TRIBUNHEALTH.COM - Tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan akibat paparan berlebih dan makanan yang menganggu keseimbangan.
Ternyata, makanan ada yang memicu produksi radikal bebas.
Radikal bebas merupakan molekul reaktif dikarenakan memiliki satu atau lebih elektron yang tak berpasangan.
Molekul tersebut bisa memicu kerusakan oksidatif sel-sel tubuh yang berkontribusi pada peradangan, penuaan dini, dan beragam penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung dan penyakit lain.
Meskipun tubuh kita sebenarnya sudah memiliki mekanisme yang bisa mengatasi radikal bebas, makanan tertentu dan paparan berlebih dari lingkungan bisa mengganggu keseimbangan.
Sebagaimana merangkum dari KlikDokter, dr. Dyah Novita Anggraini menyampaikan beberapa kenis makanan yang diketahui bisa memicu produksi radikal bebas, dan baiknya dikurangi konsumsinya:
1. Makanan yang Digoreng

Baca juga: 7 Rekomendasi Teh untuk Atasi Radang Tenggorokan, Atasi Nyeri Menelan
Makanan yang digoreng di dalam minyak, terutama pada minyal yang telah digunakan berulang kali mengandung radikal bebas yang tinggi.
Menggoreng pada suhu yang tinggi menyebabkan oksidasi minyak, sehingga terbentuk senyawa berbahaya seperti akrilamida dan produk oksidasi lipid.
Akrilamida merupakan senyawa yang terbenruk ketika makanan tinggi karbohidrat digoreng atau dipanggang di suhu tinggi.
Senyawa akrilamida dikaitkan dengan peningaktan risiko penyakit kanker dalam studi pada hewan.
Produk oksidasi lipid bisa memicu peradangan yang merusak sel-sel tubuh.
Maka dari itu, mengurangi konsumsi makanan yang digoreng termasuk upaya untuk mengurangi paparan radikal bebas.
Pilihlah metode memasak yang kebih sehat, yakni mengukus atau memanggang.
2. Makanana Olahan

Baca juga: 5 Manfaat Makan Kacang Kenari di Pagi Hari saat Perut Kosong
Makanan olahan seringnya mengandung pengawet, lemak trans dan aditif lain yang memicu produksi radikal bebas.
Proses pengolahan makanan bisa merusak nutrisi alami dan berisiko menambah bahan kimia yang berbahaya.
Misalnya seperti nugget, sosis, daging olahan seperti bacon dan ham, snack kemasan dan makanan beku siap saji.
Pada makanan olahan sering ditemukan lemak trans yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL) yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
3. Gula dan Karbohidrat Refined

Konsumsi karbohidrat refined seperti tepung putih dan gula berlebih bisa meningkatkan kadar radikal bebas di dalam tubuh.
Karbohidrat refined dan gula bisa memicu stres oksidatif dan peradangan yang mampu meningkatkan produksi radikal bebas.
Baca juga: Di Indonesia Ada Berapa Jumlah Penderita HIV Dok?
Contoh dari makanan ini seperti kue, permen, minuman bersoda, roti putih, pasta dan jus kemasan.
Asupan tinggi gula dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit diabetes tipe 2, obesitas dan penyakit jantung.
Mengurangi konsumsi karbohidrat refined dan gula nisa menjaga keseimbangan radikal bebas di dalam tubuh.
4. Daging Merah dan Daging Olahan

Daging merah dan daging olahan mengandung zat besi heme yang memicu produksi radikal bebas.
Zat heme pada daging merah bisa berpartisipasi dalam reaksi Fenton yang menghasilan salah sau radikal bebas paling reaktif, yakni radikal hidroksil.
Proses pemanasan daging pada suhu yang tinggi seperti membakar atau memanggang bisa menghasilkan senyawa berbahaya seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
Baca juga: 4 Solusi Terbaik untuk Mengatasi Lingkaran Hitam di Bawah Mata
Contoh daging olahan dan daging merah seperti sate, barbeque, hotdog, pepperoni, burger dab steak.
Pilihlah daging putih atau sumber protein nabati seperti ayam dan ikan yang bisa membantu mengurangi paparan radikal bebas.
5. Minuman Beralkohol

Sobat sehat, konsumsi alkohol berlebih bisa meningkatkan produksi radikal bebas lho.
Selain itu, minum alkohol berlebih juga bisa menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel-sel tubuh kita.
Rupanya alkohol sangat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menetralisir radikal bebas.
Beberapa contoh minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan minuman keras seperti vodka, whisky, dan rum.
Konsumsi alkohol bisa memicu memicu peradangan serta stres oksidatif kerusakan hati, dan meningkatkan risiko kanker.
Untuk menjaga keseimbangan radikal bebas dan upaya menjaga kesehaan tubuh, sebaiknya kurangi atau hindari konsumsi alkohol.
(TribunHealth.com/PP)