Breaking News:

Upaya yang Harus Dilakukan jika Anak Terdiagnosa Anemia

Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A anemia akibat kekurangan zat besi lebih banyak dialami oleh sang buah hati.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay.com
Ilustrasi anak yang alami anemia terlihat lemas, begini penuturan Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A 

TRIBUNHEALTH.COM - Selain anak-anak, rupanya kelompok lain yang berisiko tinggi mengalami anemia adalah kelompok remaja yang berusia 10-19 tahun.

Apalagi remaja perempuan yang memasuki fase menstruasi.

Adapun salah satu faktor yang meningkatkan risiko anak mengalami anemia adalah pemenuhan gizi yang kurang tepat.

"Jadi itu tadi ya, praktik pemberian MPASInya kadang-kadang kurang tepat.

Ibu-ibu kita masih lebih banyak mengandalkan sumber-sumber pemberian dari nabati dan sayur.

Sayur itu sehat, harus ada setiap hari.

Tetapi jangan sampai melupakan sumber dari protein hewani," jelas Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A.

Lalu bagaimana cara agar anak yang mengalami anemia tetap dapat memenuhi indikator tumbuh kembangnya?

Baca juga: Mahasiswi Kedokteran Ditemukan Tewas Dengan Mulut Berbusa di Kamar Indekos Semarang

- Apabila sudah terdeteksi seorang anak menderita anemia, maka harus segera diberikan terapi.

Ilustrasi anemia pada anak karena kekurangan zat besi, begini ulasan Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A
Ilustrasi anemia pada anak karena kekurangan zat besi, begini ulasan Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A (kompas.com)

Perlunya untuk mencari tahu terlebih dahulu penyebab anemia yang dialami anak dan sesegera mungkin untuk dilakukan terapi.

2 dari 4 halaman

Anemia yang diulas oleh Tribunhealth.com dalam artikel ini adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi.

dr. Devie menerangkan jika anemia akibat kekurangan zat besi lebih banyak dialami oleh sang buah hati.

Baca juga: Pernah Hina Tubuh Nagita Slavina 10 Tahun Lalu, Artis Ini Malu dan Sebut Mulutnya Seperti Comberan

"Jadi kalau anak kita sudah terdeteksi menderita anemia dan sudah didiagnosis menderita kekurangan zat besi maka kita berikan suplementasi zat besi.

Memang agak lama, jadi kita berikan antara 4 sampai 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan zat besi di dalam tubuh," jelas Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A.

- Apabila terdeteksi keterlambatan tumbuh kembang, maka harus segera dikejar dengan melakukan stimulasi tumbuh kembang.

Hal ini agar penderita anemia dapat mengejar anak-anak lain yang tidak menderita anemia.

BERITA LAIN >>> Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi Anemia di Indonesia, Begini Kata Dokter Spesialis Anak

Ilustrasi anemia pada anak, begini paparan Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A
Ilustrasi anemia pada anak, begini paparan Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A (Pixabay.com)

Ternyata anemia tak hanya terjadi pada orang dewasa saja, bahkan kondisi ini juga bisa terjadi pada anak-anak.

Ada anggapan yang tumbuh subur di masyarakat yang menganggap jika anemia bisa diturunkan dari seorang ibu bahkan bisa terjadi sejak di dalam kandungan.

Lantas benarkah hal ini?

3 dari 4 halaman

Terkait hal ini, dr. Devie Kristiani, Sp.A yang merupakan Dokter Spesialis Anak memberikan tanggapannya.

Baca juga: ASN DKI WFH dan Tetap Diawasi, BKD DKI: Jangankan Mudik, Masak Sambil Pakai Daster Juga Tak Boleh

"Istilahnya bukan diturunkan ya, tetapi lebih berisiko terhadap anemia karena kandungan zat besi dari ibu yang hamil atau ibu juga mengalami anemia kekurangan zat besi.

Sehingga anaknya juga sangat rentan untuk menderita anemia kekurangan zat besi juga," jelas dr. Devie.

Berdasarkan data terakhir, prevalensi anemia pada anak-anak di Indonesia kurang lebih sebesar 50 persen.

Anemia yang diderita anak akibat kekurangan zat besi.

Sementara untuk anemia karena penyebab lain juga ada, namun lebih rendah dibandingkan anemia karena kekurangan zat besi.

Penyebab anemia di Indonesia masih tinggi, apakah berhubungan dengan pemerintah?

Jika berbicara mengenai anemia, maka tidak hanya membahas mengenai pencegahan anemia pada anak-anak.

Namun tentu saja pencegahan pada remaja perempuan.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang menggalakkan screening anemia pada remaja perempuan.

4 dari 4 halaman

Hal ini agar saat remaja perempuan memasuki usia produktif, kemudian hamil dan memiliki anak tidak akan lagi menderita anemia.

Ilustrasi anemia yang dialami anak-anak, begini pemaparan Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A
Ilustrasi anemia yang dialami anak-anak, begini pemaparan Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A (Pixabay.com)

Ini adalah salah satu cara dari pemerintah untuk memutus rantai anemia.

Menurut dr. Devie, screening dilakukan pada remaja putri pada usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selain screening, pemerintah juga memberikan tablet zat besi pada para remaja wanita.

Dokter Spesialis Anak di Indonesia juga menganjurkan pemberian zat besi pada anak berusia 4 bulan atau 6 bulan.

Baca juga: Luna Maya Dikabarkan Dilamar Maxime Bouttier, Reaksinya Disorot dan Enggan Beri Tanggapan

"Jadi kita berikan suplemen zat besi agar tidak lagi anak-anak kita menderita anemia.

Karena ini sangat berpengaruh ke tumbuh kembang," tandas Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

Penjelasan Dokter Spesialis Anak, dr. Devie Kristiani, Sp.A dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 13 Juli 2023.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lainnya di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comanemiadr. Devie KristianiDokter Spesialis Anak
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved