TRIBUNHEALTH.COM - Aksi bendahara kelas SMA di Ngawi bagi-bagi kipas portable saat cuaca panas ekstrem tengah viral di media sosial.
Alasan bendahara kelas beri kipas portable supaya siswa tetap nyaman belajar di tengah cuaca panas terik.
Diketahui sosok bendahara kelas tersebut adalah siswa SMA Jogorogo, Ngawi.
Dikutip TribunJatim dari TribunStyle, bendahara kelas tersebut membagikan kipas angin portable untuk teman-teman sekelasnya.
Baca juga: Difoto Diam-diam, Ibu Hamil Berteriak Histeris di KRL, Turun dari Kereta Alami Pendarahan
Kipas portable tersebut berukuran mini berwarna senada.
Tampak siswa-siswi merasa senang mendapatkan masing-masing satu kipas.
Tampak sebagian dari siswa langsung menyalakan kipas portable itu dan mengarahkan ke area wajah.
Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada siswa kelas XI C SMAN Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur.
Videonya viral di TikTok usai diunggah melalui akun @barvensac.smago, Rabu (18/10/2023).
Dalam unggahan tersebut, tampak seorang murid perempuan yang berdiri di depan kelas.
Baca juga: Dihukum Guru Lari Tanpa Sepatu di Siang Bolong, Nasib Siswa SMP: Kaki Melepuh & Kesulitan Jalan
Di tangan murid tersebut terdapat beberapa kotak berisi kipas angin portable.
Kipas angin tersebut lantas dibagikan secara satu persatu kepada seluruh siswa di kelas tersebut.
"Bendahara kita royal makanya kita dibeliin kipas portable sekelas," tulis akun tersebut.
Usai maju secara bergantian, para siwa pun memamerkan kipas angin portable yang mereka dapat.
Diperkirakan ada sekitar 30 kipas angin yang dibagikan untuk setiap siswa.
Kipas angin portable tersebut dibagikan agar para siswa di kelas belajar dengan nyaman mengingat suhu udara yang belakangan meningkat.
Baca juga: Buntut Gaji 6 Bulan Tak Dibayar, Cleaning Service Ngamuk Hamburkan Sampah di Teras RSUD
Baca juga: Kisah Pilu Sopir Kendaraan Bermesin Diesel, Rela Antre 2 Hari di SPBU Demi Dapatkan Solar Subsidi
Cuaca panas di Indonesia diprediksi menurun pada November 2023
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi suhu panas di Indonesia akibat fenomena El Nino akan berlangsung hingga Oktober.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, suhu panas di Indonesia baru mulai menurun di bulan November 2023.
"Dalam beberapa kesempatan disampaikan bahwa suhu maksimum ini berlanjut hingga Oktober dan akan turun di November 2023 seiring dimulainya musim hujan di Indonesia," kata Guswanto kepada Kompas.com, Senin (9/10/2023).
Namun kata dia, suhu panas ini tidak akan mencapai 40 derajat.
Berdasarkan pengamatan pada 7-8 Oktober 2023 misalnya, suhu tertingginya sebesar 38,3 derajat celcius di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.
Baca juga: Sederet Tips Memilih Sunscreen yang Tepat Menurut Dokter Kulit, Salah Satunya Hindari Paraben
Diketahui, suhu maksimum harian adalah suhu tertinggi yang terjadi dalam waktu sehari atau selama 24 jam.
"Tidak sampai ke 40 derajat celcius atau belum ada indikasi bahwa suhu maksimum di Indonesia mencapai 40 derajat celcius sampai saat ini," jelas Guswanto.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan, setidaknya ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab suhu panas di sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Di antaranya yakni pertumbuhan awan, peralihan musim hingga posisi Matahari.
Andri membeberkan, saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari.
Baca juga: 4 Minuman Diet Terbaik, Dapat Mempercepat Penurunan Berat Badan Seiring Bertambahnya Usia
"Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran Matahari pada siang hari ke permukaan Bumi tidak mengalami hambatan signifikan, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," ujarnya, seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (29/9/2023).
Posisi semu Matahari yang sedang berada di selatan ekuator juga mempunyai dampak.
Di mana wilayah Indonesia yang berada di daerah tersebut, termasuk Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh penyinaran Matahari yang relatif lebih tinggi dibandingkan wilayah Indonesia lainnya.
Kendati demikian, fenomena astronomis tersebut tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara ekstrem di permukaan Bumi.
"Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah seperti yang terjadi saat ini di beberapa wilayah Indonesia," paparnya.
Baca juga: Tips Sehat dr. Zaidul Akbar, Inilah Obat Terbaik untuk Hilangkan Toksin dalam Tubuh
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(TribunJatim.com)(Tribunhealth.com)