TRIBUNHEALTH.COM - Apakah aneurisma merupakan kondisi yang umum atau termasuk langka?
Dokter spesialis bedah saraf, dr. Abrar Arham menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Kompas.com.
"Frekuensi aneurisma ini memang tidak sebanyak frekuensi stroke yang lain ya. Tapi angakanya di Indonesia pertahun diperkirakan sekitar ada 20.000 sampai 25.000 orang yang menderita aneurisma pecah. Cukup banyak sebenarnya dengan populasi sebesar kita gitu," ujar dr. Abrar Arham

Baca juga: Ketahui Penyebab Utama Aneurisma dan Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukam
Bisakah aneurisma dideteksi sejak dini?
"Sangat bisa. Jadi satu-satunya cara untuk mendeteksi aneurisma adalah pertama dengan brain check up. Brain check up itu melakukan skrining seperti MRI atau MRA atau CT-Scan untuk mengevaluasi pembuluh darah otak kita," lanjutnya
"Nanti di situ akan kelihatan pembuluh darah yang akan pecah, ada aneurisma. Dan sebaiknya direat sebelum pecah," imbuhnya
Itulah pentingnya meng-encourage, terutama pada usia di atas 40 atau 50 tahun melakukan brain check up.
"Apabila ada kelaurga, orangtua, ayah atau ibu atau saudara kandung yang menderita pecah pembuluh darah otak sebelumnya, maka disarankan saudara kandung atau anak kandung melakukan check up lebih sering," kata dr. Abrar
Baca juga: Apa yang Dimaksud Aneurisma Otak? dr. Abrar Arham Sampaikan Penjelasannya
Aneurisma otak itu adalah penipisan setempat dari dinding pembuluh darah otak yang menyebabkan pembuluh darah menjadi menggelembung, menipis, dan sewaktu-waktu bisa pecah.
"Jadi seperti kalau kita menyalakan kran pada selang air, lalu selangnya kita pegang, kita tutup, maka selang air itu akan menggembung, membesar dan sewaktu-waktu kalau tekanannya tinggi bisa pecah," jelasnya
Akibat penipisan pembuluh darah atau aneurisma ini, tidak perlu tekanan darah yang tinggi untuk pecah.
Dua pemicu pecahnya pembuluh darah yaitu:
- Tekanan darah tinggi
Misalnya tekanan daah normal kita 120/80, jika tekanan darah naik sampai 200, maka pembuluh darah bisa pecah secara spontan.
- Aneurisma
Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com, bersama dengan dr. Abrar Arham Sp.BS(K). Seorang dokter spesialis bedah saraf dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
(TribunHealth.com/PP)