TRIBUNHEALTH.COM - Prostat hanya di miliki oleh para pria.
Ternyata prostat juga bisa mengalami gangguan.
Prostat merupakan kelenjar yang dipunyai pria.
Prostat bisa mengalami masalah seperti BPH (Benign prostatic hyperplasia) merupakan pembesaran prostat, prostatitis yakni infeksi pada prostat, hingga kanker prostat.
Jika prostat mulai mengalami masalah, tentunya harus segera mendapatkan penanganan dan tidak boleh disepelekan.
Prostat yang bermasalah bisa ditandai dengan adanya gangguan kencing.

Baca juga: 4 Cara Merawat Lansia untuk Mengelola Diabetes dengan Tepat
Gangguan kencing ini apakah umumnya juga dialami oleh berbagai gangguan yang terjadi di area kandung kemih, seperti misalnya prostatitis?
Dokter spesialis urologi, dr. Rizki Muhammad Ihsan menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai gangguan kencing.
dr. Rizki Muhammad Ihsan mengatakan, pembesaran prostat bisa terjadi karena meradang saja, kanker atau pembesaran akibat sel-sel membesar seperti kasus BPH.
Tanda dari pembesaran prostat omo saluran kencing menjadi tersubat.
"Karena pembesaran ya tadi. Pembesaran itu karena meradang saja atau pembesaran ganas yang kanker itu, atau pembesaran yang sel-selnya jadi banyak kayak kasus BPH itu," kata dr. Rizki Muhammad Ihsan.
Baca juga: 9 Cara Menurunkan Berat Badan bagi Wanita dengan PCOS
Lanjut, gejala utama dari pembesaran prostat yakni adanya hambatan sehingga pasien sulit untuk kencing.
Pasien pun harus mengedan untuk kencing dan butuh bantuan dari otot-otot perut untuk menekan kandung kemih agar bisa memeras kencing melewati tahanan.
Saat kencing pasien harus mengedan karena sulitnya aliran kencing yang terputus-putus dan tidak lancar.
"Nah tandanya, apapun pembesaran itu, sehingga saluran yang harusnya dilewati lancar oleh kencing itu tersumbat. Kayak logikanya adalah selang yang tergencet benda dari luarnya itu akan mengganggu pancaran alirannya dari kencing itu sendiri."

Baca juga: 5 Manfaat Tidur di Lantai, Ini Caranya Agar Bisa Tidur dengan Nyaman
"Tentu gejala-gejalanya yang utama adalah karena ada hambatan di situ, tentu pasien akan susah untuk kencing. Kencing akan mengedan karena perlu tenaga ekstra, bantuan dari otot-otot di perut itu untuk menekan agar kandung kemih bisa memeras kencing melewati tahanan yang besar tadi," lanjutnya.
"Pasien harus mengedan. Karena mengedan juga ada aliran di situ, kencingnya akan terpututs-putus gak lancar kayak di selang yang lancar."
Kata dr. Ihsan, aliran kencing pasien akan terpututs-putus, pancaran tidak kuat dan lama saat kencing sehingga pasien tidak puas.
Dikarenakan tidak bisa menghabiskan kencing secara baik, maka pasien pun tidak merasa puas setelah kencing.
Kencing yang tersisa banyak di kandung kemih, sehingga pasien akan sering buang air kecil.
Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh Akibat Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Manis
"Terputus-putus, pancarannya tidak kuat, lalu untuk memulai kencing lama, lalu tidak puas setelah kencing. Karena gak bisa menghabiskan secara baik kencing yang ada di kandung kemih. Karena tidak habis, pasien tidak puas setelah kencing," tuturnya.
"Karena masih sisa banyak di kandung kemih, pasien juga merasakan pasti sebentar lagi ingin kencing lagi. Jadi akan sering ke kamar mandi."
Dokter spesialis urologi dr. Ihan menuturkan jika banyak pasien, terutama di malam hari mengalami frekuensi kencing yang berlebihan di malam hari.
Pasien sering terbangun karena kencing.
Jika mengalami hal ini, dr. Ihsan menegaskan untuk waspada.
"Jadi beberapa pasien itu sangat banyak, malam hari terutama ya, nocturia namanya, frekuensi kencing yang berlebihan pada malam hari. Jadi saat tidur itu sedikit-sedikit kebangun. Karena sering kencing, jadi perlu kita waspadai ada gangguan pada prostat," tandas dr. Ihsan.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth.com bersama dengan dr. Rizki Muhammad Ihsan Sp.U. Seorang dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Nirmala Suri, Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)