Breaking News:

Trend dan Viral

Cuaca Kembali Panas dan Jarang Turun Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya: Fenomena Atmosfer

Di media sosial X sedang ramai beberapa unggahan dari netizen yang mengeluhkan cuaca yang kembali memanas.

Penulis: putri.pramestia | Editor: putri.pramestia
jatim.tribunnews.com
Cuaca Kembali Panas dan Jarang Turun Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya: Fenomena Atmosfer 

TRIBUNHEALTH.COM - Netizen di media sosial X (dulunya Twitter) mengeluhkan cuaca di Indonesia kemali panas dan juga gerah.

Di media sosial X sedang ramai beberapa unggahan dari netizen yang mengeluhkan cuaca yang kembali memanas.

Padahal, sebelumnya berkat hujan yang sudah turun selama beberapa minggu sempat membuat cuaca terasa sejuk.

Mengenai fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan.

Sejumlah netizen mengungkapkan rasa herannya mengapa beberapa hari belakangan ini cuaca terasa panas kembali.

Baca juga: Kalender Januari 2024 Lengkap Tanggal Merah, Hari Libur Nasional dan Pasaran Jawa

"Ini... kita kemarau lagi kah...?" cuit @selphieusagi, Minggu (17/12/2023).

"Cuaca nya lagi panas mulu, udah 3 atau 4 hari ya? setiap tidur jadi mandi keringet lagi," ketik @_av0caddo, Sabtu (16/12/2023).

"Tempat kalian balik ke musim panas lagi atau stay di musim hujan sih? Kok Bandung malah panas lagi ya, mana panas banget," tulis akun @papaojol, Jumat (15/12/2023).

"Perasaan kemarin Semarang suasananya enak udh mulai adem sejuk, kok skrg panas lagi yaa. Mana panas bgt uuu, kalian ngerasa sama gasii? -dips!" tulis netizen di akun @undipmenfess, Sabtu (16/12/2023).

Lantas, mengapa akhir-akhir ini cuaca kembali terasa panas?

2 dari 4 halaman

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto membenarkan bahwa suhu meningkat pada beberapa hari belakangan ini.

Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi oleh fenomena atmosfer.

Baca juga: Bagus Buat Sarapan, Coba Bubur Alpukat yang Dicampur Kurma Atau Madu, Ini Resep Ala dr. Zaidul Akbar

"Kondisi tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer," ungkap Guswanto kepada Kompas.com, Minggu (17/12/2023).

"Di mana dalam beberapa hari terakhir aktivitas fenomena atmosfer yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan," jelasnya.

Aktivitas fenomena atmosfer tersebut terlihat pada kondisi El Nino dan Dipole atau kondisi naik-turunnya suhu permukaan laut.

"Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia," ungkapnya.

Guswanto mengungkapkan, potensi curah hujan rendah tersebut diketahui dari analisis kondisi iklim global.

"Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0," kata dia.

"Nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole Mode Positif," lanjutnya.

Baca juga: Jarak Pengulangan Bleaching Gigi Jangan Terlalu Dekat, Ini Alasannya

Sementara dari hasil analisis kondisi regional per tanggal 16 Desember 2023, curah hujan di Indonesia belum merata.

3 dari 4 halaman

Padahal hujan dapat mengurangi hawa panas dan teriknya sinar Matahari karena pengaruh pergerakan awan hujan.

Lebih lanjut, curah hujan yang belum merata ini diketahui dari analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR), Madden Julian Oscillation (MJO), dan aktivitas gelombang ekuator.

"Analisis OLR, MJO, dan aktivitas gelombang ekuator menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif," ucap Guswanto.

Tepatnya di Pulau Sumatera bagian utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Selain itu potensi curah hujan yang tidak merata juga dilihat dari pantauan daerah konvergensi yang hanya terjadi pada sejumlah wilayah.

"Pantauan daerah konvergensi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pertumbuhan awan hujan."

"Di Laut Natuna, Sumatera bagian utara dan tengah, Kalimantan bagian selatan, Selat Makassar, Sulawesi bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafura, NTT dan Maluku," tambahnya.

Baca juga: Puasa Bisa Mengobati Jantung Lemah, Ini Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Hal itu diungkapkan BMKG dalam unggahan suhu maksimum harian di Indonesia melalui akun Instagram resminya @infobmkg.

Beberapa wilayah dengan suhu terpanas berada di Jawa bagian barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan dengan kisaran temperatur 34,6-36,6 derajat celcius.

"Berikut informasi suhu maksimum harian di Indonesia pada 16 - 17 Desember 2023 pukul 07.00 WIB. Yuk dicek, adakah wilayahmu termasuk di dalamnya?" tulis BMKG, Minggu (17/12/2023).

4 dari 4 halaman

Pencatatan wilayah dengan suhu terpanas di Indonesia dilakukan BMKG pada Sabtu (16/12/2023) pukul 07.00 WIB hingga Minggu (17/12/2023) pukul 07.00 WIB.

Simak wilayah dengan suhu terpanas Desember 2023 berikut ini:

Stasiun Meteorologi Maritim Serang, Kota Serang, Banten: 36,4 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur: 35,8 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Iskandar, Kotawaringin Barat, Kalimantan Barat: 35,6 derajat Celcius

Baca juga: Mood Swing yang Tidak Dikontrol Berisiko jadi Penyakit Gangguan Mental, Ini Kata Psikolog

Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka, Jawa Barat: 35,6 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Banten: 35,4 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Nangapinoh, Melawi, Kalimantan Barat: 35,4 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Raden Inten II, Lampung Selatan, Lampung: 35,4 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Budiarto, Tangerang, Banten: 35,3 derajat Celcius

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II, Tangerang Selatan, Banten: 35,2 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Tanah Merah, Boven Digoel, Papua: 35,0 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin, Bima, NTB: 35,0 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Supadio, Kubu Raya, Kalimantan Barat: 35,0 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Perak I, Surabaya, Jawa Timur: 35,0 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Mozes Kilangin, Mimika, Papua: 34,9 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Mutiara Sis-Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah: 34,8 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Nabire, Nabire, Papua Tengah: 34,8 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Umbu Mehang Kunda, Sumba Timur, NTT: 34,6 derajat Celcius

Baca juga: Terungkap Sosok Tiko Aryawardhana Anak Siapa, Cek Profil dan Biodata Suami Bunga Citra Lestari

Stasiun Meteorologi Soekarno Hatta, Cengkareng: 34,6 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Pangsuma, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat: 34,6 derajat Celcius

Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan: 34,6 derajat Celcius

(TribunHealth,com)

Selanjutnya
Tags:
cuacapanashujanBMKGmedia sosial XTwitternetizenTribunhealth.com Fenomena Equinox Rafael Struick Childfree Kepulauan Karimunjawa Sesar Lembang Mastodon Satine Zaneta
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved