Breaking News:

Trend dan Viral

Tanggapan Kemendikbud Soal Polemik Wisuda TK-SMA yang Bikin Orang Tua Ngeluh di Media Sosial

Belum lama ini, bertebaran keluhan para orang tua yang merasa repot akan kegiatan wisuda yang akan diadakan mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA.

Penulis: dhiyanti.nawang | Editor: dhiyanti.nawang
Kompas.com
Ilustrasi wisuda 

TRIBUNHEALTH.COM - Sedari dahulu, wisuda menjadi momen yang ditunggu saat berada di jenjang perkuliahan.

Namun saat ini momen itu mulai tergeser dan juga dilakukan di jenjang pendidikan lain mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA.

Ternyata hal ini membuat para orang tua resah.

Belum lama ini, bertebaran keluhan para orang tua yang merasa repot akan kegiatan wisuda.

Perdebatan pun terjadi hingga pihak Kemendikbud bereaksi.

Baca juga: PILU 3 Balita Peluk Jenazah Ibu hingga Lemas & Dehidrasi, Begini Cara Balita Bertahan Hidup

Dikutip Tribunhealth.com dari laman Bangkapos.com keramaian soal wisuda yang minta dikembalikan hanya untuk yang lulus kuliah diunggah salah satu akun Twitter dengan username @schfess.

Disebutkan dalam unggahan itu, jenjang TK, SD, SMP, dan SMA dinilai tidak perlu mengadakan wisuda. Berikut narasinya:

"Kembalikan wisuda hanya untuk lulus kuliah. TK, SD, SMP, dan SMA tidak perlu wisuda." Sch! Gimana menurut kalian gais.

Unggahan tersebut telah tayang sebanyak 1,8 juta kali, disukai 25.400 akun Twitter, dan dibagikan 1.700 kali.

Sebelum cuitan tersebut viral, keramaian soal wisuda jenjang TK juga pernah dibahas pada 2022.

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Melakukan Suntik Vitamin C? Begini Penjelasan Dokter Kecantikan

2 dari 4 halaman

Dilansir dari Kompas.com, seorang warganet bahkan meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatur wisuda anak sekolahan.

"Pak Menteri bisa nggak bikin aturan melarang "wisuda-wisudaan lengkap pakai toga ini itu? TK wisuda. SD wisuda. SMP wisuda. SMA wisuda. Nggak ada makna, kek becandaan semua jadinya," tulis akun ini.

Ilustrasi wisuda
Ilustrasi wisuda (Kompas.com)

Hal yang menjadi pertimbangan menurut pengunggah adalah biaya wisuda selama jenjang sekolah yang dianggap memberatkan orangtua.

Di sisi lain, wisuda dianggap sebagai selebrasi yang dulu hanya terlaksana di tingkat perguruan tinggi, bukan sejak TK seperti saat ini.

Tanggapan Kemendikbudristek

Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Anang Ristanto buka suara terkait sekolah'>polemik wisuda jenjang sekolah.

"Kegiatan wisuda dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP, hingga SMA merupakan kegiatan yang opsional," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (13/6/2023).

Ia menjelaskan, Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 menyebut kegiatan bersama antara satuan pendidikan yang melibatkan orangtua harus didiskusikan dengan komite sekolah.

"Kemendikbudristek mengimbau agar pihak sekolah dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan komite sekolah dan persatuan orangtua murid dan guru (POMG)," lanjut dia.

Hal ini dilakukan untuk menentukan pilihan yang terbaik untuk setiap sekolah yang tentu tidak membebani pihak orang tua.

Baca juga: Suntik Vitamin C Dapat Dilakukan Pada Semua Usia dengan Indikasi Khusus, Begini Penjelasan Dokter

3 dari 4 halaman

Menurut pengamat pendidikan sekaligus pendiri Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma, pelaksanaan wisuda memang sebaiknya tidak membebani wali murid.

"Sekolah tidak boleh memaksakan program wisuda tersebut karena memang memberatkan orang tua," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (13/6/2023).

Ia menyebut, komite sekolah dan kepala sekolah hanya boleh melaksanakan wisuda jika orangtua murid menyatakan mampu dan bersedia.

Sementara itu, Satria mengungkapkan kalau budaya wisuda memang sejak dulu lebih umum diadakan untuk lulusan perguruan tinggi.

"Iya betul, tanda tuntas pendidikan formalnya, mau memasuki dunia karier," ujarnya.

Menurut Ina, wisuda merupakan bentuk penghargaan atas kerja keras para pelajar yang menyelesaikan pendidikan dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.

Meski begitu, ia menyebut, wisuda tingkat sekolah baru menjadi kebiasaan di Indonesia mulai tahun 2000-an.

"Awalnya sepertinya untuk lucu-lucuan saja. Anak-anak TK pake topi wisuda difoto lucu. Tapi makin lama makin heboh," lanjutnya.

Menurut Ina, pelaksanaan wisuda seharusnya cukup diadakan secara meriah setelah anak lulus kuliah.

"Wisuda berlebihan di tahapan TK, SD, SMP, dan SMA berpotensi menurunkan makna kerja keras jangka panjang (saat sekolah)," tegas dia.

4 dari 4 halaman

Wisuda sekolah tidak boleh berlebihan Ina menuturkan, wisuda tingkat sekolah diadakan untuk menghargai usaha anak selama sekolah maupun keinginan orang tua.

Baca juga: Mitos atau Fakta Duduk Terlalu Lama Jadi Penyebab Nyeri Lutut? Dokter Spesialis Saraf Menanggapi

Ia tidak melarang pelaksanaan selebrasi tersebut.

Namun, seharusnya tidak perlu berlebihan dan jangan hanya seremonial.

"Harusnya lebih menampilkan aksi nyata para siswa selama di bangku pendidikan, dampaknya apa bagi sekitarnya," lanjutnya.

Menurut Ina, ini bisa lebih memberikan kepuasan atas pencapaian dan memotivasi siswa berkarya di jenjang selanjutnya.

Selain itu, acara wisuda sebaiknya dilakukan sederhana.

Baca juga: Anal Seks adalah Perilaku yang Sehat atau Tidak? Ini Beragam Risiko Anal Seks

Tidak perlu sewa kostum wisuda, bahkan sewa ruangan hotel.

"Mari berlomba karya dan dampak sosial, bukan berlomba kemewahan dan kemeriahan acara kelulusan," tegasnya.

Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lainnya di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comWisudaKemendikbudristekKemendikbudorang tuakeluhandi media sosialTwitterpolemik wisuda jenjang sekolahsekolahSMPSMA Rassya Hidayah
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved