TRIBUNHEALTH.COM - Perkembangan anak merupakan suatu proses di mana seorang anak berubah dari waktu ke waktu.
Hal ini mencakup seluruh periode, mulai dari konsepsi hingga anak tersebut menjadi orang dewsa.
Dengan kata lain, ini adalah perjalanan anak dari masih bergantung total pada orang tua hingga bisa mandiri secarfa penuh.
Pertumbuhan dan perkembangan anak juga berhubungan langsung dengan gizi anak, kemakmuran, pola asuh, pendidikan, dan interaksi dengan teman sebaya.
Berbicara mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak, terdapat pertanyaan yang diajukan pada Dokter Spesialis Anak.
Baca juga: Dokter, Perkembangan dan Pertumbuhan yang Normal pada Bayi Seperti Apa?
Pertanyaan:
Apakah pertumbuhan anak satu dengan anak yang lain itu sama dokter?
Ataukah tumbuh kembang setiap anak itu berbeda-beda setiap anaknya?
Ika, Sukoharjo.
Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A Menjawab:
Banyak orang tua yang bertanya-tanya, misalnya anaknya lebih pendek daripada temen-temen sekolahnya.
Meskipun sama-sama kelas satu SD, tapi kelas satu SD ini ada yang usia 6 tahun, 7 tahun, atau bahkan 7,5 tahun.
Tumbuh kembang anak ini tidak bisa disamakan.
Karena semuanya harus diplot di kurva pertumbuhan, untuk usia 0-5 tahun di kurva WHO, dan untuk usia 5-18 tahun di kurva CDC.
Informasi lain untuk para orang tua, banyak yang mengira kalau untuk konsultasi di dokter spesialis anak ini hanya sampai anak-anak.
Baca juga: 7 Buah yang Sebaiknya Tidak Dikupas, Kandungan Nutrisi Bisa Terbuang
Sebetulnya, dalam undang-undang permenkes itu disebutkan bahwa Pediatri itu adalah 0-18 tahun.
Jadi sampai usia 18 tahun itu masih sama dokter anak dan bahkan remaja itu sama dokter anak, karena masih mengalami perkembangan.
Lantas, ada pertanyaan apakah semua bayi itu pertumbuhannya harus sama dokter?
Tidak, pertumbuhan bayi satu dengan bayi lain tidak bisa disamakan.
Misalnya ada kasus bayi lahir prematur dengan berat badan 1,5 kg dan bayi lahir normal dengan berat badan 3,5 kg.
Kedepannya, berat badan bayi prematur tersebut tidak harus sama dengan berat badan bayi yang lahir normal.
Ini tidak bisa disamakan antara satu bayi dengan bayi yang lainnya.
Semuanya tergantung dari masing-masing anak, milestone masing-masing anak berbeda karena berangkatnya juga berbeda-beda.
Selain itu, dalam pertumbuhan ada yang namanya tinggi potensi genetik.
Artinya, kalau misalnya orang tua memiliki genetik pendek atau ada keturunan pendek di keluarga, maka kita tidak bisa mengharapkan anak itu tinggi yang menjulang.
Akan tetapi, tinggi potensial ada tinggi minimal dan ada tinggi maksimal.
Diharapkan anak ini bisa mencapai tinggi potensial genetik yang maksimal.
Misalnya tinggi potensial genetiknya paling pendek 150 dan paling tinggi 170, kita harapkan bisa mencapai tinggi potensial genetiknya.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengetahui Gigi Anak Akan Tanggal? Begini Penjelasan drg. Selly
Jadi sekali lagi buat orang tua, jangan sering merasa anaknya lebih pendek dari temannya.
Siapa tahu usianya berbeda dengan temannya tersebut dan jenis kelaminnya juga berbeda.
Biasanya waktu SD anak perempuan itu tumbuh lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki.
Baru setelah SMP, anak laki-laki mengalami pertumbuhan yang lebih signifikan dari anak perempuan.
Jadi jangan disamakan, semuanya bergantung pada kurva pertumbuhannya masing-masing.
Profil Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A
dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, merupakan Dokter Spesialis Anak yang kini berpraktik di RS UNS Sukoharjo dan Balai Kesehatan Masyarakat Ambarawa.
dr. Aisya menyelesaikan pendidikan SMA lewat program akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta.
Tertarik dengan dunia kedokteran, dr. Aisya kemudian menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Di Universitas tersebut, dia menyelesaikan studi dokter umum dan melanjutkan pendidikan spesialis anak.
Selama masa studinya, ia aktif sebagai asisten dosen dan peneliti.
Pengalaman kerja dr. Aisya sangat beragam.
Baca juga: Profil dr. Aisya Fikritama Aditya, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS UNS Sukoharjo
dr. Aisya pernah bekerja sebagai dokter internship di RSUD Pandanarang Boyolali dan Puskesmas Boyolali II, kemudian berlanjut sebagai dokter umum di berbagai institusi termasuk Klinik Kimia Farma Adi Sucipto dan RS UNS.
Pada tahun 2023, ia pernah bekerja di RSU Asy Syifa Sambi Boyolali.
dr. Aisya kemudian bergabung dengan RS UNS Sukoharjo sebagai dokter spesialis anak, serta menjadi dosen dan staf pengajar hingga kini.
Selain itu, sekarang ia juga berpraktik di RSU Hidayah Boyolali serta RS Ortopedi Dr. Soeharso Surakarta.
Baca juga: 7 Manfaat Makan Malam Lebih Awal, Bantu Kelola Gula Darah hingga Tingkatkan Pencernaan
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com)