TRIBUNHEALTH.COM - Gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus.
Infeksi ini biasanya menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur), sehingga memicu pembengkakan.
Gejala umum dari gondongan ini adalah pembengkakan pada pipi dan rahang.
Virus gondongan dapat dengan mudah menyebar ke orang lain melalui percikan ludah atau air liur yang keluar dari mulut atau hidung.
Penyakit ini perlu ditangani dengan baik karena dapat memicu komplikasi pada penderitanya.
Baca juga: Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan Orang Tua Agar Anak Terhindar dari Gondongan

Dilansir dari YouTube Tribun Health, Dokter Spesialis Anak dari SMC RS. Telogorejo, Semarang, dr. Vira Ari Nindia Dewi, Sp.A memberikan penjelasan tentang penyakit gondongan.
dr. Vira tegaskan untuk tetap waspada meskipun gondongan sudah mulai mengempes, karena virus gondongan belum hilang meskipun pembengkakan di sekitar leher sudah hilang.
Menurut hasil penelitian, 7 hari setelah pembengkakan kempes, virus gondongan masih bisa menular.
Oleh karena itu, dr. Vira imbau 7 hari setelah pembengkakan gondongan kempes sebaiknya tidak kemana-mana terlebih dahulu.
Ia juga mengimbau untuk tetap menggunakan masker dan mengonsumsi nutrisi yang banyak untuk membantu proses penyembuhan gondongan.
Baca juga: Faktor Risiko hingga Komplikasi Penyakit Gondongan pada Anak
Berapa Lama Penderita Gondongan Boleh Beraktivitas Kembali?
dr. Vira menjelaskan, seseorang yang terinfeksi gondongan boleh melakukan aktivitas kembali 7 hari setelah gondongan kempes.
Untuk membantu proses penyembuhan gondongan, biasanya pasien akan diberikan obat-obatan untuk membantu proses penyembuhan.
Selain obat, karena gondongan adalah infeksi virus, maka harus menaikkan sistem kekebalan tubuh atau sistem imunitas.
Beberapa cara untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh antara lain sebagai berikut:

- Memperbanyak istirahat untuk membantu melawan virus yang menyerang.
- Mengonsumsi makanan yang bergizi (tidak makan camilan, tapi penuhi kebutuhan protein, karbohidrat, dan gizi seimbang).
- Konsumsi vitamin yang berasal dari makanan dan minuman (buah-buahan, sayur-sayuran).
Selain itu, dr. Vira juga imbau untuk menghindari makanan-makanan yang menyebabkan air liur menjadi keluar.
Itu karena dapat menyebabkan gondongan lebih sakit lagi akibat kelenjar liur tersebut.
Baca juga: Dokter, Jika Orang Tua Memiliki Alergi Apakah Ini juga Akan Menurun pada Anak?
Makanan yang harus dihindari seperti makanan pedas, makanan asam, dan makanan yang mengandung banyak garam.
"Konsumsilah makanan yang mudah dikunyah, karena biasanya kalau gondongan akan cenderung susah buka mulut, susah makan, dan susah minum."
"Jadi kita harus mencari makanan yang mudah dikunyah dan ditelan, makanan yang tidak lengket, makanan yang mungkin seperti bubur atau makanan tinggi kalori," jelas dr. Vira.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak dari SMC RS. Telogorejo, Semarang, dr. Vira Ari Nindia Dewi, Sp.A dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan Saat Muntaber dan Pasca Muntaber, Dokter?
Berikut ini IPI vitamin D yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh Anda, klik di sini untuk mendapatkannya.
Vitamin IPI D3 1000 IU isi 75 Tablet (Isi 6 Botol)
Kegunaan :
Memenuhi kebutuhan vitamin D dengan cepat pada kondisi tertentu seperti lanjut usia, ibu hamil dan menyusui, risiko tinggi/penderita penyakit infeksi atau penderita penyakit autoimun.
IPI Vitamin C
Kegunaan:
Vitamin C yang berfungsi untuk membantu menjaga daya tahan tubuh, membantu memperkuat tulang gigi dan memperlancar peredaran darah.
Vitamin C berfungsi untuk membantu menjaga daya tahan tubuh.
Membantu memperkuat tulang gigi dan memperlancar peredaran darah.
Berikut ini IPI vitamin C yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
(Tribunhealth.com)