TRIBUNHEALTH.COM - Kerokan adalah salah satu praktik pengobatan tradisional yang populer di beberapa budaya, terutama di Indonesia.
Ini melibatkan penggunaan ujung benda tumpul, seperti uang logam, untuk menggosok kulit dan menciptakan lebam atau luka ringan.
Dalam pengobatan tradisional, kerokan dianggap dapat membantu menghilangkan angin dalam tubuh dan mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti masuk angin.
Namun, perlu diingat bahwa praktik ini tidak didukung oleh bukti medis yang kuat, dan dapat memiliki dampak negatif.
Hal ini serupa dengan berita viral belum lama ini soal bayi yang dikerok menggunakan koin.
Baca juga: Para Wanita Harus Lebih Waspada, Minuman Ini Bikin Susah Hamil hingga Mengganggu Kesuburan
Sebelumnya beredar video di media sosial TikTok yang memperlihatkan pengasuh bayi mengerok punggung balita yang masih berusia 13 bulan menggunakan uang koin seribu.
Peristiwa ini tentu menyita netize usia ibu bayi yang bernama Tia mencuitkan kondisi punggung sang buah hati melalui akun TikTok pribadinya, @tia.rochman.
Pada postingan yang ia unggah tampak lima slide foto punggung bayi memerah karena dikerok oleh pengasuhnya tanpa sepengetahuan sang ibu.
Dilansir dari laman Serambinews.com, kejadian ini diketahui oleh sang ibu sesaat setelah pulang bekerja.
Ketika ditanya oleh pengasuhnya, terungkap jika punggung bayi memerah lantaran dikerok menggunakan koin.
Baca juga: Hati-hati, Gangguan Ereksi Berhubungan dengan Kesehatan Jantung dan Otak
Akibatnya, sang bayi terus-menerus menangis karena merasa sakit setelah dikerok.
Menurut pengakuan pengasuh, Bibi, punggung bayi tersebut dikerok ketika ibu dari bayi tersebut berangkat kerja.
Bayi bernama Baim itu tidak seperti biasanya, ia rewel dan lemas. Lalu sang pengasuh mengira bayi tersebut masuk angin.
Tanpa pikir panjang, sang pengasuh langsung kerokin punggung bayi tersebut hingga memerah kebiruan menggunakan koin.
Penjelasan dokter soal punggung bayi yang dikerok
Dilansir dari Kompas.com, dokter spesialis anak Prof Soedjatmiko, menurutnya bayi yang punggungnya dikerok bisa menimbulkan bahaya.
Pasalnya, kulit bayi masih tipis.
Ia menyatakan, punggung bayi yang masih lemah akan rentan terluka saat dikerokin.
Baca juga: Kementerian Desa Buka Banyak Lowongan CPNS & PPPK 2023 untuk Berbagai Posisi, Apa Itu Kemendes PDTT?
Soejatmiko menjelaskan, kulit bayi yang tipis membuatnya mudah lecet jika terkena benda keras.
Kulit yang lecet akan mudah terkena kuman.
Selain itu, ia menambahkan, bayi akan merasa perih saat kulit yang lecet terkena air atau keringat.
Tidak hanya kerokan, ia bahkan tidak menganjurkan anak untuk di pijat dengan ditekan berlebihan.
Baca juga: dr. Richard Lee Bagikan 7 Tips Memilih Skincare yang Benar, Nomor 3 Tak Banyak Orang Tahu
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
(Tribunhealth.com/Serambinews.com)
Baca berita lainnya di sini.