TRIBUNHEALTH.COM - Belum lama ini tengah viral video yang memperlihatkan bocah SD yang tidak mempunyai kaki dan tangan sedang disuapi oleh teman sekelasnya.
Video itu viral di media sosial, khusunya TikTok dan Instagram.
Melansir Surya.co.id, bocah SD itu bernama Reski, siswa SD Inpres Salutowwa, Gowa, Sulawesi Selatan.
Setelah video tersebut viral, ternyata guru-guru SD Inpres Salutowwa sempat merasa khawatir mengenai Reski akan menjadi korban bully teman ataupun orang lain.

Baca juga: TBC pada anak dan Orang Dewasa Sebenarnya Sama atau Tidak? Ini Kata Dr. dr. Rini Savitri
Wali kelas Reski, Sukiati mengatakan, bocah SD itu siswa baru di sekolah tersebut. Reski baru masuk awal pekan lalu.
"Awalnya, kami khawatir, awalnya kami takut ada yang bully toh. Tapi, ternyata tidak. Anak-anak di SD saya menerima dengan senang. Jadi, kami guru-gurunya juga senang," ucap Sukiati, dikutip dari Tribun Jakarta.
Begitu Reski diterima di sekolah tersebut, para guru sudah memberitahukan kepada siswa lainnya mengenai kondisi fisik bocah tujuh tahun itu.
Para guru meminta siswa lain untuk tetap merangkul Reski tanpa membeda-bedakan.
"Akhirnya anak-anak senang setiap hari ada yang jajan berikan uang."
"Kalau seumpama orang tuanya ndak ada di kelas dia sudah istirahat ibu guru dengan anak-anak yang lain yang angkat kan dia tidak bisa turun di kursinya harus diangkat," pungkasnya.
Baca juga: SELAMAT Lansia Dapat Rp 600 Ribu, Ini Cara Cek Bansos BLT PKH Bulan Agustus 2023
Kisah lain tentang bocah SD
Kisah lain mengenai bocah SD yang sempat viral, adalah siswi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, yang mati-matian latihan gerak jalan demi menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke-78.
Namun, kerja kerasnya sia-sia lantaran hanya terpilih menjadi cadangan.
Kisah bocah SD itu akhirnya viral setelah wali kelasnya, Irawati Abdulllah, curhat di akun Facebook pribadinya, Minggu (13/8/2023).
Irawati Abdullah menceritakan kisah muridnya sudah mati-matian latihan gerak jalan, namun ujung-ujungnya hanya bisa menonton di pinggir jalan, karena berada di posisi cadangan.
Dalam unggahan Irawati tampak muridnya mengenakan seragam sekolah dasar (SD) sembari melihat barisan peserta lomba gerak jalan jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-78.
Baca juga: Tidur Mendengkur Jadi Sebuah Tanda Adanya Masalah Kesehatan, Terutama pada Tenggorokan
Iramawati juga menyampaikan kekecewaan atas keputusan pihak sekolah yang tidak mengikutkan muridnya ke dalam barisan lomba gerak jalan.
Padahal, kata Irma, muridnya sudah berlatih selama sebulan.
"Kecewa banget sama sekolahnya. Katanya sekolah percontohan. Tapi tidak punya hati nurani. Masa tega-teganya anak sudah latihan selama satu bulan. Sudah korban waktu, tenaga, dan materi. Tapi pas hari H nya cuman dibilang cadangan dan disuruh ikut di belakang," tulisnya.
Irawati juga menceritakan, muridnya hanya ingin mengikuti lomba gerak jalan seperti temannya yang lain.
"Tega-teganya mu kasih begitu, anak-anak cuman mau jalan di belakang orang gerak jalan. Cuman mau mu kasih down hatinya anak ku. Mana hati nurani mu ibu-ibh cantik," keluhnya.
"atw gara2 beli sepatu diluar BKN disekolhmu mkx muank tirikn ankku,knp klu SDH cukup ank2 knp MSI diikutkan jg latihn,MSI musuru beli berlengkpn.guru tak berperasaan,"
Baca juga: Jangan Salah, Kekurangan Vitamin Bisa Menyebabkan Rambut Rontok
"Kasihan sekali anak ku kasian. Tahan malu tahan air mata. SD percontohan tapi bikin kecewa," sambungnya.
Kata Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SDN 231 Padang Sappa Hj Isra, menanggapi video viral yang perlihatkan seorang murid tak ikut gerak jalan karena dilarang.
Kepala Sekolah SDN 231 Padang Sappa Hj Isra pun membantah tuduhan kalau anak tersebut tak diikutkan karena tak memiliki sepatu.
"Tidak benar kalau gara-gara tidak beli sepatu di sekolah," tegasnya.
Dirinya menambahkan, anak tersebut memang masuk ke dalam barisan cadangan.
"Iye, memang benar kalau anak kita itu masuk ke dalam cadangan gerak jalan. Karena kita memang sudah siapkan 1 orang putri dan 1 orang putra saat lomba gerak jalan," jelasnya, Minggu (13/8/2023).
Kata Isra, anak tersebut ikut di belakang tim gerak jalan sekolahnya.
Namun tetiba orang tua anak tersebut menariknya keluar di dalam barisan.
"Sebelum masuk memang langsung ditarik sama orang tuanya," tutupnya.
Baca juga: Cuma Dapat Mangkuk dari Mantan Mertua, Wanita Ini Menangis Tahu Harga Aslinya
Tanggapan Kadisdik
Saat dikonfirmasi Tribunluwu.com Kadis Pendidikan Hasbullah pun sudah mengetahui kejadian tersebut.
Menurutnya, tindakan yang diambil guru di SD 231 Padang Assempereng di Kelurahan Padang Sappa, Kecamatan Ponrang keliru.
"Sekolah anak kita itu SD 231 Padang Assempereng. Saya sudah tegur itu guru dan kepala sekolahnya. Tindakan seperti itu tidak dibenarkan.
Lewat Korwil, saya sudah sampaikan, unruk menegur kepala sekolahnya," tuturnya.
Kata Hasbullah, alasan anak tersebut tidak diikutkan karena sepatu yang ia kenakan tidak sesuai.
"Alasannya karena sepatu. Kami sudah terangkan dari awal. Jangan sekali-kali memberatkan orang tua siswa. Makanya pakai seragam sekolah," tambahnya.
Baca juga: Wanita di Tiongkok Hilang 17 Tahun Akhirnya Ditemukan, Keluarga Kaget Ternyata Ada di Sini
Berbuah Manis
Selang hanya satu hari, Irawati Abdullah kini mengabarkan bahwa putrinya mendapat kesempatan untuk masuk dalam peserta gerak jalan indah dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke 78 tahun.
Tentunya, kesempatan itu membuat Irawati Abdullah bahagia dan lega anaknya medapatakan posisi jadi peserta gerak jalan.
"Bismillahirrahmanirrahim
Terima kasih BPK/ ibu guru yg tlh memberi kesempatan ank cantiku ikut pada posisinya
Semangatki nak, Bahagiamu nak bahagiaku juga," tulis Irawati Abdullah dalam facebook, pada Senin, (14/8/2023).
Irawati juga berpesan agar wali siswa dan pihak sekolah dalam saling berkomukasi untuk ke depannya.
Ia juga berharap agar pihak sekolah menghentikan aturan bagi siswanya dijadikan sebagai pasukan cadangan utuk lomba gerak jalan.
"Semoga jd pembeljrn bagi Qt smua perluhnya komunikasi guru,ank n org tua
Stop cadang2n baris berbaris klu dekatji yg dpt merusak mental n jiwa ank n ortu
Mksih yg tak terhingga buat keluarga,nitezen n temn2 fbq yg SDH berbagi suka n duka dgn kami," pungkas Irawati.
(TribunHealth.com)