Breaking News:

Begini Tindakan yang Harus Segera Dilakukan jika Penis Patah, Simak Ulasan Dokter

Menurut Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS penis patah tidak akan menyebabkan kematian, namun akan memengaruhi kehidupan seksual.

health.kompas.com
ilustrasi penanganan pada penis patah, begini paparan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS 

TRIBUNHEALTH.COM - Apakah sobat sehat pernah menjumpai seseorang yang mengalami patah penis?

Kondisi ini memang jarang terjadi.

Mr P patah adalah kondisi darurat medis yang perlu ditangani segera untuk menghindari terjadinya komplikasi, salah satunya adalah disfungsi ereksi permanen.

Lalu bagaimana penanganan penis patah?

Apabila sobat sehat mengalami perdarahan dan bengkak maka harus diberi obat.

Namun jika sudah lama sampai 3 atau 6 bulan ke atas maka harus dilakukan tindakan (operasi) dengan mengambil darahnya.

Kondisi ini memang tidak menimbulkan kematian, tetapi tentu akan memengaruhi kehidupan seksual.

Baca juga: Penis Tidak Bisa Dipijat dengan Teknik Apapun, Ada Beberapa Risiko yang Dapat Terjadi

dr. Binsar menambahkan jika ada suatu masalah yang dikenal sebagai injeksi intra-cavernosal atau melakukan suntikan pada Mr P.

Tindakan ini ditujukan agar penisnya tegang.

"Hari ini sudah nggak lagi dipergunakan (injeksi intra-cavernosal).

2 dari 4 halaman

Jadi kalau ada obat sudah kelihatan gagal, jalan pintasnya di injeksi itu penisnya kiri kanan.

Ada efek sampingnya, (penis) kagak bisa lemes begini terus (tegang).

Tapi punya efek lama-lama busuk penisnya.

Ibaratnya seperti jari kita dikasih karet dan diikat, pucat kan lama-lama.

Nah itu dia," ucap Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.

Ilustrasi penis sehat, begini penuturan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
Ilustrasi penis sehat, begini penuturan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS (Pixabay.com)

Perlu menjadi informasi jika injeksi intra-cavernosal bisa menyebabkan penis mengalami pembusukan lantaran penis tegang terus-menerus.

Tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan mengambil dan membuang darah yang ada di penis.

Injeksi tersebut mengakibatkan pembuluh darah terbuka dan tidak ada relaksasi lagi.

Ada pasien dr. Binsar yang mengalami impotensi kemudian dilakukan injeksi intra-cavernosal dan berhubungan seksual dengan banyak wanita akibat sebelumnya tidak pernah bisa ereksi.

Namun begitu selesai berhubungan intim, penisnya tidak bisa lemas kembali.

Baca juga: 5 Makanan yang Bikin ASI Melimpah Agar Semangat Mengasihi Sang Buah Hati, Para Ibu Harus Tahu!

3 dari 4 halaman

Sehingga harus dilakukan tindakan bedah dengan mengambil darah dari penis yang diinjeksikan tersebut.

Pasalnya kondisi tegangnya penis bisa berulang terjadi.

"Bukan trauma ya, tapi ada obat yang diinjeksikan ke dalam penis itu," jelas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.

>> BERITA LAIN: Penis Tidak Bisa Dipijat dengan Teknik Apapun, Ada Beberapa Risiko yang Dapat Terjadi <<<

TRIBUNHEALTH.COM - Mungkin banyak sobat sehat yang penasaran apakah memijat penis aman untuk dilakukan.

Perlu menjadi informasi, memijat penis adalah salah satu tindakan yang menyebabkan penis bisa patah.

Menurut penjelasan dr. Binsar, penis tidak bisa dipijit meskipun dengan teknik apapun.

ilustrasi memijat penis, begini kata Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
ilustrasi memijat penis, begini kata Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS (freepik.com)

Adapun risiko yang bisa ditimbulkan akibat memijat penis, yaitu:

- Penggumpalan darah

- Pecah pembuluh darah

4 dari 4 halaman

Pecahnya pembuluh darah mengakibatkan terjadinya pendarahan.

Apabila sudah terjadi pendarahan, maka syaraf penis akan rusak.

- Ereksi hilang

dr. Binsar mengatakan jika terdapat banyak kasus yang sudah diterimanya akibat masalah bekas pemijatan.

Akibat pemijatan tersebut penis pasien mengalami pembengkakan dan pembuluh darahnya menjadi pecah.

Baca juga: Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Jika Digigit Anabul untuk Mencegah Infeksi

"Dipijat gede banget, bengkak, pecah pembuluh darahnya.

Pertanyaannya, seberapa lama darah itu diserap, ndak maksimal.

Lalu pertanyaannya, darah yang sudah menggumpal itu akhirnya bagaimana.

Ya gitu-gitu aja disitu.

Harus operasi (tindakan yang bisa dilakukan).

Kalau sudah dalam jangka waktu lama, darah itu gumpal, tertanam di bawah kulit penis, ya sudah harus tindakan pisau (pembedahan) dan diambil.

Kalau enggak begitu, gede karena pecah pembuluh darah," kata dr. Binsar.

Bahkan dr. Binsar juga mengingatkan untuk berhati-hati karena penis merupakan organ yang rentan.

Namun kalau ereksinya keras seperti mentimun artinya bagus.

Adapun derajat kekerasan penis, yaitu:

- Derajat 1 seperti tape

- Derajat 2 seperti isi pisang

- Derajat 3 seperti sosis

- Derajat 4 seperti mentimun

Ilustrasi derajat ereksi pria seperti sosis, begini kata Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS
Ilustrasi derajat ereksi pria seperti sosis, begini kata Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS (Pixabay)

"Jadi kalau penis ini patah, itu sebetulnya istilah awam.

Tetapi pada dasarnya adalah trauma yang menyebabkan pembuluh darah penis itu mengalami pecah.

Sehingga bentuknya bisa bengkok, bisa membesar begitu.

Kalau tiba-tiba penis terkena trauma bunyi kretek, dia (Mr P) tidak akan patah yang bagaimana.

Tetapi intinya adalah dia pecah pembuluh darah.

Itu bisa diluruskan tidak masalah kecuali dipotong.

Tapi kalau sudah terpotong susahlah, " lanjut dr. Binsar.

Baca juga: BAHAGIA Gaji PNS Naik, Menteri Keuangan Tambah Upah Kurang dari Sejuta Diluar Gapok, Ini Kisarannya

Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Edukasi Seksual edisi 22 Desember 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lainnya di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comViralberita viralPenis patahdr. Binsar Martin SinagaMedical Sexologist Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved