TRIBUNHEALTH.COM - Hilangnya gigi akibat tanggal ataupun karena kecelakaan bisa menyebabkan ompong.
Gigi ompong biasanya dialami oleh usia lanjut.
Namun, tak menutup kemungkinan jika gigi ompong bisa dialami oleh usia muda.
Hilangnya gigi bisa mempengaruhi fungsi pengunyahan dan estetika.
Tak heran jika seseorang dengan gigi ompong memilih menggunakan gigi palsu.

Baca juga: 4 Manfaat Buah Tomat untuk Mengatasi Nyeri Haid, Berperan Sebagai Relaksan Otot Alami
Pertanyaan:
Dokter, apakah ada kondisi medis yang tidak disarankan melakukan pemasangan gigi palsu?
Adjie, di Lamongan
Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP menjawab:
Pada umumnya hampir tidak ada kontraindikasi terhadap penyakit-penyakit tertentu.
Tapi lebih spesifik terhadap kalau misalnya pasien-pasien yang mempunyai kebiasaan buruk.
Perlu dipertimbangkan untuk pilihan-pilihan gigi tiruannya.
Misalnya pasien yang pada saat tidur sering mengalami bruxism, istilahnya gigi berbunyi pada saat tidur ya, seperti seolah-olah gigi-giginya seperti melakukan oklusi pengunyahan.
Itu biasanya kita anjurkan menggunakan gigi tiruan yang cekat, karena dikhawatirkan jangan sampai kalau menggunakan gigi tiruan lepasan mudah untuk lepas gigi tiruannya.
Baca juga: 7 Makanan yang Harus Dihindari saat Batuk dan Pilek
Kemudian yang kedua pada pasien yang mengalami epilepsi. Itu juga biasanya kita anjurkan untuk menggunakan gigi tiruan yang cekat.
Kalau hal-hal yang sifatnya penyakit-penyakit tertentu, penyakit-penyakit sistemik, mungkin hanya persoalan pilihan-pilihan yang cocok untuk gigi tiruan tersebut.
Satu contoh lagi misalnya pasien penderita penyakit gula diabetes kronis, yang parah, mungkin tidak dianjurkan misalnya menggunakan gigi tiruan seperti implan gigi. Karena itu bisa tidak cocok ya, kontraindikasi dengan pemasangan gigi tersebut.
Profil Dr. drg. Munawir H. Usman SKG., MAP
Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP merupakan dokter gigi di Rumah Sakit Undata, Jl. RE. Martadinata Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Selain praktik di Rumah Sakit Undata Kota Palu, Dr. drg. Munawir H. Usman membuka klinik di Apotek Amanda, Jl. Jati Baru, Kota Palu.
Baca juga: 5 Makanan Warna Hijau Bantu Kontrol Lonjakan Kolesterol Tinggi
Sementara itu, kiprahnya di dunia organisasi juga tak bisa diremehkan.
Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP aktif di dunia organisasi sejak tahun 2014 yang diawali menjadi sekretaris PDGI cabang Mamuju Utara.
Ia pernah menjadi pengurus KAHMI, anggota TKMKB BPJS Kesehatan, anggota ARSADA, dan anggota PERSI.
Pada tahun 2017-2020, ia menjadi ketua bidang organisasi PDGI wilayah Sulselbar.
Di tahun yang sama pada 2017, ia juga menjadi pengurus wilayah KKSS dan yang terakhir ia menjadi pengurus wilayah PDGI Sulawesi tengah hingga tahun 2023.
Tak sampai disini, ia juga mendapatkan penghargaan tenaga kesehatan teladan tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional pada tahun 2016.
Sebagai dokter gigi, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP aktif dalam berbagai penelitian.
Tak hanya itu, Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP juga kerap mengikuti berbagai pelatihan dan seminar.
Sebelum bekerja di Rumah Sakit Undata Kota Palu, ia juga sempat bekerja di Puskesmas Parabu pada tahun 2010-2016.
Selain itu, ia juga pernah menjadi Direktur di RSUD Pasangkayu pada tahun 2016-2018.
(TribunHealth.com/PP)