menjadi glukosa, sehingga kadar gula darah meningkat dan memicu pelepasan insulin untuk penyimpanan energi. 

Konsumsi gula dan karbohidrat olahan yang tinggi secara terus-menerus dapat menyebabkan pelepasan insulin yang berlebihan dan resistensi insulin, yang dapat berkembang menjadi diabetes tipe II seiring berjalannya waktu. 

Baca juga: Konsumsi 9 Makanan Berikut 30 Menit sebelum Makan Berat Dapat Mencegah Lonjakan Kadar Gula Darah

3. Kurangnya aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar gula darah karena otot yang tidak aktif tidak dapat menggunakan atau menyimpan glukosa secara efektif. 

Olahraga teratur membantu menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan kebutuhan otot untuk mengeluarkan glukosa sebagai energi.

4. Penyakit pankreas

3 dari 4 halaman

Penyakit pankreas seperti pankreatitis, kanker pankrea , dan fibrosis kistik dapat menyebabkan hiperglikemia akibat kerusakan sel pankreas. 

Sel-sel ini memproduksi insulin. 

Jika rusak, pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatur gula darah secara efektif.

ilustrasi seseorang yang mengalami gula darah rendah
ilustrasi seseorang yang mengalami gula darah rendah (health.kompas.com)

5. Sindrom ovarium polikistik

Orang dengan PCOS sering mengalami ketidakseimbangan hormon, termasuk peningkatan testosteron dan insulin. 

Meskipun kadar insulin tinggi, banyak orang dengan PCOS mengalami resistensi insulin. 

Akibatnya, glukosa berlebih tetap berada dalam aliran darah, yang menyebabkan hiperglikemia.

Baca juga: Dokter Hafi, Bagaimana Cara Mengetahui Seseorang Mengalami Kehamilan di Luar Kandungan?

6. Trauma fisik

Stres fisik akibat cedera atau luka bakar dapat meningkatkan kadar gula darah dengan mengubah metabolisme glukosa. 

Hal ini terjadi ketika respons melawan atau lari melepaskan kortisol dan epinefrin, yang meningkatkan produksi glukosa dan menghalangi efek insulin. 

4 dari 4 halaman

Stres fisik juga memicu pelepasan protein inflamasi yang disebut sitokin yang meningkatkan resistensi insulin.

7. Stres pascaoperasi

Tubuh juga mengalami stres setelah operasi. 

Stres ini menyebabkan peningkatan sitokin dan hormon yang meningkatkan produksi glukosa di hati dan menghambat kemampuan insulin untuk menurunkan gula darah

Hingga 30 persen orang mungkin mengalami hiperglikemia akibat stres pascaoperasi, dengan kadar gula darah tinggi yang bertahan lama setelah meninggalkan rumah sakit. 

8. Infeksi

Hiperglikemia akibat stres dapat terjadi pada infeksi seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih. 

Kadar kortisol yang meningkat selama infeksi menghalangi kemampuan insulin untuk menurunkan gula darah, yang menyebabkan kadar glukosa tinggi. 

Respons ini normal, karena menyediakan energi bagi organ vital seperti otak dan ginjal, yang mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. 12

9. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu, termasuk vasopresor katekolaminseperti dopamin dan norepinefrin, imunosupresan seperti tacrolimus dan siklosporin, dan kortikosteroid, dapat meningkatkan kadar glukosa darah. 

Obat-obatan ini mengaktifkan enzim yang meningkatkan glukosa dan mengganggu kemampuan insulin untuk mengaturnya. 

Pasien rawat inap yang menerima nutrisi IV, yang sering kali mengandung larutan gula, juga berisiko mengalami hiperglikemia.

10. Obesitas

Sel lemak berlebih, yang dikenal sebagai adiposit, mengganggu keseimbangan glukosa dan insulin dalam tubuh. 

Mereka melepaskan protein inflamasi, seperti interleukin dan faktor nekrosis tumor, yang meningkatkan resistensi insulin dan mempersulit tubuh untuk memproduksi insulin saat gula darah melonjak. 

Sel lemak ini juga membatasi pengambilan glukosa untuk energi atau penyimpanan di otot.

Cara Menurunkan Gula Darah dengan Cepat

Tidak ada satu pun makanan atau minuman yang terbukti dapat menurunkan gula darah secara langsung. 

Namun, Anda dapat meningkatkan kestabilan gula darah dari waktu ke waktu dengan:

  • Membatasi makanan manis seperti buah, permen, soda
  • Membatasi makanan bertepung, seperti roti putih, nasi putih, dan pasta
  • Menghindari makanan olahan, seperti keripik, kue, dan pizza kotak
  • Mengonsumsi lebih banyak protein, terutama protein rendah lemak dari daging dan ikan, tahu, kacang-kacangan, telur, dan keju.
  • Makan lebih banyak serat, seperti roti gandum, beras merah, dan quinoa
  • Menambahkan sayuran berdaun hijau dan sayuran nontepung, seperti kangkung, bayam, tomat, dan bawang
  • Makan camilan kacang-kacangan dan biji-bijian, terutama kacang almond, kenari, chia, biji rami, dan biji bunga matahari.
  • Pilih buah beri, karena buah beri memiliki banyak serat dan kadar gula paling rendah di antara buah-buahan

Terapi nutrisi sangat dianjurkan bagi penderita pradiabetes dan diabetes, dan dapat membantu orang nondiabetes menstabilkan gula darah mereka juga.

Selain mengendalikan apa yang Anda makan, terapi nutrisi melibatkan pengelolaan ukuran porsi dan menyeimbangkan makanan dengan campuran karbohidrat, protein, dan lemak sehat untuk menstabilkan gula darah.

Catatan penting

Tulisan ini dibuat untuk tujuan informasi semata, bukan sebuah saran medis dan tidak bisa dirujuk untuk memberikan diagnosis.

Jika Anda ingin mengetahui kadar gula darah dan apakah termasuk diabetes atau tidak, hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan.

(TribunHealth.com)

 

Selanjutnya
Tags:
gula darahdiabetesgula darah tinggi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved