TRIBUNHEALTH.COM - Gula merupakan bahan makanan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan orang mungkin sudah tahu jika mengonsumsi terlalu banyak gula bisa meningkatkan risiko terkena diabetes.
Namun pada dasarnya tak hanya itu saja.
Membatasi asupan gula ternyata juga memiliki sederet manfaat lain, selain mencegah dan mengontrol diabetes.
Situs kesehatan Health melansir, membatasi asupan gula dapat membantu mengatur berat badan, bahkan mendukung kesehatan jantung.
Berikut ini uraiannya.
1. Bantuan dalam Manajemen Berat Badan

Mengonsumsi gula di bawah batas maksimal harian tidak mungkin menyebabkan penambahan berat badan.
Sebaliknya, penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi gula tambahan berhubungan dengan obesitas.
Secara khusus, pola makan tinggi gula tambahan dikaitkan dengan lemak perut atau yang juga dikenal sebagai lemak visceral.
Lemak ini dikaitkan dengan dengan penyakit kronis, termasuk diabetes dan penyakit jantung.
Untuk kesehatan jangka panjang Anda, batasi makanan dan minuman yang dimaniskan dengan gula.
Pilih pilihan yang rendah gula tambahan, seperti air soda, buah-buahan, dan sayuran.
Ini dapat membantu Anda mengatur berat badan dan mengurangi lemak perut.
Baca juga: Jus Apel dan Sederet Buah Ini Ampuh Mempercepat Metabolisme, Bikin Berat Badan Cepat Turun
2. Membantu Mengatur Gula Darah Anda
Resistensi insulin terjadi ketika pankreas melepaskan banyak hormon insulin untuk mengimbangi kelebihan gula dalam aliran darah.
Hal ini dapat menyebabkan pradiabetes dan diabetes tipe 2.
Beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang sering mengonsumsi minuman manis memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Mengurangi asupan gula tambahan, berolahraga, dan mengikuti pola makan sehat dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
Sel yang sensitif terhadap insulin membutuhkan lebih sedikit insulin untuk menyerap gula darah.
Ini dapat membantu mengatur kadar gula darah dan menurunkan risiko diabetes.
3. Membantu Kesehatan Jantung

Gula tambahan secara tidak langsung dan langsung terkait dengan penyakit jantung.
Diet dengan lebih dari 20 persen total kalori dari tambahan gula dikaitkan dengan tingginya kadar trigliserida, sejenis lemak darah.
Peningkatan trigliserida dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Meskipun berat badan Anda sudah sehat, mengurangi asupan gula tambahan dapat membantu menjaga tekanan darah, kolesterol, dan trigliserida pada tingkat yang sehat.
Hal ini juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Baca juga: 6 Kunci Kesembuhan Hipertensi, Tekanan Darah Jadi Normal dan Jantung Makin Sehat
4. Meningkatkan Kesehatan Mulut Anda
Pemecahan gula oleh bakteri di mulut dapat menghasilkan asam yang merusak permukaan gigi sehingga menyebabkan gigi berlubang.
Terlalu banyak bakteri juga dapat menyebabkan gusi terinfeksi atau meradang, sehingga menyebabkan penyakit gusi.
Mengurangi jumlah tambahan gula dalam makanan Anda hingga kurang dari 10 persen dari total kalori Anda setiap hari dapat mengurangi risiko terjadinya gigi berlubang.
5. Dapat Menurunkan Risiko Depresi

Apa yang kita makan dapat memengaruhi fungsi otak kita, sehingga memengaruhi suasana hati kita.
Misalnya, risiko gejala depresi yang lebih rendah dikaitkan dengan mengonsumsi makanan seperti buah-buahan dan sayuran segar serta biji-bijian.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa minuman manis dikaitkan dengan risiko gejala depresi dan depresi yang lebih tinggi.
Namun penelitian lain tidak menemukan hubungan antara asupan gula dan risiko depresi.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk meneliti bagaimana gula dapat memengaruhi suasana hati Anda.
Baca juga: Depresi Tak Sama dengan Perasaan Sedih, Simak Perbedaan Keduanya
6. Dapat Mengurangi Jerawat dan Meningkatkan Kesehatan Kulit
Terlalu banyak gula berarti Anda dapat mengalami peradangan di seluruh tubuh dan peningkatan produksi sebum, zat kulit berminyak.
Jerawat bisa disebabkan oleh terlalu banyak sebum.
Mengurangi tambahan gula juga dapat membantu memperlambat penuaan kulit.
Gula dan makanan yang dipanggang atau digoreng mungkin mengandung lebih banyak zat yang bereaksi dengan kolagen dan serat elastis di kulit Anda.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)