TRIBUNHEALTH.COM - Osteoporosis dikenal sebagai tulang yang keropos dan rapuh.
Ada banyak faktor yang bisa memicu terjadinya osteoporosi.
Meskipun osteoporosis dikenal tidak memiliki gejala, namun rupanya kasus osteoporosis cukup banyak terjadi di Indonesia.
Bukan hanya terjadi pada lansia saja, osteoporosis juga rentan terjadi pada usia dewasa muda.
Maka dari itu, penting sekali mengetahui faktor pemicu osteoporosis ini.
Ketika seseorang mengalami osteoporosis, biasanya dampak apa saja yang dialami oleh orang tersebut? Bisakah kemungkinan terburuknya mengalami kematian?
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, dr. Ray Hendry menyampaikan tanggapannya melalui tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai dampak pada orang yang mengalami osteoporosis.
Baca juga: 8 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Jadi Penyebab Berat Badan Naik
Seringkali osteoporosis dikenal sebagai masalah pada usia lansia.
Rupanya, hal ini pun bisa berisiko pada usia dewasa muda.
dr. Ray Hendry menuturkan jika kematian karena osteoporosis ini tidak terjadi secara langsung.
Ia menjelaskan, osteoporosis tidak menunjukkan gejala. Tulang secara pelan-pelan keropos, maka dari itu pasien pun tidak merasakan gejalanya.
"Kematian tidak secara langsung ya," ujar dr. Ray Hendry.
"Jadi, sekali lagi karena osteoporosis itu tidak menunjukkan gejala. Pelan-pelan tulangnya itu keropos, makanya si pasien tidak merasa apa-apa," lanjutnya.
Lanjut, ketika pasien mengalami kejadian trauma seperti jatuh, kecelakaan dan lain-lain, kata dr. Ray Hendry tulangnya lebih gampang patah.
Keadaan patah tulang ini lah kata dr. Ray yang sering membuat pasien tidak berdaya.
Baca juga: 5 Manfaat Rutin Minum Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri
Ketidakberdayaan pasien ini terbaring di tempat tidur terus-terusan atau tidak bisa melakukan aktivitas biasanya.
"Tetapi begitu mengalami kejadian trauma, jatuh, kecelakaan dan lain-lain, kan tulangnya lebih gampang patah. Nah, keadaan patah tulang ini seringkali membuat pasien tidak berdaya istilahnya," imbuhnya.
"Mereka terbaring di tempat tidur terus-terusan atau mereka gak bisa melakukan pekerjaan atau aktivitasnya yang biasa," sambung dr. Ray.
Dokter spesialis ortopedi dan tarumatologi, dr. Ray Hendry menegaskan, jika ketidakberdayaan pasien tersebut dalam waktu lama, selain kurang mobilisasi, pasien pun bisa mengalami stres.
Faktor-faktor tersebut kata dr. Ray Hendy bisa menyebabkan pasiennya semakin lama semakin tidak berdaya.
"Lama-lama dalam keadaan begitu, selain dia jadi kurang mobilisasi, mungkin terjadi stres. Faktor-faktor ini yang bisa menyebabkan pasiennya semakin lama semakin tidak berdaya," tuturnya.
Baca juga: Ini Lho Bahaya Minum Air Es untuk Kesehatan, Salah Satunya Memicu Penimbunan Lemak
Tentunya banyak yang ingin mengetahui apakah osteoporosis ini nantinya bisa menyebabkan kematian.
Apakah osteoporosis bisa menyebabkan kematian?
dr. Ray Hendry menyampaikan bahwa osteoporosis bisa menyebabkan kematian, tapi tidak secara langsung karena berbagai hal yang menumpuk.
"Ya itu tadi, bisa, tapi secara tidak langsung. Karena berbagai hal yang menumpuk istilahnya," kata dr. Ray Hendry.
Dampak dari osteoporosis yang menyebabkan kualitas hidup seseorang menurun drastis, maka bisa mengalami berbagai kondisi yang lain, yang akhirnya memperburuk kondisinya dan mencetuskan risiko terburuknya kematian.
Lantas, apa saja penyebab dari osteoporois atau pengeroposan tulang?
Kerap ditanyakan mengenai penyebab dari osteoporosis atau pengeroposan tulang.
Baca juga: Wanita Karir Tak Ada Hasrat dengan Pasangan, Apa Termasuk Indikator Penurunan Estrogen?
dr. Ray Hendry menuturkan jika osteoporosis ini banyak berhubungan dengan gaya hidup.
Ia mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan seperti jenis kelamin, terutama perempuan lebih gampang mengalami osteopororis.
Apalagi perempuan yang sudah usia menopause, kata dr. Ray Hendry hal ini berkaitan dengan hormon.
Dijelaskan dr. Ray Hendry bahwa faktor osteoporosis yang tidak bisa dikendalikan adalah usia dan jenis kelamin.
"Banyak berhubungan dengan gaya hidup ya sebenarnya. Memang ada beberapa faktor yang kita tidak bisa kendalikan, seperti jenis kelamin perempuan itu lebih gampang terkena. Apalagi perempuan yang sudah usia menopause, itu nanti berhubungan dengan hormon," ujar dr. Ray Hendry.
"Ya itu aja sih sebenarnya, faktor yang tidak bisa kita kendalikan adalah usia dan jenis kelamin," lanjutnya.
Baca juga: Kangkung dan Bayam Termasuk Sayur Penyebab Asam Urat, Apakah Benar?
Lanjut, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dr. Ray Hendry menyampaikan jika faktor yang bisa dikendalikan banyak berhubungan dengan gaya hidup.
Ia menjelaskan, saat gampang ditemui di website, iklan, buku atau di manapun mengenai gya hidup sehat.
Gaya hidup sehat kata dr. Ray Hendry berhubungan dengan olahraga, istirahat yang cukup dan asupan nutrisi yang cukup.
Kembali ditegaskan oleh dr. Ray jika gaya hidup lah yang bisa dikendalikan untuk mencegah osteoporosis.
"Tapi, faktor yang bisa kendalikan banyak berhubungan dengan gaya hidup," imbuhnya.
"Saat ini kan banyak ya, gampang kita temui di website, di iklan atau dimana pun, di buku, di apapun. Gaya hidup sehat itu yang berhubungan dengan olahraga, istirahat yang cukup, asupan nutrisinya juga cukup, itu yang bisa kita kendalikan ya untuk mencegah osteoporosis." jelas dr. Ray
Ini disampaikan pada channel Youtube TribunHealth bersama dengan dr. Ray Hendry, Sp.OT. Seorang dokter spesialis ortopedi dan traumatologi dari Rumah Sakit St. Carolus Summarecon Serpong.
(TribunHealth.com/PP)