Breaking News:

Benar atau Tidak, Jika Makin Tua Akan Makin Mudah Merasakan Nyeri?

Keluhan nyeri tentunya pernah dirasakan oleh hampir semua orang. Nyeri bisa terjadi karena tubuh sudah memberikan alarm atau peringatan.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
health.kompas.com
ilustrasi seseorang yang mengalami nyeri pinggang 

TRIBUNHEALTH.COM - Jika merasakan nyeri, maka terdapat sesuatu di dalam tubuh kita.

Adanya nyeri sebagai alarm atau peringatan untuk mendeteksi ada tidaknya syatu bahaya (penyakit) di dalam tubuh.

Benar atau tidak, jika makin tua akan makin mudah merasakan nyeri?

Dokter spesialis bedah saraf, dr. Ibnu Benhadi menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Kompas.com.

"Sebenarnya ambang nyeri atau kualitas nyerinya sama ya. Tapi cuma dengan bertambahnya usia, itu struktur tubuh yang bisa mentrigger nyeri itu makin bertambah," kata dr. Ibnu Benhadi.

ilustrasi seseorang yang mengalami nyeri pinggang
ilustrasi seseorang yang mengalami nyeri pinggang (health.kompas.com)

Baca juga: Sebenarnya Rasa Nyeri Itu Apa Sih? Simak Penjelasan dr. Ibnu Benhadi Sp.Bs

Contoh, ketika masih muda sendi-sendi elastis dan masih bagus juga masih kuat. Lari 10 km pun masih kuat, dan tidak menimbulkan nyeri.

"Misalnya kita lari, metabolisme otot-ototnya juga cepat, asam laktat gak gampang ngumpul. Jadi habis lari jauh biasa aja. Tapi setelah usia lanjut, pembuluh darah pada nyempit, elastisitas pembuluh darah dan sendi-sendi juga udah mulai berkurang, itu mentrigger munculnya nyeri," lanjutnya.

Kayak orang kram aja misalkan, aliran darah di ototnya, pembuangan sisa-sisa metabolisme, asam laktat bertambah, pegel. 'Orangtua kok lebih sering dipijit sih?' baru jalan sedikit udah minta diurut. Sebenarnya bukan masalah nyerinya yang berubah, tapi ya karena fisiknya atau onderdilnya, faktor usia sudah mulai banyak keluhan," imbuh dr. Ibnu.

Baca juga: dr. Ermawati: Untuk Menentukan Derajat Nyeri Perlu Dilakukan Pemeriksaan MRI

Berarti sebenarnya kita bisa ya sampai tua pun tetap sehat?

"Iya bisa. Itu dia, makanya dianjurkan untuk selalu rajin olahraga. Minimal secara rutin lah, jalan sehat. Itu akan menjaga kekuatan jantung, atau menjaga kestabilan aliran darah, tekanan darah, elastisitas dari sendi-sendi dan kekuatan tulang itu akan tetap terjaga. Selama menjaga bagus dan optimal, InsyaAllah ya gak akan muncul keluhan-keluhan nyeri-nyeri tadi," jelas dr. Ibnu.

2 dari 2 halaman

Apakah rasa nyeri bisa menjadi indikator bahwa kita perlu melakukan pemeriksaan ke dokter?

"Iya. Kalau seandainya nyeri itu tidak hilang secara otomatis ya, tidak hilang sendiri, itu berarti ada suatu kelainan gangguan yang lebih permanen atau lebih berat. Tapi kalau misalkan hanya capek, ada timbunan sisa metabolisme numpuk di otot, pegel, trus dikasih koyo, dikasih balsem, istirahat, kaki dinaikin trus ilang, it's oke. Itu memang suatu siklus kondisi metabolisme yang bisa hilang sendiri," katanya.

Tapi kalau nyeri itu sudah berhari-hari bahkan berminggu-minggu dengan segala macam usaha tetap yidak hilang, itu harus dicari sumbernya," pungkas dr. Ibnu.

Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com, bersama dengan dr. Ibnu Benhadi, Sp.Bs (K). Seorang dokter spesialis bedah saraf dari Brain and Spine Center RS Bunda Menteng.

(TribunHealth.com/PP)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comnyeriusia mudaLansia
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved