TRIBUNHEALTH.COM - Hipertensi merupakan kondisi yang bisa terjadi pada ibu hamil.
Bahkan tekanan darah tinggi dapat terjadi meski sebelumnya ibu hamil tidak memiliki riwayat hipertensi.
Karenanya, ibu hamil diharuskan rutin kontrol tekanan darah.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS Nirmala Suri Sukoharjo, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG menjelaskan berbagai dampak jika ibu hamil tak kontrol tekanan darah.
"Seorang ibu hamil yang tidak terpantau tensinya ini sangat berbahaya sekali," katanya ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.
Baca juga: Dokter Obgyn Jelaskan Ibu Hamil Bisa Mengalami Hipertensi meski Sebelumnya Tak Punya Riwayat
"Apalagi kalau memang seorang ibu hamil ini cenderung ke arah suatu preeklamsia."
"Karena seorang ibu hamil yang dengan preeklamsia ini akan bermanifestasi klinis ringan sampai dengan berat."
Kondisi terbilang ringan jika tensi hanya meningkat namun tidak disertai gejala lain.
Meski demikian, preeklamsia juga bisa berat hingga membahayakan janin dan ibu.
Baca juga: Mimisan Parah Tanpa Penyebab yang Jelas? Waspada, Bisa Jadi Tanda Hipertensi
"Kondisi itu misalnya bisa terjadi suatu bengkak... Paling berat ada bisa terjadi suatu eklamsia ataupun kejang," papar dr. Bambang.
"Kemudian komplikasi pada janinnya apa?"
"Komplikasi pada janin bisa terjadi pertumbuhan janin terhambat."
"Jadi kalau seorang ibu hamil tidak memeriksakan diri untuk mengontrol kehamilannya, ini sangat berisiko sekali pada seorang ibu hamil dengan tensi yang tinggi. Karena bisa manifestasi klinis pada seorang ibu dan bakal calon janinnya," tandasnya.
3 jenis hipertensi pada ibu hamil
Hipertensi bsia terjadi selama kehamilan, baik ada riwayat darah tinggi ataupun tidak.
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS Nirmala Suri Sukoharjo, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG.
Ketika menjadi narasumber Healthy Talk Tribunnews, dr. Bambang juga menjelaskan jenis-jenis hipertensi pada ibu hamil.
Dia menyebut hipertensi pada ibu hamil ada 3 jenis, yakni hipertensi gestasional, kronis, dan preeklamsia.
Hipertensi kronis
Hipertensi kronis adalah hipertensi yang terjadi sebelum kehamilan dan berlanjut saat hamil.
Dalam artian, ibu hamil memang sudah mengalami kondisi ini sebelumnya.
"Kalau hipertensi kronis ini adalah suatu hipertensi yang memang sebelum kehamilan itu terjadi peningkatan tekanan darah," kata dr. Bambang.
"Jadi awalnya sebelum hamil seorang ibu itu mempunyai tensi tinggi kemudian berlanjut sampai dengan persalinan tensinya tetap tinggi, itu dikatakan suatu hipertensi kronis."
Baca juga: Mudah Marah dan Stres Dapat Memperberat Kondisi Ibu Hamil yang Mengalami Hipertensi
Hipertensi Gestasional
Pada hipertensi gestasional, terjadi peningkatan tekanan darah ibu pada usia kehamilan 20 minggu.
Padahal sebelumnya tekanan darah terbilang normal.
"Hipertensi gestasional jadi yaitu ibu hamil yang memang tensinya itu pada saat sebelum hamil itu normal."
"Kemudian pada usia kehamilan 20 minggu itu terjadi peningkatan tensi tapi tidak disertai dengan gejala-gejala yang lain."
Pada kasus ini, setelah persalinan tekanan darah ibu akan kembali normal.
Preeklamsia
Sementara preeklamsia adalah meningkatnya tekanan darah pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu disertai gejala-gejala lainnya.
"Kemudian kalau suatu preeklamsia itu adalah suatu tekanan darah yang meningkat pada kehamilan lebih dari 20 minggu disertai dengan pemeriksaan laboratorium itu adanya suatu gejala preeklamsia," kata dr. Bambang.
"Salah satunya adalah protein urea, ataupun secara klinis kita bisa menemukan misalnya bengkak pada kaki, ataupun pemeriksaan tambahan lain."
"Misalnya pemeriksaan laboratoriumnya itu ada fungsi hati yang meningkat atau fungsi ginjalnya yang meningkat," pungkasnya.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)