TRIBUNHEALTH.COM - Kualitas udara menjadi konsentrasi semua pihak beberapa waktu terakhir.
Makin buruknya kualitas udara yang dihirup menjadi masalah yang patut untuk segera di selesaikan.
Sama hal nya bagi Ibu dan Anak, udara yang buruk akan menghambat proses tumbuh kembangnya.
Berdasarkan penelitian yang terbaru menurut dr. Rudy Ciulianto, Sp.A yang merupakan dokter anak di Kehamilan Sehat Karang Tengah, juga sebagai salah satu staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana, dampak polusi bagi tumbuh kembang anak, bisa meyebabkan gangguan kognitif.
Baca juga: Tips Penting Mengobati Asma saat Serangan Datang, Mulai dari Cara Alami Hingga Penanganan Dokter
Bahkan dampak lainnya bisa menyebabkan adanya gangguan ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder) hingga autism.
Dampak lainnya polusi udara dapat menganggu sistem pernafasan anak yang tengah bertumbuh dan berkembang.
Oleh karena itu anak-anak dikatakan sebagai kaum yang rentan terutama menghadapi permasalahan udara.
Dokter Rudy juga menyampaikan fungsi dan kerja sistem pernapasan anak belum optimal dan belum bisa menyaring zat-zat polutan sehingga zat-zat nya gampang mengendap di paru-paru.

Paparan jangka panjang polusi udara bisa mempengaruhi perkembangan sistem pernapasan anak bahkan memicu alergi, bronkitis, infeksi saluran napas hingga keganasan
Anak-anak juga dikatakan rentan karena terlihat dari aktifitas yang tinggi diluar rumah.
Baik itu aktifitas biasa atau yang olahraga dan sebagainya.
Selain itu, frekuensi pernapasan mereka lebih cepat dari orang dewasa.
Jadi udara yang anak-anak hirup lebih banyak dari orang dewasa.
Baca juga: 8 Cara Atasi Gerd, Kunyah Permen Karet hingga Meninggikan Kepala saat Tidur
Jadi kalau memang udara banyak polusinya, artinya polutan yang mereka hirup lebih banyak dari orang biasa.
Makanya mereka termasuk kelompok yang high risk atau kelompok rentan.
Bahkan dari sisi ibu hamil, polutan udara bisa berdampak bagi kesehatan ibu hamil dan janin.
Seperti menyebabkan terjadinya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, bahkan kognitif dan perkembangannya dapat terganggu.
Dampak bahaya polusi udara ini memang sangat berpengaruh, oleh karena ini masalah ini harus segera diselesaikan.
Dokter Rudy saat sesi wawancara menyampaikan bicara polusi udara sebetulnya banyak zat kimia yang berbahaya yang ada di udara.
Mulai dari karbon monoksida atau semua zat racun yang ada di asap tentunya untuk jangka panjang bisa memicu alergi, infeksi bahkan sampai keganasan seperti tumor atau kanker.
Sudah banyak penelitian mengatakan hal yang sama.
Bahkan angka kejadian infeksi saja kita di dunia yang pertama itu pneumonia, lalu paru kronis, dan ketiga asma.

Penyakit pneumonia itu menjadi yang nomor satu lalu asma yang kedua.
Angka kejadian pneumonia ini juga menjadi meningkat pesat sejak adanya polusi.
Pasien dokter Rudy lebih banyak datang dengan keluhan batuk pilek di beberapa bulan terakhir.
Dokter Rudy saat ditanyai mengenai apakah ada kaitan antara polusi udara dengan kasus ASMA di Indonesia?
"Ada, angka ISPA dan pneumonia meningkat. Dari kasus yang ada di Indonesia, pneumonia menjadi kasus tertinggi atau terbanyak yang menyerang secara keseluruhan keduanya asma."
"Kalo global, asma menjadi nomor 3. Kejadian asma karena termasuk zat allergian akan memicu gejala asma. Bahkan asap rokok, asap bakaran, bakaran sampah, vape, tergolong menjadi zat polutan."
"Wangi-wangian itu bisa memicu terjadinya asma."
“Solusi untuk orang tua yang pertama, sebisa mungkin membatasi aktivitas anak di luar rumah kalo memang indeks udaranya lagi gak baik-baik saja."
"Usahakan aktivitas didalam rumah dengan memastikan ventilasi berfungsi dengan baik, intinya kita meminimalisir paparan dia terkena polutan, lalu jika harus bepergian, cari rute atau jalan yang lebih sepi kalau memungkinkan, selanjutnya ajari anak pakai masker saat bepergian atau keluar rumah.” ucap dr Rudy.
Baca juga: dr Zaidul Akbar Imbau Makan Beraneka Warna dan Rasa, Salah Satunya Seperti Makanan Berikut
Hal lain yang bisa disiapkan, cukupi asupan nutrisi untuk anak, jadi tidak mudah. terkena penyakit.
Vaksin juga bisa dilengkapi, seperti vaksin pneumonia, influenza.
Vaksin juga tidak bisa menyembuhkan 100 persen, hanya memberikan antibodi supaya anak tidak mudah terkena penyakit jadi ada tameng.
Gejalanya bisa lebih ringan ketika sudah diberikan vaksin. Pastikan juga nutrisi ke si anak optimal. (Tribunhealth.com)