Breaking News:

Trend dan Viral

Kasus Subang jadi Sorotan, Psikologi Forensik Mewanti-wanti Polda Jabar Agar Tak Langsung Percaya

Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Tuti dan Amalia yang terjadi pada 18 Agustus 2021 kembali mencuat.

Penulis: dhiyanti.nawang | Editor: dhiyanti.nawang
TribunJabar.id
Kasus Subang jadi Sorotan, Psikologi Forensik Mewanti-wanit Polda Jabar Agar Tak Langsung Percaya 

TRIBUNHEALTH.COM - Subang'>Kasus Subang terungkap usai 2 tahun menjadi misteri.

Reza Indragiri yang merupakan ahli psikologi forensik mewanti-wanti agar tim Polda Jawa Barat tidak gegabah dalam mengungkap kisah Subang.

Seperti kita ketahui bersama, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Tuti dan Amalia yang terjadi pada 18 Agustus 2021 kembali mencuat.

Kisah ini kembali menjadi sorotan usai adanya sosok Muhammad Ramdanu alias Danu yang menyerahkan diri ke Polda Jabar.

Muhammad Ramdanu alias Danu ini mengaku terlibat dalam pembunuhan bersama ayah sekaligus suami korban, Yosef.

Bahkan Danu juga memberikan kesaksian lain terkait adanya keterlibatan istri muda Yosef (Mimin) dan anak-anaknya, Arighi dan Abi.

Baca juga: Cara Cek Pengumuman Hasil Sanggah Seleksi Administrasi CPNS & PPPK 2023 Mulai Hari Ini, Ini Linknya

Tentu saja ini menjadi perhatian Reza Indragiri mengenai adanya pengakuan Danu kepada pihak kepolisian.

"Saya berharap kasus ini bisa segera terungkap secara tuntas, objektif, dan transparan," kata Reza pada Jumat (20/10/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Reza mewanti-wanti tim kepolisian untuk tidak langsung mempercayai pengakuan yang diberikan pihak-pihak tertentu.

"Dari sudut pandang psikologi forensik, saya punya alasan untuk mewanti-wanti teman-teman di Polda Jabar untuk tidak serta merta percaya kepada apa yang disebut sebagai pengakuan," imbuhnya.

2 dari 4 halaman

"Termasuk pengakuan dari orang yang menyatakan dirinya terlibat dalam kasus pembunuhan," sambungnya.

Melansir dari laman TribunJabar.id, menurut Reza, pengakuan bisa menjadi barang yang merusak proses penegakan hukum.

Baca juga: 6 Upaya Efektif Menjaga Berat Badan, Sobat Sehat Wajib Tahu!

"Karena psikologi forensik sudah sampai pada titik kesimpulan, barang yang paling merusak pada proses penegakan hukum, yang paling potensial dalam pengungkapan kebenaran adalah pengakuan," ungkapnya.

"Karena pengakuan mengandalkan daya ingat, barangkali mengandalkan kepentingan yang membuat pengakuan itu sendiri mengalami fragmentasi (terpecah belah) dan distorsi (pemutarbalikan fakta)," lanjutnya.

Terlebih, kata Reza, pengakuan juga bisa menjadi sesuatu yang keliru.

Apalagi jika pengakuan itu datang dari seseorang yang secara sukarela dan sadar memberikan informasi tersebut.

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri menanggapi soal mulai terungkapnya kasus Subang melalui kesaksikan Danu
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri menanggapi soal mulai terungkapnya kasus Subang melalui kesaksikan Danu (TribunJabar.id)

"Di psikologi forensik ada istilah false confession, pengakuan keliru," katanya.

"Salah satu jenisnya ada orang yang sengaja sukarela dan sadar memberikan informasi palsu kepada otoritas penegakan hukum," lanjutnya.

Reza berharap, polisi juga fokus dalam mencari keberadaan alat bukti yang bisa menunjang terungkapnya kasus Subang ini.

"Polisi sepatutnya lebih dari sekedar mencari pengakuan. Alat-alat bukti tambahan sangat perlu untuk memastikan kasus ini bisa berlanjut penanganannya," kata Reza.

Baca juga: CATAT! Cara Cek Penerima Bansos BPNT Tahap 5 2023, Lengkap dengan Jadwal Penyalurannya

3 dari 4 halaman

"Jangan sampai ada kesan atau pandangan negatif dari sebagian khalayak, akibat sulitnya kasus ini terkesan otoritas penegak hukum yang menciptakan alat bukti itu," bebernya.

Mengenai sikap Danu yang datang menyerahkan diri dan meminta jadi justice collaborator, Reza meminta pihak kepolisian untuk tetap menakar informasi yang mereka dapatkan.

"Bahwa Danu ini adalah orang yang menyatakan dirinya mengakui perbuatannya oke, asumsi itu sejenak kita terima," ujarnya.

"Tapi pihak kepolisian harus menakar informasi (pengakuan) yang diberikan oleh yang bersangkutan," paparnya.

Menurut Reza, sebuah informasi bisa disebut berkualitas apabila memenuhi dua syarat, lengkap dan akurat.

"Selama informasi itu belum lengkap dan akurat, saya khawatir penanganan kasus ini masih panjang," ujarnya.

"Demikian pula jika yang bersangkutan memberikan informasi tidak lengkap dan akurat, maka keinginan untuk jadi justice collaborator sebaiknya ditutup," tandasnya.

Baca juga: Asupan untuk Penderita Tiroid, dr. Zaidul Akbar Sarankan Konsumsi Ini, Coba Air Kelapa & Daun Senna

Pengakuan Danu

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Surawan, mengungkapkan kesaksian Danu dalam pengakuan terbarunya.

Menurut Surawan, pada saat kejadian, Yosef meminta Danu untuk ditemani ke rumah korban.

4 dari 4 halaman

"Dari MR (Danu, Red) sendiri, ini dia yang pertama diminta oleh YH untuk menemani ke TKP ke rumah korban," kata Surawan saat ditemui di Mapolda Jabar, Rabu (18/10/2023).

"Kemudian dia (MR) menunggu di garasi kemudian diminta mengambil alat golok," lanjutnya.

Setelah Danu mengembilkan golok dan menyerahkan ke Yosef, Danu tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam rumah.

Ia hanya mendengar suara teriakan dari salah satu korban.

"Dia (Danu) tidak mengetahui bagaimana para pelaku melakukan eksekusi ke para korban, namun setelah mendengar teriakan dari korban yang bernama Amel ini" ungkapnya.

Baca juga: PESONA Kecantikan KDL Finalis Putri Indonesia 2014, Punya Suami Lulusan Akpol dengan Karier Moncer

"Dia sempat masuk ke dalam dan melihat juga pelaku lain membenturkan kepala Amel ke dinding," sambungnya.

Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, kata Surawan, empat pelaku masih belum mengakui perbuatannya.

"Namun ada bukti yang kuat dari YH atau suami Tuti ini, kita temukan bercak darah di bajunya sehingga kuat dugaan kita bahwa YH ini sebagai pelaku sehingga kita lakukan penahanan bersama dengan MR," ucapnya.

Dalam kasus ini, Danu menjadi tersangka pertama yang menyerahkan diri ke Polda Jabar dan menceritakan semua peristiwa yang dialaminya saat itu.

"Menurut pengakuan, dia (Danu) bukan eksekutor. Jadi, sementara kita lakukan pengawasan dia di tempat khusus dan keluarganya juga kita berikan pengamanan," katanya.

Klik di sini untuk dapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

(Tribunhealth.com/TribunJabar.id)

Baca berita lainnya di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comPembunuhanKasus SubangSubangDanuYosepYosefAmaliaTutiIstrisuamipelakukorbanPolda Jabarjawa BaratReza Indragiripsikologi forensikpembunuhan ibu dan anak di Subangibu dan anakpolisi Phioruci Pangkaraya Anggy Umbara Inara Rusli Widi Astutik
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved