TRIBUNHEALTH.COM - Seringkali perut buncit dijadikan indikator kegemukan pada seseorang.
Biasanya indikator perut buncit ini ditandai dengan area perut yang lebih besar dari area tubuh lain.
Sering dianggap lumrah, tentunya kita perlu mengetahui sebenarnya perut buncit ini berbahaya bagi kesehatan atau tidak.
Perut buncit sering diartikan sebagai kondisi perut yang lebih besar dibandingkan area tubuh yang lainnya.
Penumpukan lemak memang bisa terjadi di mana saja.
Seringkali perut buncit ini dialami oleh pria.
Minuman bersoda, disebut bisa mempengaruhi terjadinya perut buncit atau tidak?
Ahli gizi R. Radyan Yaminar menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai pengaruh minuman bersoda terhadap perut buncit.

Baca juga: 3 Cara Mudah untuk Mencegah Diabetes, Nomor 3 Sering Diabaikan
Memang perut buncit menjadi masalah yang sering dikeluhkan, terutama bagi para wanita.
Beberapa orang merasa kurang percaya diri dengan kondisi perut buncit.
Seringkali penumpukan lemak terjadi di area perut, paha dan juga lengan.
Beberapa orang mungkin menanyakan, sebenarnya minuman bersoda ini apakah berpengaruh terhadap perut buncit.
R. Radyan Yaminar menuturkan jika soft drink berpengaruh dengan terjadinya perut buncit.
Ia menjelaskan, soft drink biasanya mengandung tinggi gula.
"Kalau soft drink iya, karena biasanya soft drink itu tinggi gula," kata ahli gizi R. Radyan Yaminar.
Pada beberapa merk, satu botol soft drink kata ahli gizi R. Radyan Yaminar mengandung gula sekitar 20 gram hingga 25 gram.
Baca juga: 5 Dampak Buruk Tidur dengan Lampu Menyala, Tingkatkan Tekanan Darah hingga dan Risiko Depresi
Lanjut, padahal batas maksimal gula per hari hanya 50 gram.
Ia menegaskan, tingginya kandungan gula pada soft drink inilah yang menyebabkan penumpukan lemak semakin banyak.
Penunmpukan lemak semakin banyak karena karbohidrat yang tidak digunakan sebagai energi akan disimpan dalam bentuk lemak.
"Jadi satu botol beberapa merk itu, dia kandungan gulanya 20 gram, 25 gram," lanjutnya
"Padahal batas maksimal sehari kita cuma 50 gram. Nah itu yang bisa membuat penumpukan lemaknya semakin banyak karena karbohidrat jika tidak digunakan sebagai energi, itu akan disimpan dalam bentuk lemak" imbuhnya.
Ahli gizi R. Radyan Yaminar menjelaskan bahwa soda tidak mengakibatkan perut buncit tapi bisa menyebabkan perut kembugn.
"Nah kalau untuk sodanya sendiri tidak mengakibatkan perut buncit, tapi nanti bisa jadi kembung ya, karena kan sifatnya soda itu," sambungnya.
Baca juga: Upaya yang Harus Dilakukan untuk Menjaga Berat Badan Ideal
Kira-kira apa yang menyebabkan perut mudah buncit?
Masih banyak orang awam yang belrtanya-tanya mengenai penyebab perut mudah buncit.
R. Radyan Yaminar menyampaikan jika tidak ada penyebab pasti dari perut buncit.
Tidak ada makanan khusus yang menjadi penyebabnya.
Makan makanan yang banyak menyebabkan perut buncit.
"Perut mudah buncit itu tidak ada penyebab pastinya ya," kata R. Radyan Yaminar
"Jadi tidak ada makanan khusus. Makan makanan banyak ini menyebabkan perutnya buncit," imbuhnya.
Kata R. Radyan, faktor pertama penyebab perut buncit yaitu penumpukan lemak.
Makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi lemak bisa menuadi faktor pemicu perut buncit.

Baca juga: Persiapan Sebelum Menyusui, Bidan Singgung Rutin Membersihkan Area Puting
"Tapi faktornya yang pertama penumpukan lemak tadi ya. Jadi makanan tinggi karbohidrat sama tinggi lemak," lanjutnya.
Secara spesifik perut buncit, kata R. Radyan Yaminar tergantung dari setiap individu.
Ternyata hal ini dipengaruhi oleh jenis kelamin, aktivitas diisik dan kondisi genetik.
Meskipun kondisi genetik hanya berpengaruh sedikit saja.
"Kalau spesifik ke perut itu tergantung individunya. Jadi, dipengaruhi oleh jenis kelamin pastinya, terus habis itu dipengaruhi oleh aktivitas fisik, sama kondisi genetik itu berpengaruh walaupun sedikit ya," sambung R. Radyan Yaminar.
Dikatakan bahwa genetik berpengaruh dengan terjadinya perut buncit.
Berarti kalau salah satu orangtua memiliki perut buncit, juga akan menurunkan ke anaknya?
Ahli gizi R. Radyan menuturkan jika jika orangtua memiliki perut buncit, ini tidak pasti menurun ke anak.
Ia menegaskan jika semua pakar sudah setuju bila dengan diet semua bisa dirubah.
Baca juga: Tak Hanya Lezat, Ini Manfaat Kacang Mete untuk Kesehatan Tubuh
Jika memiliki perut bincit tidak usah merasa pasrah hanya karena genetik keluarga yang gemuk.
"Pastinya menurun tapi tidak bisa, maksudnya gak saklek, gak bisa diubah. Semua pakar sudah setuju ya, jadi untuk diet itu bisa diubah semuanya," tuturnya.
"Jadi gak usah pasrah ya, 'wah genetikku dari keluarga gemuk nih, gak mungkin bisa kurus', itu udah salah itu," ujarnya.
R. Radyan Yaminar menjelaskan jika memang gemuk sebenarnya bisa kurus, namun effort atau usahanya akan lebih susah karena genetiknya cenderung gemuk.
Ia menegaskan, berdasarkan penelitian-penelitian disebutkan jika geketik tidak berpengaruh terlalu tinggi ke badan.
Maka dari itu, orang dengan genetik gemuk tidak perlu kahwatir.
"Memang bisa kurus tapi effornya bakalan lebih susah karena kamu punya genetik yang cenderung lebih gemuk," lanjut R. Radyan Yaminar.
"Dan itu (genetik) pengaruhnya ke badan gak terlau tinggi sih. Kalau penelitian-penelitian menyebutkan. Jadi gak perlu khawatir, gak perlu risau gitu." pungkasnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan R. Radyan Yaminar, S.Gz. Seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo.
(TribunHealth.com/PP)