Breaking News:

Kenali Apa itu Autis & Penyebab Autism Spectrum Disorder atau ASD

Berikut ini penjelasan mengenai apa itu yang dinamakan autisme spectrum disorder (ASD)

|
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Pexels
autisme spectrum disorder (ASD) 

TRIBUNHEALTH.COM - Sebagai orang tua, mengetahui anak mengidap autisme tentu bukanlah hal yang mudah.

Perlunya pemahaman mulai dari penyebab hingga penanganannya akan menjadi bekal dalam meredakan rasa takut dan kebingungan orang tua. 

Autisme merupakan gangguan perkembangan saraf pada anak sejak usia dini.

Autisme sendiri juga dikenal sebagai gangguan autisme spectrum disorder (ASD).

ASD mencakup sindrom Heller, sindrom Asperger, dan gangguan perkembangan pervasif atau PPD, akibatnya anak biasanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, berperilaku, ataupun berinteraksi. 

Hingga saat ini belum diketahui persis hal apa saja yang menyebabkan autisme.

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Selain itu, para ahli juga mengidentifikasi bisa terjadi pada anak dikarenakan adanya beberapa gen yang mungkin memiliki kaitan dengan ASD. 

Selain itu, meskipun hingga saat ini penyebab autisme belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami autisme, seperti : 

  • Memiliki riwayat autisme dalam keluarga.
  • Kelainan genetik atau kromosom tertentu, yakni sindrom fragile X dan tuberous sclerosis.
  • Terlahir dari kedua orang tua yang berusia lebih dari 40 tahun. 
  • Terlahir secara prematur. 
  • Selama kehamilan, Ibu sering mengonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan tertentu, seperti obat epilepsi.

Pada kasus kelahiran anak kembar, autisme bisa terjadi diakibatkan oleh gen kembar.

2 dari 3 halaman

Misalnya, jika salah satu anak kembar mengidap autisme, maka kembar lainnya berisiko mengidap autisme sebanyak 36 sampai 95 persen. 

Di samping itu, anak yang mengidap autisme memiliki gejala dan tingkat gangguan yang berbeda-beda, mulai dari ringan hingga yang berat.

Penderita dengan gejala ringan umumnya tidak mengalami hambatan dalam beraktivitas, namun penderita dengan gejala berat dalam melakukan aktivitasnya lebih membutuhkan bantuan.

Berikut gejala yang dapat dialami oleh penderita autisme : 

  1. Penderita autisme akan mengalami gangguan dalam berkomunikasi maupun berinteraksi sosial, seperti enggan berbicara, sering mengulang kata, dan menghindar bahkan enggan berbicara dengan orang lain.
  2. Penderita autisme sering melakukan gerakan yang sama secara berulang. 
  3. Penderita autisme dapat mengalami gangguan lainnya seperti gangguan mood, sering bereaksi emosional, dan bahkan kejang.
  4. Sensory Overload, yaitu kondisi yang menyebabkan panca indra seseorang terstimulasi berlebihan sehingga memicu rasa tidak nyaman, cemas, bahkan panik. Kondisi ini dialami biasanya karena suara yang terlalu berisik, maupun suhu yang terlalu panas atau dingin. 

Perlu orang tua ketahui bahwa autisme tidak dapat disembuhkan, akan tetapi dapat dilakukan terapi sedini mungkin.

Terdapat sejumlah terapi yang bisa dilakukan orang tua agar penderita autisme dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan sehari-harinya, bahkan dapat mandiri. 

Terapi yang bisa orang tua lakukan, yakni terapi perilaku dan komunikasi, terapi perawatan khusus atau terapi okupasi, terapi edukasi khusus, hingga terapi keluarga.

Pemberian obat-obatan kepada penderita autisme hanya dilakukan jika anak mengalami gangguan perilaku yang parah, hiperaktif, dan gangguan panik. 

Maka dari itu, Ibu hamil dapat mencegah risiko terjadinya autisme dengan melakukan beberapa hal berikut : 

  • Selama kehamilan melakukan pemeriksaan dengan dokter obgyn secara berkala. 
  • Mengonsumsi makanan bergizi tinggi dan seimbang.
  • Hindari mengonsumsi minuman beralkohol selama kehamilan.

Itulah beberapa kemungkinan penyebab autisme pada anak.

3 dari 3 halaman

Penting untuk orang tua pahami dan tangani autisme sejak dini, agar gejala yang dialami dapat teratasi sedini mungkin.

Selain itu, perlu adanya semangat dan kemauan orang tua dalam upaya penanganan autisme pada anak, ya.

Selanjutnya
Tags:
AutisAutism Spectrum Disorder (ASD)anak Father Hunger
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved