TRIBUNHEALTH.COM - Penderita diabetes perlu menghindari konsumsi daging merah dan semua jenis olahannya.
Ini termasuk sosis, hot dog, atau pun produk lainnya.
Amy Kimberlain, RD, CDE , juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics dan ahli diet kesehatan di Baptist Health South Florida memberikan penjelasan terkait hal ini.
Kepada Everyday Health, dia mengatakan bahwa daging merah dan produk olahannya kaya minyak jenuh.
Lemak jenuh dalam daging meningkatkan kolesterol dan meningkatkan peradangan di seluruh tubuh, dan juga dapat membuat penderita diabetes berisiko lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan rata-rata orang, karena risiko mereka sudah meningkat akibat diabetes.

Baca juga: Hindari 7 Makanan Penyebab Asam Urat, Ada Seafood Hingga Daging Merah
Orang dengan diabetes tipe 2 mungkin memiliki kondisi lain yang berkontribusi terhadap risiko terkena penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol abnormal dan trigliserida tinggi, obesitas, kurang aktivitas fisik , gula darah yang tidak terkontrol, atau merokok, menurut AHA .
Namun bukan berarti pengidap diabetes harus menghindari asupan daging merah sama sekali.
Kimberlain menjelaskan, daging masih bisa dikonsumsi dalam porsi terkontrol dan melibatkan pemilihan dengan cermat.
Baca juga: 2 Tanda Utama Diabetes yang Kerap Tak Disadari dan Dianggap Sepele
Daripada potongan daging berlemak, pilihlah protein tanpa lemak, termasuk ayam dan kalkun tanpa kulit, ikan dan kerang, dan daging sapi tanpa lemak.
Untuk daging giling, pastikan Anda memilih daging sapi yang setidaknya 92 persen tanpa lemak dan 8 persen lemak, saran Kimberlain.
Bagaimana makan dapat mempengaruhi kadar gula darah

Situs medis LiveStrong memberikan ilustrasi bagaimana diabetes berkembang.
Saat Anda mengonsumsi makanan tertentu, karbohidrat dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa di saluran pencernaan dan kemudian diserap ke dalam aliran darah.
Hal ini memicu pankreas melepaskan hormon yang disebut insulin.
Insulin membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi dengan bertindak seperti kunci yang membuka sel sehingga glukosa bisa masuk.
Sebelum seseorang terkena diabetes tipe 2, mereka menjadi resisten terhadap insulin.
Dengan resistensi insulin, "kunci" insulin masih ada, namun tidak berfungsi seperti dulu, jelas Joyce Patterson, MPH, RDN, ahli diet terdaftar dan pendidik diabetes di Program Pendidikan Diabetes Dewasa Michigan Medicine.
Baca juga: 7 Hal yang Harus Dilakukan Setiap Pagi agar Kadar Gula Darah Stabil
Akibatnya, sel tidak mudah membiarkan glukosa masuk.
Sebaliknya, glukosa tetap berada dalam aliran darah, sehingga meningkatkan kadar gula darah.
Kadar gula darah yang tinggi merangsang pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak.
Seiring waktu, organ menjadi kewalahan dan sel-sel tubuh menjadi semakin resisten terhadap insulin.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)