TRIBUNHEALTH.COM - Berhenti merokok menjadi salah satu kunci penting bagi kesembuhan orang dengan diabetes.
Mengelola diabetes merupakan sebuah tantangan, dan merokok dapat menjadikan tantangan tersebut lebih sulit lagi.
Nikotin meningkatkan kadar gula darah dan membuatnya lebih sulit untuk ditangani, sebagaimana dilansir CDC AS.
Penderita diabetes yang merokok sering kali membutuhkan dosis insulin yang lebih besar untuk menjaga gula darahnya mendekati tingkat target.
Baca juga: Asap Vape Juga Berbahaya bagi Perokok Pasif, Membahayakan Paru-paru dan Jantung

Diabetes menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kebutaan, dan kerusakan saraf yang dapat menyebabkan amputasi (pengangkatan melalui operasi) pada jari kaki, kaki, atau tungkai.
Jika Anda menderita diabetes dan merokok, Anda lebih mungkin mengalami komplikasi—dan komplikasi yang lebih buruk—dibandingkan orang yang menderita diabetes dan tidak merokok.
Penyakit jantung patut mendapat perhatian khusus.
Seiring waktu, gula darah tinggi akibat diabetes dapat merusak pembuluh darah serta saraf di dalam dan sekitar jantung Anda.
Merokok juga dapat merusak pembuluh darah dengan meningkatkan plak (zat berlemak dan lilin yang menumpuk di dinding arteri Anda).
Baca juga: 7 Rempah yang Kaya Khasiat untuk Kesehatan, Lawan Kolesterol Jahat hingga Stabilkan Gula Darah
Berhenti merokok

Tidak peduli berapa lama Anda merokok, berhenti merokok akan membantu Anda menjadi lebih sehat.
Segera setelah berhenti merokok, tubuh mulai menyembuhkan dirinya sendiri:
- Dalam 20 menit, detak jantung dan tekanan darah Anda turun.
- Dalam 12 jam, karbon monoksida (gas beracun dari asap rokok) dalam darah Anda turun menjadi normal.
- Dalam 2 minggu hingga 3 bulan, sirkulasi dan fungsi paru-paru Anda membaik.
- Dalam setahun, risiko Anda terkena penyakit jantung adalah setengah dari risiko seseorang yang masih merokok.
- Berhenti merokok juga membantu tubuh Anda menggunakan insulin dengan lebih baik, sehingga kadar gula darah Anda lebih mudah dikelola.
(TribunHealth.com)