TRIBUNHEALTH.COM - Kanker serviks juga dikenal sebagai kanker leher rahim, adalah jenis kanker yang dimulai di leher rahim (serviks).
Kanker ini umumnya disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) dan dapat berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun.
Pada tahap awal, kanker serviks mungkin tidak menunjukkan gejala.
Gejala mungkin muncul ketika kanker sudah cukup besar, seperti pendarahan setelah hubungan seksual, pendarahan di antara periode menstruasi, nyeri panggul atau perut bagian bawah, dan penurunan berat badan.
Baca juga: VIRAL Sosok Habib Muhammad Alex Alhamid yang Fotonya Ramai Dipasang di Whatsapp Warganet
Kanker serviks adalah masalah kesehatan serius di Indonesia dan di seluruh dunia.
Data tahun 2019 menunjukkan bahwa dalam setiap jam 2 wanita Indonesia meninggal karena kanker serviks.

Dapat diartikan jika 50 wanita meninggal setiap hari akibat menderita kanker serviks.
Bahkan Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia dengan penderita kanker serviks paling banyak.
"Datanya menunjukkan bahwa ini ada kanker serviksnya sedemikian rupanya," ujar dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).
Sejak sebelum pandemi, pemerintah telah mencanangkan vaksinasi HPV gratis untuk anak perempuan yang berusia 9-13 tahun.
Baca juga: Cicil Utang KCJB ke China Selama 30 Tahun Rp 226 M per Bulan, Stafsus Menkeu Beri Tanggapan
Pemberian dosis vaksinasi HPV
dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) menjelaskan jika saat usia 9-13 tahun vaksin HPV diberikan pada anak perempuan sebanyak 2 kali.
Jarak pemberian vaksin pertama dan kedua adalah 6-12 bulan.
Sementara untuk usia 14-45 tahun diberikan vaksin HPV sebanyak 3 kali.
Jarak pemberian vaksin HPV pada usia ini adalah 0, 2 bulan, dan 6 bulan kemudian dari vaksinasi pertama.
Baca juga: Manfaat Luar Biasa Kurma Ajwa Bagi Kesehatan, Bisa Turunkan Kadar Kolesterol
"Karena ternyata menurut penelitian kalau usia 9-13 tahun itu antibodinya masih terbentuk dengan sangat bagus, sehingga cukup diberikan 2 kali.
Tapi 14 tahun keatas itu harus 3 kali.
Laki-laki itu ada penelitiannya sampai usia 9-26 tahun.
Sama, 9-13 tahun sebanyak dua kali. 14-26 tahun itu diberikan 3 kali," tutur dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).

Lantas apakah penderita kanker serviks bisa melakukan vaksinasi HPV?
Mengenai hal ini, dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) menanggapi jika fokus utama pada penderita kanker serviks bukanlah pada langkah pencegahan lagi.
Apabila sudah menderita kanker serviks, maka harus diobati terlebih dahulu karena upaya pencegahan sudah tidak berlaku.
Baca juga: Mengenal Batuk Rejan, Gejala Mirip dengan Flu dan Sangat Menular
"Kecuali kalau misalnya kanker, baru pra kanker namanya.
Kalau kita mengetahui itu kan pakai pap smear ya namanya ya," ulas dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).
Pap smear merupakan prosedur untuk mendeteksi kanker serviks atau kanker leher rahim pada wanita.
Menurut penjelasan dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) tindakan pap smear tidak menimbulkan rasa sakit sehingga sobat sehat tidak perlu khawatir.
Bahkan menurutnya pemeriksaan pap smear sangat nyaman dilakukan.
"Jadi kalau uda mikir pakai itu sakit enggak karena sekarang itu alatnya canggih-canggih jadi nggak sakit itu kita harus lakukan (pap smear) 1-3 tahun sekali," tambah dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM).
Baca juga: Pahami Penyebab Kaki Bengkak Pada Ibu Hamil, Dokter Sebut Sering Terjadi di Trimester 2 atau 3
dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) menambahkan jika pemeriksaan pap smear gratis dan bisa menggunakan BPJS.
Penjelasan ini disampaikan oleh dr. Theressia Handayani, M.Biomed (AMM) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Jogja program Bincang Kesehatan edisi 20 Februari 2023.