Breaking News:

Dokter, Apakah Vaginismus pada Wanita juga Merupakan Masalah Fisiologis? Begini Kata dr. Binsar

Gangguan seksual ini sebenarnya bisa dialami oleh pria maupun wanita. Hal ini bisa disebabkan karena gangguan tubuh.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
Freepik
Ilustrasi wanita alami vaginismus 

TRIBUNHEALTH.COM - Gangguan seksual bisa mempengaruhi keharmonisan pasangan suami istri (pasutri). 

Baik pria maupun wanita bisa saja mengalami gangguan seksual. 

Ternyata, gangguan seksual ini bukan hanya karena gangguan tubuh saja. Namun, psikis juga turut berperan. 

Gangguan seksual yang terjadi pada wanita ialah vaginismus. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai vaginismus, kita bisa bertanya langsung dengan seorang dokter yang berkompeten seperti dr. Binsar Martin Sinaga FIAS. 

Ilustrasi vaginismus yang dialami oleh seorang istri
Ilustrasi vaginismus yang dialami oleh seorang istri (jogja.tribunnews.com)

Baca juga: Obat Kumur Bukan untuk Gigi Sensitif, Simak Penjelasan drg. Dessy Putri

Pertanyaan: 

Gangguan seksual itu tidak hanya karena gangguan tubuh ya dok, bisa karena psikis juga. 

Nah, dokter apakah vaginismus pada wanita juga merupakan masalah fisiologis?

Ella, di Boyolali

Medical Seksologist dr. Binsar Martin Sinaga FIAS menjawab: 

2 dari 3 halaman

Jadi kalau dibilang dari gangguan psikologis, itu hanya memperberat gangguan seksual yang disebabkan oleh gangguan tubuh, itu hanya memperberat. 

Nah kalau pada seorang pria, gangguan seksual itu kan ereksi. Kalau pada wanita vagina. 

Nah, kalau kita berbicara vaginismus, vaginismus itu adalah satu memori. Saya cuma katakan satu memori yang menakutkan bagi seorang wanita tentang hubungan seks. 

Jadi tentang hubungan seks, ketakutan.

Baca juga: Tak Hanya Menurunkan Berat Badan, Ini 7 Manfaat Buah Plum yang Sayang Dilewatkan

Jadi memori dia itu bahwa hubungan seks menakutkan. Disimpan berapa lama, bertahun-tahun dan akhirnya pada waktu dia sudah menikah dan sudah sewajarnya dia punya kehidupan seks, gak bisa. 

Jadi bukan masalah fisiologis. Jadi begitu dilihat, semuanya normal. Tetapi, akibat dari psikologinya dia, dalam hal ini menerima informasi yang salah, akhirnya trauma. 

Nah, perntanyaan berikut bagi sobat health dan Tribunners, apakah bisa sembuh? 

Sangat bisa, tapi perlu waktu. Saya punya kasus 2 tahun lalu, 2021 lah akhir. Seorang perempuan vaginismus datang karena apa? Karena dia punya kumpulan, punya temen-temen baru menikah. Malam pertama sakit, malam pertama sakit.

ilustrasi wanita yang mengalami vaginismus
ilustrasi wanita yang mengalami vaginismus (wartakota.tribunnews.com)

Baca juga: Segudang Manfaat Labu Kuning untuk Kesehatan, Kaya Akan Nutrisi Penting

Apa yang terekam sama dia? Seks itu sakit. Dan apa yang terjadi? Vaginismus. Vaginanya gak bisa lentur, kenceng gitu ototnya. 

Dan akhirnya saya treatment itu 2 tahun dan sekarang syukur, 2020 akhir dia datang sama saya, 2021 2022 dan akhirnya 2022 bulan November Desember di WA saya "Dokter saya punya anak sekarang". "Kamu sudah bisa hubungan seks? Sudah." 

3 dari 3 halaman

Saya senang sekali karena mengobati dua tahun tuh pakai vaginadilator. Kan ngobati ada tekniknya dan itu butuh proses. Untung suaminya sabar. Kalau suaminya gak sabar gimana? Dia tinggalin karena dua tahun. Dan sekarang dia sudah melahirkan, dia kasih fotonya sama saya dan saya cukup senang mendengarnya. 

Kalau seorang pria itu retarded ejaculation, tidak bisa ejakulasi di dalam vagina, itu bagi pria. Tapi kalau bagi wanita itu vaginismus, itu kasus-kasus gangguan seks yang agak sedikit sulit dan lama penanganannya.

(TribunHealth.com/PP) 

 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comVaginismusdr. Binsar Martin SinagaMedical SexologistGangguan seksual
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved