TRIBUNHEALTH.COM - Kebakaran akibat flare prewedding di kawasan Bukit Teletubis, Bromo, terus meluas., bahkan sudah merambat ke wilayah Malang dan Pasuruan.
Terbaru, bahkan terbentuk tornado api di area yang terbakar.
Bahkan akibat fenomena ini, kabarnya pipa air yang mengalir ke 6 desa rusak dan tidak berfungsi.
Video kebakaran yang menjadi tornado api ini viral di media sosial.
Baca juga: Sarapan Penting untuk Penderita Diabetes, Menu yang Tepat Bisa Mencegah Lonjalan Gula Darah
Tak hanya muncul sekali

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan menjelaskan, tornado api itu muncul beberapa kali di lokasi yang sama.
"Karena ada kobaran api, tornado itu juga menggulung api," kata dia saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (11/9/2023).
Menurutnya kejadian tersebut lumrah terjadi di kawasan sabana ketika musim kering dan panas.
Tornado api itu membuat risiko penyebaran api jauh lebih besar.
"Sampai saat ini, titik api menyebat ke wilayah bukit Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan," kata dia.
Baca juga: Bobol Gerai Starbucks saat Subuh, 2 Perampok Cuma Dapat Uang Rp 32 Ribu, Kasus Tetap Diusut Polisi
Fenomena dust devil: pusaran kecil tapi kuat

Penjelasan BMKG Juanda Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Juanda Teguh Tri Susanto mengungkapkan, fenomena tornado api yang muncul merupakan fenomena dust devil.
Pusaran dari fenomena ini tergolong kecil namun kuat.
Fenomena itu terjadi ketika udara kering dan sangat panas.
Ketidakstabilan terjadi di permukaan tanah dan naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya.
Udara kering itu membentuk aliran berupa pusaran yang membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya, termasuk api seperti yang terjadi di Bromo.
"Namun objeknya dominan api, hal tersebut terjadi karena ada pemanasan udara oleh api," ungkapnya.
“Fenomena ini umum terjadi di tanah lapang yang minim hambatan. Karena udara panas menimbulkan pusat tekanan rendah dan menyebabkan terbentuknya pusaran udara dari udara di sekelilingnya yang lebih dingin,” ucapnya.
Baca juga: Gadis 8 Tahun Pamer Penghasilan Rp 5 Juta, Ibu Kaget Ternyata Sang Putri Jadi Bandar Judi di Sekolah
Pipa air ke 6 desa rusak

Kebakaran tersebut mengakibatkan pipa pengairan yang berfungsi menyalurkan air ke enam desa menjadi rusak, dilansir TribunTrends.com.
"Bahkan malah lebih Dari enam desa di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo.
Pipa tersebut menyalurkan air untuk kebutuhan warga dari pariwisata," ujar Kasi Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Wilayah I, Didit Sulastyo.
Kebakaran Ini, lanjut Dodi, juga berdampak kepada distribusi air Bersih.
Pasalnya, ada beberapa pipa yang rusak Terbakar.
Pihak BPBD kemudian membantu menyediakan air untuk masyarakat.
Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana telah mengerahkan lima Puluhan orang untuk memadamkan kebakaran di padang sabana itu.
Hingga saat ini, petugas masih berusaha memadamkan api yang terus merembet ke kawasan TNBTS di wilayah Malang dan Pasuruan.
Sumber: Kompas.com, TribunTrends.com
(TribunHealth.com)