TRIBUNHEALTH.COM - Serangan jantung dan asam lambung merupakan dua kondisi yang sama-sama menyebabkan nyeri dada.
Meski mirip, penting untuk memahami perbedaan antara keduanya.
Pasalnya serangan jantung dan asam lambung memiliki dampak yang benar-benar berbeda.
Asam lambung kerap kali tidak tidak membahayakan, sementara serangan jantung bisa mengancam nyawa.
Melansir kanal kesehatan Times of India, berikut ini perbedaan nyeri dada akibat serangan jantung dan asam lambung.
Serangan jantung

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat, sehingga otot jantung kekurangan oksigen.
Kerusakan ini menyebabkan gejala yang parah, termasuk jenis nyeri dada yang sangat khas.
Nyeri serangan jantung biasanya berupa sensasi tertekan atau perasaan berat di dada.
Nyeri ini biasanya digambarkan dengan sensasi "seekor gajah duduk di dada."
Nyeri ini cenderung dimulai di bagian tengah atau sisi kiri dada dan dapat menyebar ke rahang, lengan (paling sering lengan kiri), leher, bahu, atau punggung.
Baca juga: 7 Tanda Ginjal Sudah Mulai Tidak Sehat, Perhatikan Ini Saat Buang Air Kecil
Rasa tidak nyaman ini berlangsung lebih dari beberapa menit, terkadang muncul dan menghilang tetapi tidak pernah benar-benar hilang.
Nyeri ini dapat muncul tiba-tiba, biasanya setelah beraktivitas atau bahkan saat tidak bergerak, dan tidak berkurang dengan bersendawa atau mengubah posisi.
Nyeri ini dikaitkan dengan sesak napas, berkeringat, mual, pusing, kelelahan ekstrem, atau perasaan akan datangnya malapetaka yang sering kali menyertai serangan jantung.
Asam lambung

Seperti namanya, nyeri asam lambung biasanya disebabkan oleh asam lambung, kembung, atau gas yang tertahan di saluran pencernaan.
Asam lambung cenderung berupa nyeri yang tajam, terbakar, atau menusuk, bukan sensasi tertekan.
Nyeri ini dapat disertai dengan kembung.
Nyeri ini cenderung terlokalisasi di perut bagian atas tetapi menjalar ke dada, menyerupai nyeri jantung.
Makan makanan pedas atau berlemak, berbaring segera setelah makan, atau mengalami refluks asam dapat menyebabkan nyeri dada akibat lambung.
Nyeri ini biasanya mereda setelah bersendawa, minum air, atau antasida. Nyeri ini tidak nyaman tetapi biasanya tidak mengancam jiwa.
Baca juga: Dokter Jelaskan Perbedaan Nyeri Dada Akibat Asam Lambung dan Serangan Jantung, Serupa tapi Tak Sama
Kapan perlu ke dokter
Jika Anda mengalami nyeri dada dan tidak yakin dengan penyebabnya, lebih baik berhati-hati.
Segera cari pertolongan medis jika nyerinya parah dan terus-menerus, atau:
Nyeri menyebar ke area lain seperti rahang, lengan, atau bahu. Anda mengalami sesak napas, keringat dingin, mual, atau pusing.
Rasa sakitnya tidak membaik dengan bersendawa, minum air, atau minum antasida.
Jangan mendiagnosis diri sendiri jika mengalami nyeri dada.
Keterlambatan mendapatkan perawatan medis dapat mengancam jiwa jika terjadi serangan jantung.
(TribunHealth.com)