TRIBUNHEALTH.COM - Ibu mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata stunting.
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan pada calon buah hati yang sebentar lagi akan lahir atau sudah terjadi pada anak ibu saat ini.
Menurut IDAI, anak dikatakan stunting, jika tinggi atau panjang badan anak kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan.
Stunting terjadi karena kurangnya gizi yang berkepanjangan, baik itu gizi dari ibu sebelum mengandung, kenaikan berat badan ibu yang tidak adekuat selama kehamilan hingga gizi yang diberikan mulai dari bayi lahir hingga bayi di bawah dua tahun.
Oleh karena itu, usaha Ibu dalam memenuhi gizi selama janin dalam kandungan menjadi penting untuk mencegah terjadinya stunting sejak dini.
Menurut data Kemenkes dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Indonesia sudah menurun menjadi 21,6 persen pada tahun 2022 dari 24,4% pada tahun 2021.
Hal ini dapat terjadi karena sejak tahun 2018 terjadi kerja sama semua pihak dalam melakukan intervensi percepatan penurunan stunting terhadap rumah tangga 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Pemerintah menargetkan pada tahun 2024 angka stunting sebesar 14%.
Untuk mencapai hal ini, memerlukan dukungan setiap bidang dan dukungan dari masyarakat Indonesia.

Terpapar rokok'>asap rokok dari lingkungan sekitar, merupakan salah satu penyebab stunting.
Hal ini terjadi karena di dalam kandungan dalam rokok terdapat kandungan berbahaya seperti karbon monoksida, nikotin, tar, hidrogen sianida, benzana, formaldelhid ,arsenik, kadmium dan amonia.
Mungkin mom and dad pernah mendengar istilah perokok pasif yaitu orang yang tidak merokok tetapi memiliki faktor risiko sakit karena terhirup rokok'>asap rokok secara langsung (secondhand smoker) atau rokok'>asap rokok yang tertinggal di ruangan/benda yang dapat tertelan saat anak-anak memasukkan benda tersebut ke dalam mulut (thirdhand smoker).
Kita bahas lebih lanjut efek dari kandungan rokok ya mom.
Karbon monoksida dapat mengganggu pertukaran oksigen sehingga orang yang terpapar dalam jumlah besar dapat mengalami lelah, lemas dan pusing.
Nikotin jika dihirup oleh orang lain, misalnya Ibu hamil atau para new Mom dapat menimbulkan perasaan cemas hingga gelisah.
Hal ini dapat membuat Ibu menjadi terganggu secara emosional.
Dengan adanya gangguan ini maka akan mempengaruhi produksi ASI, sehingga ASI menjadi lebih sedikit.
Kandungan nikotin dan tar dalam rokok ternyata bisa membuat pembuluh darah mengeras dan perokok pasif (dalam hal ini anak) dapat mengalami iritasi saluran pernapasan.
Begitulah penjelasan dari dr. Marshalla Agnes, M.Sc., Sp. A dokter spesialis anak dari Kehamilan Sehat Prime Ceger.
Baca juga: Anemia pada Remaja Bisa Menyebabkan Stunting? dr. Irene Sampaikan Penjelasannya
Kita mulai cari tahu dulu ya, apalagi penyebab stunting selain rokok'>asap rokok.
Seperti penjelasan dr. Marshalla, “Ada banyak faktor yang menyebabkan bayi jadi lahir stunting. Mulai dari kehamilan Ibu, dilihat terlebih dahulu, apakah selama hamil, kenaikan berat badan Ibu sudah adekuat, sudah rutin mengkonsumsi vitamin seperti zat besi dan asam folat. Jika ternyata belum terpenuhi, maka ada kemungkinan bayi menjadi lahir stunting.”
Dalam paparan berikut bisa diartikan sangat penting untuk memberikan nutrisi yang cukup dan sehat untuk janin selama masih dalam kandungan supaya tidak lahir stunting.
Setelah Ibu melahirkan, penting juga untuk memberikan nutrisi adekuat dari ASI maupun MPASI saat usia si Kecil sudah lebih dari 6 bulan.
Baca juga: Cegah Stunting dengan Memberi Anak MPASI yang Tepat
Jika tidak diberikan nutrisi adekuat tersebut, bisa menjadi salah satu penyebab stunting.
Oleh karena itu penting untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan secara berkala, seperti penimbangan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
Selain itu, bayi yang sering mengalami infeksi berulang bisa menjadi penyebab terjadinya stunting.
Hal ini dapat dicegah dengan memperbaiki lingkungan, pemberian asupan nutrisi yang seimbang dan jangan lupa imunisasi ya.
Stunting ini juga bisa disebabkan karena Ibu yang melahirkan secara prematur.
dr. Marshalla mengatakan, “Jadi, bagi Ibu yang ingin menghindari lahir prematur, pastikan nutrisi yang adekuat untuk Ibu konsumsi, kontrol kehamilan secara rutin, hindari rokok'>asap rokok dan paparan zat kimia berbahaya lainnya, cukupi air putih dalam sehari-hari, penting juga diberikan vitamin saat hamil.”
Saran dr. Marshalla berikut sebagai salah satu cara supaya Ibu tidak melahirkan prematur.
(TribunHealth.com)