TRIUBUNHEALTH.COM - Seorang wanita tidak bisa berkata-kata lagi ketika hampir semua jarinya diamputasi, baik kaki atau tangan.
Padahal awalnya dia datang ke rumah sakit dengan keluhan diare.
Memang sejak awal diagnosis dan tindakan yang dilakukan pihak RS dirasa kurang tepat.
Dilansir TribunHealth.com dari Daily Star, berikut ini fakta-faktanya.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Anak Diare, Penuhi Asupan Cairan dan Waspadai Gejala Komplikasi

Awalnya dia mengeluhkan diare parah.
Wanita berusia 30 tahun dari Chon Buri, Thailand, itu dilarikan ke pusat medis pada 12 April.
Setelah diketahui memiliki tekanan darah sangat rendah, dia langsung menjalani perawatan darurat, lapor Thaiger .
Suaminya, Chai, mengatakan kepada media lokal bahwa dokter memberi tahu istrinya menderita gagal ginjal dan perlu cuci darah.
Dia diberi formulir persetujuan untuk USG dupleks karotid.
Meskipun istrinya tampak tidak yakin tentang operasi tersebut, Chai memberi lampu hijau kepada staf medis.
Baca juga: Pesawat Jatuh di Hutan Amazon, Ibu Korbankan Diri agar 4 Anaknya Mudah Ditemukan Tim Penyelamat

Tapi Chai, 42, terkejut mengetahui kemudian bahwa istrinya malah menjalani operasi usus buntu.
Istri Chai tetap di rumah sakit hingga 20 April setelah prosedur tersebut.
Selama waktu itu suami yang bersangkutan berkata bahwa istrinya tidak diperiksa oleh dokter mana pun karena hari libur setempat.
Seiring waktu, Chai melihat kondisi istrinya mulai memburuk.
Jari tangan dan kakinya menjadi hitam dan dia tampak tidak responsif selama percakapan, mendorong dokter untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Akhirnya ditemukan wanita itu menderita sepsis, infeksi darah serius yang dapat menyebabkan kadar oksigen anjlok.
Baca juga: Batu Ginjal Pria Ini Lebih Besar dari Ginjalnya Sendiri, Anehnya Masih Tetap Berfungsi Normal

Dalam upaya untuk menyelamatkan nyawanya, dokter mengamputasi semua jari tangan kanannya, beberapa jari dari tangan kirinya, dan semua jari kakinya.
Wanita itu keluar dari rumah sakit pada 26 April, tetapi pasangan itu masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Rumah sakit tersebut mengatakan kepada media lokal bahwa mereka mengakui keseriusan situasi tersebut dan berencana untuk mengadakan pertemuan dengan pasangan itu untuk mengatasi masalah mereka.
Seorang pengguna media sosial, yang mengaku berprofesi sebagai dokter, juga berusaha menjelaskan kondisi wanita tersebut.
Baca juga: Dokter Kaget Lihat Hasil Rontgen Balita Ini, Ada Gumpalan 40 Permen Karet dalam Perut, Kok Bisa?
"Saya menduga wanita itu mungkin mengalami syok hipovolemik, yang menyebabkan penurunan tekanan darahnya," tulis mereka.
"Untuk mencegah kematiannya, dokter memberikan Levophed, obat yang digunakan untuk menaikkan tekanan darah.
“Sayangnya, salah satu efek samping dari obat ini adalah sirkulasi darah yang terganggu ke jari tangan dan kaki.
"Namun, itu adalah tindakan yang diperlukan mengingat keadaan."
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)