Breaking News:

Mengenal Gangguan Dismorfik Tubuh, Ini Penjelasan Psikolog Adib Setiawan

Remaja yang memasuki masa pubertas kerap kali mengalami gangguan ini, simak penjelasan Adib Setiawan

Editor: Ahmad Nur Rosikin
health.kompas.com
ilustrasi kesehatan mental remaja 

TRIBUNHEALTH.COM – Bagi sebagian orang mempunyai kekurangan pada tubuh menjadi salah satu hal yang cukup mengganggu.

Pada dasarnya semua orang mempunyai kekurangan tersendiri pada tubuh atau fisiknya.

Namun ternyata rasa kekurangan itu bisa menyebabkan kesehatan mental kita terganggu.  

Gangguan dismorfik tubuh (Body Dysmorphic Disorder) adalah gangguan mental yang ditandai oleh perspepsi yang tidak realistis terhadap cacat atau ketidaksempurnaan pada penampilan fisik seseorang.

Orang dengan gangguan dismorfik tubuh cenderung sangat terobsesi dengan ketidaksempurnaan yang mereka percayai pada penampilan mereka, dengan cara memeriksa berulang kali, merias dengan berlebihan, atau mencari konfirmasinya orang lain tentang kekhawatiran mereka.

“Seseorang penderita BDD adalah seorang yang mempunyai penyakit mental sehingga terganggu hingga cemas akan kekurangan yang dimiliki didirinya. Seperti contohnya, hidung pesek, rambut keriting, ataupun warna kulit yang tidak seperti yang diinginkan,” Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak di Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. pada saat berbincang di acara Beauty Health yang disiarkan secara live streaming, Kamis 21 September 2023.   

Baca juga: Hilangkan Stres yang Melanda dengan Menerapkan 7 Tips Berikut, Salah Satunya Mendengarkan Musik

Ilustrasi eksehatan mental remaja
Ilustrasi eksehatan mental remaja (Pixabay)

Gangguan dismorfik tubuh dapat juga muncul pada remaja.

Pada masa remaja, sering kali gejala ini muncul selama masa pubertas, ketika perubahan fisik yang terjadi dalam tubuh mereka.

Mereka yang mengalami penyakit ini mungkin lebih terobsesi dengan menilai standar kecantikan yang sangat tidak realistis.

Hidup di zaman modern ini menjadikan media sosial sering kali menjadi tempat di mana orang memposting foto maupun video untuk penampilan terbaik mereka. 

2 dari 2 halaman

“Memang benar bahwa media sosial dapat mempengaruhi yang sangat signifikan terhadap gangguan dismorfik tubuh,” lanjutnya.  

“Tetapi jangan ambil negatifnya saja, yang penting tampil percaya diri kembangkan apa yang bisa menjadi potensi kamu, karena bukan fisik saja yang segalanya, meskipun ganteng atau cakep tapi kalo banyak bengong nya, ya mending fisik nya biasa biasa tapi tidak bengong aja,” ujarnya.

(Tribunhealth.com/Nur Rima Dzul Arsyl)

Selanjutnya
Tags:
RemajaKesehatan MentalMedia SosialPsikologAdib Setiawan S.Psi. M.Psi. Ade Bhakti Bluesky Zoya Amirin
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved