Breaking News:

Dokter Obgyn Jelaskan Ibu Hamil Bisa Mengalami Hipertensi meski Sebelumnya Tak Punya Riwayat

dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG memberikan penjelasan mengenai kondisi hipertensi saat hamil

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Kompas.com
ilustrasi seorang ibu hamil yang mengalami hipertensi, simak penjelasan dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG mengenai proses melahirkan pada ibu hamil yang alami hipertensi 

TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS Nirmala Suri Sukoharjo, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG memberikan penjelasan mengenai kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil.

Hal itu dia paparkan ketika menjadi narasumber program Healthy Talk TribunHealth.com.

Kepada TribunHealth.com, dr. Bambang Ekowiyono menyebut seorang ibu hamil bisa mengalami tekanan darah tinggi meskipun sebelumnya normal dan tidak memiliki riwayat kondisi ini.

"Kejadian tekanan darah tinggi ini bisa terjadi pada seorang ibu hamil dengan tekanan darah yang normal, bisa terjadi namanya hipertensi gestasional," katanya.

Baca juga: Mimisan Parah Tanpa Penyebab yang Jelas? Waspada, Bisa Jadi Tanda Hipertensi

Ilustrasi seseorang yang melakukan cek tekanan darah
Ilustrasi seseorang yang melakukan cek tekanan darah (kompas.com)

Hipertensi gestasional didefinisikan sebagai tekanan darah yang meningkat pada usia kehamilan 20 minggu.

Namun kondisi ini umumnya akan kembali normal setelah persalinan.

"Jadi, pada seorang ibu hamil pada saat trimester pertama kadang-kadang dilakukan pemeriksaan tensinya normal."

"Kemudian kok pada trimester kedua ataupun ketiga terjadi peningkatan tensi, itu dinamakan suatu hipertensi gestasional," penjelasan dr. Bambang lebih lanjut.

Baca juga: Mudah Marah dan Stres Dapat Memperberat Kondisi Ibu Hamil yang Mengalami Hipertensi

ilustrasi seseorang yang mengalami hipertensi
ilustrasi seseorang yang mengalami hipertensi (pixabay.com)

Selanjutnya, ketika ibu hamil sudah mengalami hipertensi maka perlu dicari penyebabnya, apakah disertai preeklamsia atau tidak.

"Ini pun perlu dilakukan telaah apakah ada suatu protein urea."

2 dari 3 halaman

"Jadi, protein urea adalah dari pemeriksaan laboratorium pada urine ditemukan adanya suatu protein."

"Kalau ditemukan hasilnya positif, itu menandakan suatu hipertensi dengan preeklamsia. Jadi, itu disebut dengan suatu preeklamsia," paparnya.

Faktor risiko

ilustrasi anak yang mengalami diabetes melitus
ilustrasi anak yang mengalami diabetes melitus (bali.tribunnews.com)

Baca juga: 5 Tips Mengatur Pola Makan untuk Penderita Diabetes, Porsi Makan Tidak Boleh Terlalu Besar

Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi selama kehamilan.

Misalnya, dr. Bambang menyebut faktor keluarga, penyakit diabetes melitus, ataupun memang ada riwayat hipertensi.

"Kemudian kira-kira faktor apa saja faktor risiko untuk terjadinya suatu hipertensi. Terjadinya suatu hipertensi biasanya pada kasus-kasus salah satunya memang ada riwayat preeklamsia pada keluarganya," katanya.

Ilustrasi suntik insulin pada pengidap diabetes atau kencing manis
Ilustrasi suntik insulin pada pengidap diabetes atau kencing manis (pixabay.com)

"Itu juga bisa mempengaruhi terjadinya peningkatan tensi."

"Kemudian memang ada suatu penyakit metabolik pada ibunya misalnya ada DM. Ataupun ibu hamil itu tadi memang ada riwayat hipertensi sebelumnya. Itu juga bisa menyebabkan terjadi hipertensi pada kehamilan."

"Bagaimana untuk menilai suatu hipertensi? Suatu hipertensi bila tekanan darahnya itu minimal 140/90 itu sudah dikatakan suatu hipertensi. Apalagi misalnya kok terjadi kenaikan tensi 150/90 kita perlu waspada," pungkasnya.

Dapatkan produk kesehatan di sini

3 dari 3 halaman

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

 

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comibu hamilhipertensidr. Bambang EkowiyonoNirmala SuriDokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved