TRIBUNHEALTH.COM - Treatment filler merupakan perawatan kecantikan non bedah yang dilakukan dengan menyuntikkan zat sintetis atau alami ke dalam garis, lipatan, dan jaringan wajah.
Zat yang disuntikkan berupa cairan hyaluronic acid, yang tujuannya untuk menambah volume di area yang diinginkan, mengurangi munculnya kerutan, mengembalikan vitalitas wajah, hingga membuat wajah lebih kencang.
Filler dapat memperbaiki kontur wajah, membuat penampilan menjadi lebih muda, dan wajah tampak lebih segar.
Lantas, apakah ada kondisi tertentu yang tidak boleh melakukan treatment filler ini?
Dilansir TribunHealth dari kanal YouTube Tribun Health, Dokter Estetika di Avery Clinic Malang dan Avena Aesthetic Surabaya, dr. Isabella Rosellini MH,CMC memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.
Baca juga: 6 Ide Sarapan untuk Penderita Asam Lambung, Dapat Cegah Risiko Naiknya Asam Lambung dan Nyeri Dada
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu, 4 Manfaat Makan Labu Siam, Termasuk Turunkan Gula Darah hingga Tekanan Darah
Kondisi yang Tidak Boleh Melakukan Treatment Filler
dr. Isabella menjelaskan, terdapat beberapa kondisi tertentu yang tidak disarankan melakukan treatment filler.
Tidak ada treatment tertentu yang tidak memiliki kontra indikasi, artinya semua treatment bisa memiliki kontra indikasi, termasuk treatment filler.
Berikut kondisi yang tidak disarankan melakukan treatment filler.
1. Ibu hamil dan menyusui
Kondisi pertama yang tidak boleh melakukan treatment filler adalah pada kondisi ibu hamil dan menyusui.
dr. Isabella tidak menyarankan melakukan treatment saat hamil dan menyusui, karena memang belum ada penelitian yang membuktikan jika treatment filler tidak akan berpengaruh pada ibu hamil dan bayinya.
Namun, sebenarnya secara teori tidak akan berpengaruh pada badan.
"Filler itu kalau kita letakkan di wajah, dia hanya akan terlokalisir di wajah, tapi karena memang belum ada penelitian, jadi kita sebagai dokter estetika harus main aman, karena memang semua tindakan estetika termasuk filler itu kan bukan sesuatu yang wajib dilakukan," jelas dr. Isabella.
"Jadi lebih baik kita cari aman, meminimalkan risiko, kita tidak melakukan pada ibu yang hamil dan menyusui," lanjutnya.
Baca juga: 7 Makanan Tinggi Antioksidan, Cegah Penuaan Dini hingga Penyakit Alzheimer
Baca juga: Ingin Glowing Alami? Konsumsi Makanan Ini Secara Rutin, Ada 7 Pilihan
2. Memiliki infeksi di wajah
Kondisi yang kedua tidak boleh melakukan treatment filler adalah memiliki infeksi di wajah.
Misalnya seseorang yang sedang memiliki jerawat parah, sebaiknya menunda treatment filler terlebih dahulu, karena kesehatan nomor satu setelah itu baru kecantikan.
Apakah Penderita Diabetes dan Ginjal Boleh Melakukan Treatment Filler?
Lebih lanjut terdapat pertanyaan untuk dr. Isabella, apakah seseorang yang menderita diabetes dan ginjal boleh melakukan treatment filler?
dr. Isabella menjelaskan, seseorang dengan penyakit diabetes atau ginjal masih boleh melakukan treatment filler.
"Filler yang diberikan hanya akan terlokalisir di wajah meskipun kita memiliki penyakit lain di area tubuh, itu tidak akan mengganggu, jadi boleh," ungkap dr. Isabella.
Sebelum melakukan treatment filler, ada baiknya pasien melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter estetika agar mendapatkan saran yang tepat dan treatment yang tepat.
Baca juga: Manfaat Stroberi Kaya Antioksidan, Mengelola Gula Darah, Anti Peradangan, hingga Turunkan Kolesterol
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Estetika di Avery Clinic Malang dan Avena Aesthetic Surabaya, dr. Isabella Rosellini MH,CMC dalam tayangan YouTube Tribun Health.
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)