TRIBUNHEALTH.COM - Asma adalah kondisi pernapasan kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran udara, yang menyebabkan kesulitan bernapas, mengi, batuk, dan sesak napas.
Tingkat keparahan dan frekuensinya dapat bervariasi pada setiap individu.
Ada banyak mitos seputar penyakit asma, mulai dari anggapan bahwa asma hanya terjadi pada anak-anak, hingga seputar penularan asma.
Melansir kanal kesehatan NDTV, berikut ini sederet mitos tentang asma.
Mitos 1: Asma hanyalah penyakit anak-anak

Meskipun asma sering kali dimulai sejak masa kanak-kanak, asma dapat berkembang pada usia berapa pun.
Banyak orang dewasa yang didiagnosis menderita asma di kemudian hari, dan bukan hal yang aneh bagi seseorang untuk mengalami gejala untuk pertama kalinya saat dewasa.
Penting bagi semua orang, tanpa memandang usia, untuk mewaspadai gejala-gejala tersebut dan mencari nasihat medis jika mereka menduga menderita asma.
Mitos 2: Asma menular
Asma tidak menular.
Asma adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Asma tidak dapat ditularkan dari orang ke orang.
Memahami hal ini dapat membantu mengurangi stigma dan misinformasi tentang kondisi tersebut.
Baca juga: 5 Keuntungan Rutin Makan Buah Pepaya, Cegah Asma hingga Perbaiki Kesehatan Jantung
Mitos 3: Penderita asma harus menghindari olahraga
Meskipun olahraga dapat memicu gejala asma pada sebagian orang, aktivitas fisik yang teratur bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan dan dapat membantu meningkatkan fungsi paru-paru.
Dengan manajemen yang tepat dan pengobatan sebelum olahraga, banyak penderita asma dapat melakukan berbagai bentuk olahraga dengan aman.
Mitos 4: Asma adalah kondisi psikologis
Asma adalah kondisi fisik yang memengaruhi saluran pernapasan.
Meskipun stres dan kecemasan dapat memperburuk gejala, keduanya bukanlah penyebab asma.
Penanganan yang efektif melibatkan pemahaman dan penanganan aspek fisik penyakit ini.

Mitos 5: Anda bisa sembuh dari asma
Gejala asma dapat berubah seiring waktu, dan beberapa anak mungkin mengalami lebih sedikit gejala seiring bertambahnya usia.
Namun, asma adalah kondisi kronis yang dapat berlanjut hingga dewasa.
Pemantauan dan penanganan rutin sangat penting, bahkan jika gejalanya tampak membaik.
Mitos 6: Semua obat asma bersifat adiktif
Obat asma, seperti kortikosteroid hirup dan bronkodilator, tidak menimbulkan kecanduan.
Obat-obatan tersebut penting untuk mengelola gejala dan mencegah serangan asma.
Kekhawatiran akan ketergantungan seharusnya tidak menghalangi individu untuk menggunakan obat yang diresepkan.
Baca juga: Selain Muncul di Area Wajah, Melasma Bisa Muncul di Area yang Sering Terpapar Sinar Matahari
Mitos 7: Asma bukanlah penyakit serius
Asma dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.
Serangan asma yang parah dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan kematian.
Sangat penting untuk mengikuti rencana pengobatan dan mencari pertolongan medis jika gejalanya memburuk.
Mitos 8: Inhaler hanya dibutuhkan saat serangan asma
Banyak penderita asma menggunakan inhaler pemeliharaan setiap hari untuk mengendalikan peradangan dan mencegah gejala.
Inhaler penyelamat digunakan untuk meredakan serangan dengan cepat.
Kedua jenis inhaler tersebut berperan penting dalam penanganan asma.
Mitos 9: Pindah ke iklim yang berbeda dapat menyembuhkan asma
Meskipun perubahan iklim dapat meredakan gejala untuk sementara waktu bagi sebagian orang, asma tidak dapat disembuhkan dengan relokasi.
Pemicu lingkungan bervariasi, dan penanganan asma memerlukan perawatan berkelanjutan, terlepas dari lokasinya.

Mitos 10: Asma dapat disembuhkan dengan pengobatan alternatif
Tidak ada obat untuk asma, meskipun dapat ditangani secara efektif dengan pengobatan medis konvensional.
Beberapa pengobatan alternatif mungkin dapat meredakan gejala bagi sebagian orang, tetapi pengobatan tersebut tidak boleh menggantikan perawatan medis berbasis bukti.
Selalu konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan sebelum mencoba pengobatan baru.
Memahami mitos dan fakta tentang asma sangat penting untuk penanganan yang efektif dan peningkatan kualitas hidup bagi mereka yang terkena asma.
Jika Anda menduga Anda menderita asma atau gejala Anda berubah, konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang tepat.