Breaking News:

Bolehkah Ibu Hamil Gunakan Retinol dan Asam Salisilat Saat Kehamilan? Begini Jawaban dr. Arieffah

Berikut ini penjelasan dr. Arieffah, Sp. KK mengenai penggunaan skincare dengan bahan aktif pada ibu hamil.

Penulis: Irma Rahmasari | Editor: Melia Istighfaroh
freepik.com
Ilustrasi penggunaan skincare pada ibu hamil, bolehkah menggunakan retinol dan asam salisilat? 

TRIBUNHEALTH.COM - Kehamilan membuat ibu hamil memiliki banyak perubahan pada tubuh, mulai dari perubahan bentuk hingga munculnya permasalahan kulit. 

Berbagai masalah kulit yang kerap dialami oleh ibu hamil antara lain adalah kulit kering, kulit berjerawat, flek hitam atau melasma. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang ibu hamil membutuhkan skincare untuk merawat kulit selama kehamilan. 

Namun, skincare yang digunakan oleh ibu hamil tidak boleh sembarangan, karena bisa memengaruhi kondisi janinnya. 

Lantas, skincare dengan kandungan bahan aktif seperti retinol dan asam salisilat apakah boleh digunakan untuk ibu hamil? 

Baca juga: dr. Arieffah, Sp. KK Jelaskan Dampak Buruk Penggunaan Skincare Bermerkuri pada Ibu Hamil

Ilustrasi penggunaan skincare pada ibu hamil, bolehkah menggunakan retinol dan asam salisilat?
Ilustrasi penggunaan skincare pada ibu hamil, bolehkah menggunakan retinol dan asam salisilat? (grid.id)

Baca juga: Bolehkah Gunakan Skincare dengan Kandungan Niacinamide dan Vitamin C Secara Bersamaan?

Berikut ini produk untuk meningkatkan kesehatan kulit, klik di sini untuk mendapatkannya.

Dilansir melalui tayangan YouTube Tribun Health, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arieffah, Sp. KK memberikan penjelasannya mengenai penggunaan bahan aktif untuk ibu hamil. 

Retinol merupakan turunan vitamin A yang sering digunakan dalam produk perawatan kulit. 

Kandungan skincare jenis ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari menunda penuaan kulit, meratakan warna kulit, mengurangi hiperpigmentasi, hingga mengatasi permasalahan jerawat. 

Sedangkan asam salisilat atau salicylic acid merupakan obat yang termasuk dalam kelompok keratolitik, yaitu golongan obat yang bekerja sebagai peeling agen atau agen pengelupasan kulit. 

Fungsinya adalah untuk menghilangkan sel kulit mati dan membuat permukaan kulit wajah yang kadar menjadi halus. 

Baca juga: Dokter, Bolehkan Ibu Hamil Gunakan Skincare dan Lakukan Treatment PRP untuk Atasi Stretch Mark?

2 dari 3 halaman

Berikut ini produk untuk meningkatkan kebersihan kulit, klik di sini untuk mendapatkannya. 

Menurut penjelasan dr. Arieffah, penggunaan retinol dan asam salisilat saat kehamilan sebaiknya memang harus dihindari. 

Saat kehamilan, ada banyak opsi skincare yang bisa digunakan oleh ibu hamil, sehingga tidak perlu menggunakan bahan aktif saat kehamilan. 

Hal ini dikarenakan ibu hamil harus mempertimbangkan risiko dari penggunaan bahan aktif pada skincare tersebut. 

Jika manfaat dari bahan aktif skincare tidak terlalu signifikan, biasanya tidak akan direkomendasikan untuk ibu hamil

"Rata-rata dokter spesialis kulit akan menghindari sementara bahan-bahan tadi."

"Jika obat totol masih bisa digunakan, seperti benzoil peroksida masih bisa digunakan untuk obat totol."

"Namun untuk retinol memang harus dihindari meskipun terdapat jurnal yang menyatakan jika retinol tidak bermasalah pada ibu hamil dan tidak masalah pada janin, tapi biasanya memang harus dihindari," jelas dr. Arieffah. 

Baca juga: Manfaat Makan Pisang untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Dapat Meredakan Mual dan Muntah

Berikut ini suplemen untuk meningkatkan kesehatan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.

Ilustrasi penggunaan skincare pada ibu hamil, bolehkah menggunakan retinol dan asam salisilat?
Ilustrasi penggunaan skincare pada ibu hamil, bolehkah menggunakan retinol dan asam salisilat? (pixabay.com)

Baca juga: 3 Alasan Tidak Boleh Skip Sunscreen, Termasuk Cegah Penuaan Dini pada Kulit

Apakah Kandungan Bahan Aktif Tersebut Bisa Didapatkan dari Makanan yang Dikonsumsi? 

3 dari 3 halaman

dr. Arieffah menjelaskan, kandungan retinol dari skincare dan makanan yang dikonsumsi beda cara kerjanya dan beda titik tangkapnya. 

Sehingga kalau disubstitusi, makanan lebih baik bukan makanan yang mengandung bahan aktif tersebut, tapi makanan yang memiliki efek terapi atau efek baik terhadap masalahnya. 

"Misalnya pasien dengan masalah aging atau pasien melasma, tidak bisa pakai retinol."

"Tapi kita bisa cari antioksidan, misalnya vitamin E, vitamin C, bukan substitusi bahan aktif dengan makanan, namun kita cari makanan lain yang memberi manfaat juga untuk masalah itu," jelas dr. Arieffah. 

Baca juga: 6 Alasan Buah Beri Bagus untuk Kesehatan Kulit, Bagus untuk Jerawat Meradang hingga Anti Penuaan

Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Arieffah, Sp. KK dalam tayangan YouTube Tribun Health. 

Berikut ini produk untuk meningkatkan kesehatan kulit, klik di sini untuk mendapatkannya.

Baca berita lain seputar kesehatan di sini

(Tribunhealth.com)

Selanjutnya
Tags:
ibu hamilretinolasam salisilatTribunhealth.comdr. Arieffah Sp.KKSpesialis Kulit dan Kelamin
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved