TRIBUNHEALTH.COM - Banyak sekali kasus depresi di lingkungan sekitar kita.
Perlu diketahui bahwa depresi ialah salah satu kondisi gangguan mental.
Depresi bisa terjadi pada siapa saja, tak terkecuali anak-anak hingga orang tua.
Sayangnya, tanda-tanda depresi ini kerap terlambat disadari oleh penderita maupun orang terdekatnya.
Jika dibandingkan, antara laki-laki dan perempuan, mana yang paling rentan mengalami depresi?
Dokter spesialis kedokteran jiwa, Mayor Kes dr. Hary Purwono menyampaikan tanggapannya di YouTube TribunHealth.com mengenai perbandingan rentannya depresi pada laki-laki dan perempuan.
Tak heran jika banyak masyarakat awam yang menanyakan antara laki-laki maupun perempuan, manakah yang lebih rentan mengalami depresi.

Baca juga: 6 Manfaat Minum Air Kelapa Muda bagi Ibu Hamil
Mayor Kes dr. Hary menyampaikan bahwa secara data penelitian, ternyata perempuan dua kali lebih rentan mengalami depresi.
"Secara data penelitiannya, perempuan itu dua kali lebih rentan mengalami depresi," kata Mayor Kes dr. Hary Purwono.
Lanjut, berbicara mengenai gangguan perasaan, kata Mayor Kes dr. Hary secara ilmiah perempuan dua kali lebih rentan mengalami depresi.
Ada ungkapan bahwa perempuan cenderung menggunakan perasaan daripada logika.
"Mungkin karena bicara tentang gangguan perasaan, ya mungkin sering ada ungkapan bahwa perempuan itu kan lebih banyak main perasaan. Jadi makanya itu perempuan itu secara ilmiahnya dua kali lebih rentan mengalami depresi,"
"Ada ungkapan bahwa perempuan itu kan cenderung menggunakan perasaan daripada logikannya," lanjutnya.
Baca juga: Awal Mula Muncul Kutu Rambut Itu Sebenarnya karena Apa Sih Dok?
Dokter spesialis kedokteran jiwa, Mayor Kes dr. Hary menegaskan jika kondisi-kondisi tertentu maupun adanya riwayat konflik rumah tangga hingga internal rumah tangga.
Konflik internal rumah tangga yang terjadi seperti kekerasan bisa menyebabkan seseorang mengalami depresi.
"Apalagi kondisi-kondisi tertentu ataupun punya riwayat mengalami konflik rumah tangga, ataupun konflik internal rumah tangga. Baik punya riwayat kekerasan dalam rumah tangganya, nah itu sering mengalami atau rentan mengalami kondisi depresi,"
Siapa yang Berisiko Mengalami Depresi?

Mengingat banyak individu yang mengalami depresi, tak heran apabila masyarakat mulai mencari tahu siapa saja yang bisa mengalami depresi.
Mayor Kes dr. Hary menyampaikan, berbicara mengenai rnetang umur seseorang mengalami depresi.
Ternyata ada sebuah data penelitian yang menyebutkan bahwa pada usia-usia 24 tahun, di negara berkembang sudah ada yang mengalami depresi.
Baca juga: Dok, Tarik Benang Aptos Boleh Dilakukan pada Usia Berapa?
"Jadi kalau kita bicara masalah rentang umur orang mengalami depresi itu, ada sebuah data penelitian juga menyebutkan bahwa pada usia-usia sekitar 24 tahun, itu di negara-negara berkembang ada yang sudah mengalami gangguan depresi," ujar Mayor Kes dr. Hary.
Sedangkan di negara-negara maju, kata Mayor Kes dr. Hary, depresi dialami oleh suia rata-rata 26 tahun sampai 27 tahun.
Rentang umur tersebut berdasarkan dara penelitian yang diambil rata-rata.
"Kalau di negara-negara maju, mengalami kondisi depresi itu sekitar usia 26 tahun sampai 27 tahun. Itu mungkin sebuah data penelitian yang diambil rata-rata,"
Kata Mayor Kes dr. Hary, tidak menutup kemungkinan jika kadang usia-usia sebelum 18 tahun juga bisa mengalaminya dengan risiko genetik yang lebih besar.
Risiko tersebut mungkin kecenderungan mengalami gangguan bipolar, bisa mengalami depresi lebih awal.
"Cuma tidak menutup kemungkinan kadang-kadang di usia-usia sebelum 18 tahun juga, mungkin dengan kondisi risiko genetik yang lebih besar, dengan mungkin kecenderungan mengalami gangguan bipolar, itu bisa mengalami kondisi depresi lebih awal." pungkasnya
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan Mayor Kes dr. Hary Purwono, Sp.KJ. Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa dari RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo.
(TribunHealth.com/PP)