TRIBUNHEALTH.COM - Stunting merupakan masalah malnutrisi kronis yang memicu tinggi anak yang kurang jika dibandingkan anak seusianya.
Secara sederhana, stunting bisa dikatakan sebagai kondisi yang memicu pendeknya tinggi badan anak.
Tinggi badan anak stunting berada di bawah kurva pertumbuhan yang normal.
Meski perlu dicatat, anak yang pendek juga belum tentu stunting.
Dampak stunting

Yang perlu diperhatikan, stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan saja.
Stunting juga memicu berbagai masalah lanjutan, termasuk kognitif anak.
Melansir Kompas.com, berikut ini dampak stunting pada anak:
Baca juga: Apakah Anak yang Pendek Sudah Pasti Stunting? Ini Penjelasannya
1. Mempengaruhi kesehatan
Stunting akan berdampak pada kesehatan anak.
Kondisi ini menyebabkan anak mengalami gangguan gizi yang pada akhirnya bisa berdampak pada perkembangan otak, fisik, serta organ metaboliknya.
Dalam jangka panjang, stunting memicu perkembangan otak anak yang tidak optimal, yang bisa memengaruhi kemampuan kognitif anak
Anak dengan stunting juga berisiko mengalami hipertensi, obesitas, sakit jantung dan lain sebagainya.
2. Sosio-emosi anak

Berikutnya, stunting juga mempengaruhi emosi serta kemampuan anak dalam bersosialisasi.
Berdasarkan studi UNICEF Indonesia tahun 2012, anak yang stunting prestasi pendidikannya cenderung buruk dibandingkan anak yang tidak stunting.
Akibatnya, banyak anak stunting yang putus sekolah karena kemampuan berpikirnya yang kurang.
Baca juga: Apakah Ada Istilah Stunting untuk Orang Dewasa yang Kurus dan Pendek? Ahli Gizi Menjawab
3. Rentan terkena penyakit
Dampak stunting juga akan terasa hingga usia dewasa.
Mereka yang mengalami stunting pun berisiko terkena penyakit metabolik disorder seperti kencing manis, dan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke pada usia 40-an.
(TribunHealth.com)