TRIBUNHEALTH.COM - Sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) merupakan kelainan bawaan pada organ reproduksi wanita.
Kondisi ini secara umumnya ditandai tidak normalnya atau tidak berkembangnya vagina sehingga melibatkan kelainan pada rahim.
MRKH membuat proses konsepsi dan kehamilan menjadi lebih rumit bagi wanita yang mengalaminya.
Setiap kasus MRKH dapat berbeda dalam tingkat keparahan sampai cara pengobatannya.
Bagaimana cara seorang wanita tanpa rahim bisa mempunyai anak?
Baca juga: Pentingnya Mengenali Sindrom MRKH, Kelainan Tidak Adanya Rahim pada Perempuan
Ada beberapa opsi yang dapat dipertimbangan untuk memiliki anak melalui DNA sendiri menurut Dokter Spesialis Obgyn Subspesialis Uroginekologi, dari RS dr. Moewardi Surakarta, dr. Yudhistya Ngundi Insan Ksyatria.
Dalam program Healthy Talk edisi Sabtu 16 September 2023 itu, dr. Yudhistya Ngundi Insan Ksyatria menjelaskan 2 cara yang biasanya dilakukan agar wanita MRKH bisa memiliki keturunan.
Penggunaan pengganti rahim atau Ibu surrogacy

“Ibu surrogacy atau bisa disebut ibu pengganti, nah ini tentang menggabungkan antara sel sperma dan sel telur yang akan dititipkan ke ibu pengganti hingga bisa dilahirkan di dunia, tetapi untuk di Indonesia ini belum diperbolehkan, karena masih adanya etika yang ada,” jelasnya.
Untuk wanita yang tidak memiliki rahim, opsi ibu pengganti (surrogacy) adalah pilihan yang bisa dipertimbangkan.
Dalam hal ini seperti yang diterangkan oleh dr. Yudhistya Ngundi Insan Ksyatria bahwa sel telur wanita MRKH dan sel sperma pasangan akan ditempatkan ke dalam rahim wanita lain yang menjadi ibu pengganti.
Baca juga: Ada Banyak Penyebab Gangguan Menstruasi atau Haid, Stres Fisik dan Psikis Ternyata Berpengaruh
Transplantasi vagina

Transplantasi vagina adalah prosedur medis yang melibatkan pemindahan vagina dari seseorang donor ke penerima yang membutuhkan.
“Yang kedua, dengan transplantasi vagina ke perempuan mempunyai sindrom MRKH tersebut, nah biasanya punyanya ibu atau neneknya yang sudah menophose. Tetapi untuk tranpalasi tersebut setau saya ada di 2 dunia yakni di negara swedia dan turki,” terangnya.
(TribunHealth.com/ Nur Rima Dzul `Arsyl)