TRIBUNHEALEH.COM - Kasus guru PAUD di Banjarmasin yang menganiaya murid hingga patah tulang sempat viral di media sosial.
Kasus itu mencuat saat ibu korban speak up di media sosial pada 28 Mei 2023 silam.
Terbaru, bahkan sosok guru PAUD tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Namun dirinya kembali menjadi sorotan lantaran belakangan ini ketahuan masih aktif mengajar meski statusnya tersangka.
Ibu korban kembali bersuara lewat akun Instagram pribadinya, @rizkaahmadireal.
Dirinya mengatakan bahwa sang guru kini masih aktif mengajar di sekolah, sebagaimana dilansir TribunBengkulu.
"Sejatinya tidak ada yang kebal hukum, tapi mata seluruh Indonesia melihat sangata nyata!! Saya orang tua korban. Tolong saya @disdik_banjarmasin @ibnusina @pamanbirin_mu," tulis @rizkaahmadirela, Senin (21/8/2023).
Baca juga: Kronologi Warga Ponorogo Menjarah Truk Bawang Merah, Pemilik Rugi Jutaan Rupiah, Bupati Turun Tangan
"Bahkan tersangka kekerasan balita masih bekerja di sekolah paud itu, pelaku kejahatan masih bekerja, ini lelucon macam apa. Tersangka Kasus kekerasan Balita Paud di Banjarmasin," tulisnya lagi.
Dia pun mengaku bingung dengan situasinya saat ini.
"Kemana lagi saya sebagai masyarakat biasa minta pertolongan atas tindakan kejahatan yayasan besar ini kepada anak balita saya," ungkapnya.
Dia juga menyebut bahwa suami pemilik PAUD tersebut merupakan pejabat di Dinas Pendidikan.
"Jangan benarkan kekerasan anak dalam bentuk apapun terlebih di dunia pendidikan @didik_banjarmasin, saya sadar suami yang punya PAUD pejabat di dinas pendidikan, tapi apapun itu tolong saya, jangan dibenarkan kekerasan balita PAUD ini, tersangka sudah ditetapakn @ppa_poldakalses per 7 Agustus 2023," jelasnya.
Kronologi

Penganiayaan anak oleh guru PAUD ini diduga karena sang anak menyandarkan bada pada guru tersebut.
Kemudian oknum guru tersebut bertanya pada saksi siapa yang menyandarkan badan padanya, lantas dijawab oleh saksi mata jika yang menyandarkan badan pada guru tersebut adalah E, bocah 4 tahun.
Mengetahui hal tersebut kemudian oknum guru itu menarik tangan kiri E kemudian mendorong badan E ke lantai keramik hingga E mengalami kesakitan.
Akibat hal itu, E mengalami patah tulang bahu sebelah kanan.
Selain itu, sendinya juga geser akibat penganiayaan ini.
Baca juga: Kisah Keluarga Hidup di Hutan, 40 Tahun Terisolasi dari Dunia Modern, Plastik Transparan Dikira Kaca
Trauma
Akibat kejadian ini, E mengalami trauma berat.
Dirinya terpaksa menunda melanjutkan pendidikannya ke jenjang TK.
Dalam unggahan di akun instagram pribadinya @Rizkaahmadireal, Rizka Ahmadi menceritakan kondisi dari sang anak yang menjadi korban penganiayaan.
"Gimana kondisi anak Zen?" tanya Kasubdit 4 PPA Polda Kalimantan Selatan
"Untuk fisik Elzam alhamdulillah bu sehat, tapi unutk psikis nya masih trauma bu, jadi tahun ini tidak kami sekolahkan kan tk, karena masih sangat takut dengan sekolah bu, Ulun bikin kelas kecil dirumah bu, jadi pelan-pelan kami terapu juga setiap hari sekolah seperti sekolah tk, meskipun masih sangat takut sama lagu-lagu tk, gpp pelan-pelan kami obati traumanya," jelas Rizka Ahmadi melalui akun instagram pribadinya @rizkaahmadireal, Minggu (30/7/2023).
Sekolah sempat menutup kasus, diberi uang Rp 1 juta

Pihak sekolah rupanya sempat berusaha menutup rapat kasus ini.
Bahkan, pihak sekolah juga pernah memberikan uang sebagai ganti rugi ke orangtua korban sebesar Rp 1 juta.
Sebelumnya, Rizka telah meminta pihak PAUD untuk menceritakan kejadian sebenarnya dan memberitahukan nama guru PAUD yang terlibat.
Namun, yang diterima oleh Rizka adalah uang sebesar 1 juta Rupiah yang masuk ke rekening suaminya.
Baca juga: 8 Arti Tangisan Bayi, Tak Cuma karena Lapar dan Ngompol, Bisa Jadi karena Ingin Dipeluk
Rizka merasa sangat sedih dan kecewa karena pihak sekolah tidak memberikan penjelasan atau permintaan maaf atas kejadian itu.
Dia merasa hatinya hancur karena tulang bahu anaknya patah, namun uang sejuta Rupiah dianggap seakan cukup untuk mengatasi masalah tersebut.
"Tapi ulun sangat sedih dan kecewa pihak sekolah tidak ada memberi penjelasan atau minta maaf atas kejadian itu. Sampai siangnya di hari Jumat itu juga setelah ulun dari Polda dan UPTD PPA kami ditf tiba2 1 juta tanpa kami menginformasikan nomor rekening," tulis @rizkaahmadireal.
"Ya rabb, anak ulun ini patah tulang bahu lo, buat apa sejuta ini. ulu kd minta minta uang buhan pian ibu guru. hancur hati ulun patah tulang bahu dihargai 1 jt ini buat apa," sambungnya.
Kepsek Sebut Anaknya Jatuh

Orangtua dari bocah yang dianiaya guru PAUD di Banjarmasin mengaku jika awalnya pihak sekolah mengatakan bahwa sang anak jatuh.
Padahal, kenyataannya sang anak dianiaya oleh oknum guru PAUD hingga mengakibatkan tulang sang anak bergeser.
Kasus penganiayaan murid yang dilakukan salah satu oknum Guru di Banjarmasin saat ini masih menjadi sorotan dari berbagai pihak.
Terbaru, kini sang anak berinisial EL masih mengalami trauma yang luar biasa usai dianiaya sang gurunya sendiri.
Rizka juga mengaku awalnya pihak sekolah tidak mau jujur dan mengatakan bahwa sang anak jatuh bukan dianiaya.
(TribunHealth.com)