TRIBUNHEALTH.COM - PT. Pertamina kembali melakukan penyesuaian harga.
Inilah harga BBM terbaru per 1 Oktober 2023 di SPBU seluruh Indonesia yang berpeluang mengalami penurunan.
Ini berdasarkan kebijakan terbaru pemerintah melalui PT. Pertamina yang dipastikan melakukan penyesuaian harga BBM setiap awal bulan.
Pasalnya, parameter penetapan harga BBM berdasarkan kondisi harga minyak dunia.
Berdasarkan informasi terbaru, harga minyak turun sekitar 1 persen pada akhir perdagangan Jumat, 30 September 2023.
Hal ini dipicu lantaran para pedagang mengambil keuntungan usai harga melonjak ke level tertinggi 10 bulan.
Adapun di sisi lain, beberapa kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi bisa membebani permintaan minyak.
Baca juga: Risiko Serius Kebiasaan Merokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut
Diketahui sampai Kamis, 28 September 2023 harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2023 ditutup turun US dolar 1,17 atau 1,2 persen ke US dolar 95,38 per barel.
Dilansir dari laman TribunPontianak.co.id, harga Brent berjangka untuk kontrak pengiriman November berakhir pada haru Jumat, 29 September 2023.
Sementara harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2023 turun sekitar 1,3% dan ditutup di US dolar 93,10 per barel.
Sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2023 turun US dolar 1,97, atau 2,1 persen, menjadi US dolar 91,71 per barel.
Sebelumnya, kelangkaan pasokan dan persediaan mengangkat harga Brent bulan depan mencapai US dolar 97,69, tertinggi sejak November 2022.
WTI naik ke level tertinggi sejak Agustus 2022 di US dolar 95,03 per barel.
Baca juga: Belasan Tahun Alami Diabetes? dr. Zaidul Akbar Bagikan Solusi Ampuh dengan Lakukan Hal Ini
"Minyak sudah siap untuk mengalami kemunduran. Setelah turun beberapa dolar ke level US dolar 100, para pedagang energi dengan cepat mengunci keuntungan," Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analisis OANDA, mengatakan dalam sebuah catatan.
Beberapa pedagang khawatir harga minyak yang tinggi akan memicu inflasi, mendorong Federal Reserve dan bank sentral lainnya untuk tetap mempertahankan suku bunga tinggi.
"Minyak mentah kini menjadi katalis penurunan, karena investor memandang tingginya harga minyak sebagai alasan bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang direncanakan untuk mengekang inflasi," kata analis di perusahaan konsultan energi Gelber & Associates. dalam sebuah catatan.
Perekonomian AS mempertahankan laju pertumbuhan yang cukup kuat sebesar 2,1 persen pada kuartal kedua dan tampaknya telah mengumpulkan momentum pada kuartal ini dengan ketahanan pasar tenaga kerja yang mendorong kenaikan upah yang kuat.
Perkiraan pertumbuhan untuk kuartal Juli-September saat ini berada pada angka 4,9 persen.
Namun kuartal keempat bisa mengalami perlambatan tajam jika terjadi penutupan pemerintahan di AS pada 1 Oktober.
Pejabat Fed fokus pada ukuran harga super inti setelah menaikkan suku bunga acuan semalam sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 ke kisaran 5,25 persen - 5,50 persen.
Premi WTI bulan depan selama bulan kedua bertahan mendekati level tertinggi dalam 14 bulan untuk hari kedua.
Struktur pasar yang disebut backwardation terjadi ketika harga spot lebih tinggi dibandingkan harga di masa depan, sehingga memberikan sedikit insentif bagi perusahaan energi untuk membayar penyimpanan bahan bakar untuk beberapa bulan mendatang.
Baca juga: Bekas Luka Dapat Kembali Normal dengan Melakukan Perawatan Kecantikan DNA Salmon
Pada hari Rabu, data pemerintah menunjukkan stok di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan dan titik pengiriman minyak mentah berjangka AS, memperpanjang penarikannya.
"Penyimpanan di Cushing telah menyusut ke tingkat terendah dalam sejarah, menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam kemunduran kurva WTI," analis di Barclays, sebuah bank, mengatakan dalam sebuah catatan.
"Jika tidak ada guncangan permintaan, mungkin diperlukan penyempitan lebih lanjut selisih WTI-Brent agar terjadi perubahan signifikan dalam tingkat penyimpanan di Cushing," kata Barclays.
Tingkat minyak di Cushing telah merosot mendekati titik terendah dalam sejarah karena kuatnya permintaan penyulingan dan ekspor, sehingga memicu kekhawatiran mengenai kualitas minyak yang tersisa.
Sementara itu, pasokan AS yang terbatas juga telah mempersempit harga minyak Brent dibandingkan WTI, yang berada di dekat level terendah lima bulan setelah jatuh ke US dolar 2,87 per barel pada hari Rabu, yang merupakan level terendah sejak akhir April.
Baca juga: Hati-hati, Kandungan Air Kelapa Bakar Bisa Naikkan Gula, dr. Zaidul Akbar Anjurkan Minum Kelapa Ini
Turunnya persediaan minyak mentah AS mengikuti pengurangan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun oleh Arab Saudi dan Rusia, bagian dari OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.
Rusia mengatakan larangan ekspor bahan bakar akan tetap berlaku sampai pasar domestik stabil dan menyatakan bahwa pihaknya belum berdiskusi dengan OPEC+ mengenai kemungkinan peningkatan pasokan sebagai kompensasi atas larangan ekspor bahan bakar tersebut.
KLIK DI SINI untuk memastikan Harga BBM terbaru di SPBU seluruh Indonesia.