TRIBUNHEALTH.COM - Apakah benar menggunakan dua kondom sekaligus lebih efektif untuk mencegah kehamilan?
Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup populer dan dinilai efektif mencegah kehamilan.
Selain mencegah kehamilan, kondom juga berfungsi mencegah penyakit menular seksual.
Alat kontrasepsi yang berbahan lateks atau poliuretan ini digunakan untuk menutupi penis.
Jika satu kondom saja bisa memberikan efektivitas hingga 98 persen untuk cegah kehamilan, bagaimana jika menggunakan dua kondom sekaligus?
Baca juga: Waktu Terbaik Makan Buah, Sebelum atau Sesudah Makan?
Tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa menggunakan dua kondom sekaligus saat sesi bercinta bisa memberikan perlindungan ekstra.
Dikutip dari The Journal of Human Sexuality, memakai dua kondom sekaligus justru dapat menyebabkan peningkatan gesekan, yang meningkatkan kemungkinan robekan kondom.

Para profesional medis menilai memakai dua kondom sekaligus bisa meningkatkan gesekan antar kondom saat berhubungan seks.
Hal ini bisa meningkatkan peluang kondom untuk robek.
Akibatnya, kondom bisa bocor sehingga efektivitasnya dalam mencegah kehamilan akan berkurang.
Tak hanya itu saja, menggunakan dua kondom sekaligus akan menyebabkan kondom tidak terpasang dengan benar pada penis.
Hal ini juga meningkatkan peluang kebocoran.
Pemilihan ukuran kondom yang pas sangat penting untuk memaksimalkan fungsinya dan menjaga kepuasan bercinta.
Baca juga: Selfie Terakhir Penumpang Pesawat Jatuh di Jalan Raya Malaysia, Senyum Lebar di Dalam Jet Pribadi
Sejarah kondom
kondom primitif terbuat dari kulit yang tipis usus binatang yang dipakai oleh orang-orang Roma dan Mesir kuno agar terhindar dari penularan penyakit kelamin.
Menurut Charles Panati, dalam bukunya Sexy Origins and Intimate Things, sarung untuk melindungi penis telah dipakai sejak berabad silam.
Sejarah menunjukkan orang-orang Roma, mungkin juga Mesir, menggunakan kulit tipis dari kandung kemih dan usus binatang sebagai "sarung".
Kondom primitif itu dipakai bukan untuk mencegah kehamilan tapi menghindari penyakit kelamin.
Sedangkan untuk menekan kelahiran, sejak dulu pria selalu mengandalkan kaum perempuan untuk memilih bentuk kontrasepsi.
Baca juga: Malaysia Memastikan 10 Korban Pesawat Jatuh di Selangor Tewas, Terungkap Ada Anggota Dewan
Perubahan signifikan dengan apa yang kini dikenal sebagai kondom terjadi di tahun 1500-an masehi.
Kala itu Gabriella Fallopia, dokter dari Italia, membuat sarung linen yang berukuran pas dan melindungi permukaan kulit penis.
Tujuannya untuk mencegah penyakit sifilis.
Kemudian di tahun 1600-an, seorang dokter kerajaan Inggris yang bernama dr. Condom atau Earl Condom, mulai memperkenalkan corong untuk menutupi penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin.
Ada pendapat yang mengatakan nama kondom diambil dari nama dr. Condom tersebut.
Dalam perkembangannya, kondom memang terus mengalami evolusi bentuk dan penyesuaian agar tujuan utamanya mencegah kehamilan tak diinginkan dan penularan penyakit bisa tercapai.
Selain itu, kondom kekinian juga dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kenikmatan dalam berhubungan seks antar pasangan. (Tribunhealth.com/Kompas.com)