TRIBUNHEALTH.COM - Stres merupakan tekanan mental yang bisa dialami oleh siapa saja.
Umumnya, seseorang mengalami stres saat berada di bawah tekanan ataupun merasa kesulitan menghadapi sesuatu.
Tentunya stres bisa dialami oleh siapa saja.
Bukan hanya orangtua, rupanya stres pun bisa dialami oleh remaja.
Seringkali stres pada remaja tidak disadari, bahkan cenderung diabaikan.
Baca juga: Jadwal dan Besaran THR Lebaran 2024 untuk PNS, TNI, Polri & Karyawan Swasta
Jika demikian, maka bisa menyebabkan kondisi mental semakin mengkhawatirkan.
Untuk mengantisipasinya dibutuhkan strategi pengelolaan stres yang benar.
Seiring dengan perkembangan zaman, majunya teknologi, sekarang banyak sosial media yang digunakan remaja.
Mungkinkah sosial media saat ini perpengaruh pada kesehatan mental remaja?
Psikolog keluarga dan pendidikan anak, Adib Setiawan menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube TribunHealth.com mengenai pengaruh sosial media terhadap kesehatan mental remaja.
Baca juga: Tips Puasa Sehat Anak dengan Diabetes, Ini yang Harus Diperhatikan Orangtua
Seiring berkembangnya teknologi, banyak media sosial yang digunakan remaja.
Tentunya hal ini menjadi pertanyaan, apakah media sosial bisa mempengaruhi kesehatan mental pada remaja.
Psikolog Adib Setiawan berpendapat bahwa menurutnya, media sosial sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental remaja.
Ia menjelaskan jika di sosial media banyak yang menampilkan pencapaian tertentu, menampilkan foto jalan-jalan, prestasi tertentu atau kepemilikan tertentu yang bisa menjadi tekanan bagi orang-orang tertentu.
"Kalau menurut saya sangat berpengaruh ya. Apalagi di sosial media banyak sekali yang menampilkan pencapaian-pencapaian tertentu, atau menampilkan foto misalnya jalan-jalan, prestasi-prestasi tertentu atau kepemilikan tertentu (mempunyai sesuatu), bagi orang-orang tertentu kan ini juga menjadi tekanan. Kalau tidak bisa memenuhi, dia pengen itu," kata psikolog Adib Setiawan.
Baca juga: 10 Manfaat Sereh untuk Kesehatan: Turunkan Tekanan Darah, Gula Darah hingga Menjaga Kadar Kolesterol
Jika tidak bisa mencapai keinginan tertentu, kata Adib Setiawan dalam diri remaja tersebut bisa muncul stres dan memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan keinginannya tersebut.
"Jadi, kalau dia tidak bisa mencapainya, akan muncul stres dalam diri dia. Bagaimana cara untuk mendapatkannya, kira-kira begitu," lanjutnya.
Misalnya, remaja tersebut menginginkan tas baru dan memikirkan bagaimana cara mendapatkannya.
"Contoh pengen tas baru, 'gimana cara dapetinnya ya?', kira-kira begitu," sambung psikolog Adib.
Lingkungan sosial yang membandingkan kehidupannya dengan orang lain yang nampak lebih mewah, sehingga remaja tersebut menganggap dirinya kurang sempurna.
Baca juga: Mood Seks Cepat Berubah pada Pria, Apakah Bisa Diobati? Ini Jawabannya
Psikolog Adib Setiawan menuturkan, ditambah lagi jika remaja tersebut menyalahkan keadaan, menyalahkan kondisi orangtua. Tentunya hal ini akan membuat remaja semakin stres dan menyalahkan keadaan.
"Ditambah lagi kalau dia menyalahkan keadaan, menyalahkan kondisi orangtua misalnya. Nah, ini kan akan membuat remaja semakin stres. Bukan menerima keadaan, tapi malah menyalahkan keadaan." tuturnya.
Ini disampaikan pada channel YouTube TribunHealth bersama dengan Adib Setiawan, Sp.Psi., M.Psi. Seorang priskolog keluarga dan pendidikan anak dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia.
(TribunHealth.com/PP)